Upaya Percepatan ODF di Desa Deroduwur, Kabupaten Wonosobo

Upaya Percepatan ODF di Desa Deroduwur, Kabupaten Wonosobo

JurnalPost.com – Pada tahun 2030, akses terhadap sanitasi aman dan layak merupakan salah satu target SDGs yang perlu diupayakan oleh seluruh negara di dunia, termasuk di Indonesia. Dalam rangka mendukung SDGs, Pemerintah Indonesia memiliki program kerja 5 pilar STBM (Sanitasi Berbasis Masyarakat). Dari lima pilar tersebut, salah satu pilar STBM adalah Stop BAB Sembarangan (BABS) atau Open Defecation Free (ODF).

Pilar ini merupakan pilar pertama dan utama yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Pilar ini menyangkut masalah kesehatan lingkungan dan akan berdampak luas terhadap masyarakat sebagai akses utama menuju sanitasi total. Tercapainya ODF akan mempermudah adanya peningkatan akses sanitasi masyarakat menjadi lebih baik dan mengubah serta mempertahankan keberanjutan budaya hidup PHBS.

Sesuai dengan target Sustainable Development Goals 6.2, hingga akhir tahun 2024 pemerintah Indonesia menetapkan target 0% buang air sembarangan. Hal tersebut sejalan dengan target Kabupaten Wonosobo yaitu ODF 100% di tahun 2024.

Namun, tercatat pada semester pertama di tahun 2022, masih ditemui beberapa desa yang belum ODF. Salah satunya adalah Desa Deroduwur, Kecamatan Mojotengah. Hal tersebut mewajibkan adanya penyelesaian terkait daerah yang belum ODF mengingat target Stop BABS Kabupaten Wonosobo di tahun 2024. Sehingga dibutuhkan upaya percepatan ODF dengan melakukan pengabdian masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat, perubahan perilaku ke arah yang lebih baik, dan peningkatan kemandirian masyarakat menuju ODF.

Salah satu upaya percepatan ODF di Desa Deroduwur yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo adalah mengadakan kerjasama dengan Universitas Diponegoro dan UNICEF membentuk tim KKN-T Water, Sanitation, dan Hygiene (WASH) untuk membantu upaya percepatan ODF di Desa Deroduwur.

Kelompok KKN-T di Desa Deroduwur beranggotakan 6 orang, yaitu Ahmad Alvinal Azmi (Teknik Kimia 2019), Fauzan Nur Ihsan (Kesehatan Masyarakat 2019), Galuh Pramesti Andarini (Kesehatan Masyarakat 2019), Maria Carolina Ilona Hadus (Ilmu Gizi 2019), Puji Apriyani (Perencanaan Tata Ruang dan Pertanahan 2019), dan Syifa Indira (Kesehatan Masyarakat 2019).

Program kerja yang dilakukan yaitu pendataan masyarakat yang belum memiliki jamban sehat, pemetaan kepemilikan jamban sehat dan masalah kesehatan berbasis lingkungan, serta sosialisasi dan pemicuan.

Pendataan kepemilikan jamban sehat dilakukan secara door to door dengan menanyakan beberapa pertanyaan terkait kondisi jamban sehat baik dari pengguna rumah tangga, bangunan tengah atau bentuk kloset, dan bangunan bawah atau septic tank.

Pemetaan jamban sehat dan penyakit berbasis lingkungan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan software ArcGis. Sistem ini merupakan sistem berbasis komputer untuk menyimpan dan memanipulasi informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek dan fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik penting atau kritis untuk dianalisis.

Sosialisasi dan pemicuan dilakukan dengan mengumpulkan warga di balai desa. Keterlibatan sanitarian dari Puskesmas Mojotengah dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan menimbulkan rasa jijik, malu, dan bersalah dari masyarakat agar terpicu untuk stop BABS. Tujuan yang ingin dicapai adalah agar masyarakat dapat berkomitmen untuk membangun jamban sehat.

Ketiga program kerja KKN ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya jamban sehat bagi keluarga dan masyarakat karena harga diri desa terlihat dari kebersihan jamban yang sehat.

The post Upaya Percepatan ODF di Desa Deroduwur, Kabupaten Wonosobo appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Sah! – KBLI 47991 Perdagangan Eceran Keliling Komoditi Makanan Dari…