Tech Winter Masih Akan Terjadi Pada Tahun 2024, Apa Implikasi Bagi Para Pekerja Start-Up

Sah!- Beberapa minggu lalu platform media sosial seperti tiktok ramai memperbincangkan fenomena tech winter. Lalu apa yang disebut dengan tech winter?

Tech winter merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan keadaan sulit pada start-up atau perusahaan berbasis teknologi akibat dari menurunya minat investor dalam berinvestasi terahadap start-up.

Sebelum melangkah lebih jauh terkait penjelasan tech winter, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan start-up dan perbedaanya dengan perusahaan corporate. 

Para ahli memberikan definisi yang berbeda mengenai start-up. Pada awal perkembangan munculnya start-up sekitar tahun 1990-an, start-up diartikan sebagai badan usaha yang menyediakan barang dan jasa yang banyak dicari pada saat itu dengan jangkauan yang kecil.

Sedangkan perusahaan corporate diartikan sebagai perusahan besar yang telah didirikan lebih lama dari pada start-up. Namun demikian saat ini perusahaan start-up juga memberikan layanan dengan memanfaatkan teknologi yang berkembang saat ini.

Berbeda dengan start up yang menitikberatkan pada kreatifitas, kolaborasi dan inovasi tanpa batas dalam pelaksanaan usahanya, perusahaan corporate cenderung lebih terstruktur dan terorganisasi dengan baik sehingga dapat mempertahankan kestabilan perusahaan.

Sering berjalanya waktu akibat dari pemanfaatan teknologi yang masif, istilah start-up kemudian mulai berkembang menjadi perusahaan rintisan atau perusahaan yang baru berkembang dengan memanfaatkan teknologi informasi sebagai sarana dalam melakukan kegiatan usaha ataupun sebagai produk dari perusahaan.

Tujuan penggunaan teknologi informasi adalah mendapatkan target konsumen yang luas dengan tidak terbatas pada ruang dan batas-batas wilayah. Akibatnya pertumbuhan start-up sangat pesat dan mengakibatkan ekspansi perusahaan yang luas setelahnya.

Definisi menurut Blank dan Dorf mengenai start-up agaknya lebih relevan untuk untuk menggambarkan kondisi tech winter yang sedang terjadi saat ini.  Blank dan Dorf mendefinisikan start-up sebagai organisasi yang bersifat sementara untuk menemukan model bisnis dalam situasi yang belum pasti.

Pengertian ini sejalan dengan situasi start-up saat ini sebagai perusahaan rintisan yang memanfaatkan teknologi dalam situasi disrupsi teknologi yang tidak pasti akibat dari perkembangan pasar yang terus berubah mengikuti perkembangan zaman.

Sebagai perusahaan rintisan tentunnya akan banyak sekali tantangan dalam mempertahankan kegiatan usaha. Situasi global yang tidak pasti dan selalu berubah-ubah menjadi tantangan besar bagi perusahaan yang dapat memberikan dampak signifikan dalam operasional usaha. 

Permasalahan start-up sendiri menjadi hal yang dalam situasi tertentu dapat diprediksi seperti contohnya fenomena tech winter.  

Tech winter era dapat memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap keberdayaan start-up dalam mengelola usahanya. Akibatnya banyak start-up yang tumbang karena tidak mampu bertahan pada kondisi krisis. 

Perusahaan akan melakukan berbagai cara untuk menopang keberlangsungan perusahaan agar perusahaan tidak tutup. Dalam menangani tech winter, beberapa hal dapat dilakukan perusahaan, mulai dari mengurangi potongan harga, penundaan ekspansi perushaan bahkan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

Maka dari itu PHK besar-besaran menjadi salah satu tanda atau ciri bahwa perusahaan sedang mengalami tech winter. 

Beberapa start-up besar di indonesia telah melakukan PHK besar-besaran kepada pegawai perusahaanya, Pada tahun 2022 tercatat angka PHK akibat dari tech winter mencapai lebih dari 190.000 (seratus sembilan puluh ribu) pekerja.

Puncak PHK tertinggi pada tahun 2022 terjadi pada bulan November dan terus berlanjut hingga 2023 ditaksir mencapai hampir 38.000 pekerja yang dilakukan oleh 122 perusahaan. Beberapa start-up yang melakukan PHK besar-besaran diantaranya adalah Shopee dan GoTo.  

Permasalahan ini tentunya akan menimbulkan efek domino yang lebih besar seperti meningkatnya angka pengangguran akibat dari PHK. 

Tech winter sendiri mulai terjadi di Indonesia pada masa pandemi Covid-19 yaitu pada quartal II tahun 2022. Era tech winter terjadi akibat dari kenaikan suku bunga di Bank Sentral Amerika Serikat yang berdampak pada keengganan investor berinvestasi pada sektor teknologi.

Eddi Danusaputro selaku ketua umum asosiasi modal ventura untuk start-up indonesia (amvesindo) mengutip di Tempo mengatakan bahwa gelombang tech winter akan berlanjut pada tahun 2024. Menurutnya faktor besar yang mempengaruhi terjadinya tech winter adalah gejolak ekonomi makro.

Tidak bisa dipungkiri fenomena tech winter yang sedang terjadi saat ini dipengaruhi oleh tingginya suku bunga yang menyebabkan investor lebih menyukai untuk menyimpan uangnya di bank dari pada menginvestasikannya pada start-up. 

Keadaan konflik yang terjadi saat ini juga banyak mempengaruhi keadaan ekonomi dunia. Konflik dapat menikngkatkan inflasi bagi negara-negara yang terlibat di dalamnya. Negara berpengaruh besar yang terlibat konflik akan menaikan suku bunga demi menekan inflasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, para investor akan lebih tertarik untuk menyimpan uangnya di bank untuk menghindari gejolak ekonomi yang tidak pasti. 

Dengan demikian ancaman PHK akan tetap menghantui para pekerja  terutama yang bekerja di start-up. Maka dari itu penting bagi para pekerja untuk mengetahui hak-hak yang diperolehnya  apabila mengalami PHK.

Tech winter  mengancam pekerja sart-up, berikut hak-hak pekerja kena PHK

Pengaturan mengenai PHK diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Dalam PP tersebut dijelaskan bahwa PHK dapat terjadi karena kondisi-kondisi yang beragam. Kasus tech winter perusahaan pada umumnya melakukan PHK buntut dari pelaksanaan efisiensi perusahaan yang dapat dibarengi dengan pembubaran perusahaan ataupun tidak dengan pembubaran.

Sebelum melakukan PHK, perusahaan wajib memberikan surat pemberitahuan terlebih dahulu baik kepada pekerja atau serikat buruh paling lama 14 (empat belas) hari kerja sebelum PHK.

Apabila PHK dilakukan dalam masa percobaan, maka peruahaan wajib memberikan surat pemberitahuan PHK paling lama 7 (tujuh) hari kerja sebelum PHK.

Perushaan wajib melaporkan PHK kepada kementerian yang menyelenggarakan urusan ketenagakerjaan atau dinas di bidang ketenagakerjaan provinsi dan kabupaten/kota.

Pekerja yang terkena PHK akan mendapatkan hak yang wajib diberikan oleh perusahaan. Beberapa hak tersebut antara lain, uang pesangon atau uang penghargaan atas kerja dan uang penggantian hak yang harus diterima.

Dapat disimpulkan bahwa kejadian global akan sangat berpengaruh pada keberlangsungan usaha start-up yang tentunya dapat memberikan dampak positif dan negatif tergantung dari situasi yang terjadi saat itu. 

Ancaman tech winter menjadi sangat nyata dan jelas serta berpeluang untuk dapat diantisipasi kehadirannya dengan cara menganalisis situasi global. Mengingat pandemi COVID 19 yang menjadi awal mula terjadinya tech winter di Indonesia telah berakhir,  namun konflik internasional kian memanas, dapat diprediksikan suku bunga akan tetap tinggi.

Untuk mengurangi dampak berkelanjutan dari adanya tech winter, baik perusahaan maupun pekerja perlu dengan bijaksana melakukan langkah-langkah strategis untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi akibat krisis start-up.

Sah! Menyediakan layanan pengurusan legalitas usaha, pendaftaran HAKI, serta pendaftaran hak cipta. Bagi para calon pelaku usaha yang hendak melakukan pengurusan legalitas usaha bisa menghubungi kontak WhatsApp: 0851 7300 7406 atau dapat mengunjungi laman Sah.co.id

 

Sources:

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2021 tentang Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat dan Pemutusan Hubungan Kerja.

Yusnaini, Dampak Tech Winter Era Terhadap Pt. Goto Gojek Tokopedia Tbk. Dengan Menggunakan Metode Prediksi Financial Distress Model Ohlson Dan Zavgren. Jurnal Akutansi Dewantara (JAD) Vol.07 No.02 Oktober 2023

Desita Ria Yusian TB, Niza Aulia, Startup Digital Business: Mengenal Peluang dan Tips Bagi Para Pemula Jurnal Pengabdian Masyarakat INOTEC UUI Vol 3, Nomor 2 Oktober 2021 Hal. 34

Kurniawan,  H.  (2023,  February  1).  Mengenal  Apa  Itu  Tech  Winter  Pada  Perusahaan  Startup. IDX Channel. https://www.idxchannel.com/economics/mengenal-apa-itu-tech-winter-pada-perusahaan-startup

Ni Made Sukmasari Dwi Arjanto, Google Kembali Melakukan PHK ini Alasannya,  https://bisnis.tempo.co/read/1858474/google-kembali-melakukan-phk-ini-alasannya?tracking_page_direct Jumat, 19 April 2024 22:05

Tech Winter: Pengertian Penyebab dan Cara Mengatasinya https://www.deskimo.com/id/blog/tech-winter/ Feb 25, 2023

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/15615/05.2%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllowed=y hal 9-10

Karin Sufi Permatasari, Kejatuhan Startup dan Fenomena Tech Winter yang Berkelanjutan https://unair.ac.id/kejatuhan-start-up-dan-fenomena-tech-winter-yang-berkelanjutan/ Januari 4, 2024 

Yohana Fransiska Aurelia Vivian, Analisa Dampak Perang Pada Perekonomian dan Perpajakan Negara https://www.pajakku.com/read/62f08a27a9ea8709cb18b846/Analisa-Dampak-Perang-Pada-Perekonomian-dan-Perpajakan-Negara, Diterbitkan pada 16 Agustus 2022, Diperbarui pada 28 Maret 2023

The post Tech Winter Masih Akan Terjadi Pada Tahun 2024, Apa Implikasi Bagi Para Pekerja Start-Up appeared first on Sah! Blog.