Categories: Berita

RR: Musuh Demokrasi Bukan Radikal Radikul tapi Samboisme

[Berita]  Kasus kejahatan Ferdy Sambo terhadap ajudannya, Brigadir Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, membuka tabir-tabir yang ada di institusi Polri.

Bagi tokoh nasional Rizal Ramli, sudah selama kurang lebih dua bulan rakyat memelototi kasus kejahatan Sambo yang ternyata bukan hanya terkait pembunuhan Brigadir J, tapi merembet ke pengumpulan dana politik melalui sektor-sekor kejahatan seperti judi.
“Saya sebut gejala ini sebagai Samboisme. Kenapa? Karena pembunuhannya ini ada beberapa dimensi dari Samboisme ini,” ujar Rizal Ramli dalam diskusi virtual Total Politik bertajuk “Kasus Sambo di Jalan Politik” pada Jumat (26/8).
Sosok yang kerap disapa RR ini mengibaratkan Samboisme pada dasarnya memiliki pola operasi seperti Polisi rahasia di Iran. Kelompok itu bernama Safak yang bergerak pada masa sebelum Revolusi Iran oleh Khomeini.
“Safakisme di Iran, Samboisme di Indonesia. Tujuannya apa? Untuk memonitor oposisi, membunuh, menyiksa, mengadu domba dan sebagainya. Waktu itu yang diincer Islam-Islam yang di bawah Khomeini,” paparnya.
Sepengetahuan Rizal Ramli, Safakisme mencari pendanaan dari hal-hal yang tidak benar alias kejahatan.
“Itu baru bisa dihancurkan oleh apa yang disebut dengan revolusi mahasiswa, barulah akhirnya terbuka,” sambungnya.
Pun dalam kasus Sambo, mantan Manko Ekuin era Presiden RI keempat Abdurrahman Wahid ini mengungkapkan tentang kaitannya dengan sumber dana kepolisian pintunya ada di Satuan Tugas Khusus (Satgassus) Merah Putih Polri.
“Di luar soal yang ramai ini, selingkuhnya, macam-macam, ini ada transkasi hitam Satgassus. Ini yang perlu diaudit. Uangnya dari mana? Dari judi, narkoba, money laundering?” tuturnya.
Dari situ, RR yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Bulog ini menganggap keputusan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo membubarkan Satgassus tidak cukup.
“Tetapi harus dibuka polanya, dipelajari aliran dananya, dan dipertanggungjawabkan. Kalau tidak ini betul-betul kegiatan mafia di dalam polisi,” tuturnya.
Lebih dari itu, RR memperkirakan dana-dana yang diperoleh Polri tersebut dipergunakan untuk menyokong penguasa yang sedang memerintah. Selain itu, menjadi sumber modal penguasa untuk suksesi demokrasi lima tahunan atau Pemilu.
“Musuh demokrasi itu bukan radikal-radikul. Musuh demokrasi yang bahaya itu Samboisme. Inilah pemberangus dari Demokrasi,” demikian RR. [rmol]

portal-islam

viral

Share
Published by
viral

Recent Posts

Laba Bersih XL Axiata Tumbuh 168%, Ini Strateginya

GadgetDiva.id — Di tengah pertumbuhan industri seluler yang mengalami saturasi di beberapa tahun terakhir, PT…

4 jam ago

Diikuti 336 Peserta Bupati Pangkep MYL Dampingi Sekjen Kemenaker RI Buka PBK BPVP

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Diikuti 336 Peserta Bupati Pangkep…

9 jam ago

Menuju MTQ ke-33 Sulsel, Kafilah MTQ Pangkep Terus Memantapkan Mental dan Spiritua

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Menuju MTQ ke-33 Sulsel, Kafilah…

9 jam ago

Pernah Kena Getok Harga, Ini Ketentuan Hukumnya

Sah! – Konsumen pasti merasa kesal ketika penjual mematok harga yang tidak wajar pada produk…

9 jam ago

Pentingnya Literasi Digital pada Era Society 5.0

Sah! – Pemahaman literasi digital merupakan urgensi yang tinggi pada era Society 5.0 untuk menciptakan…

9 jam ago

Bank Jatim Serahkan Jam Menara yang Direvitalisasi ke Pemkot Probolinggo

AESENNEWS.COM Probolinggo -  Selesai direvitalisasi, Jam Menara Kota Probolinggo kembali diserahkan ke Pemkot Probolinggo oleh…

9 jam ago