TOP Digital Awards 2022: Pastikan Kualitas Layanan, PT KBI Terapkan Teknologi Blockchain dan Big Data

Penulis: Nurdian Akhmad

PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI) terus melakukan inovasi dan transformasi digital guna mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan ke depan. Anak usaha PT Danareksa (Persero) ini memiliki empat solusi bisnis unggulan yang semuanya diimplementasikan mulai tahun 2022 ini.

Solusi bisnis pertama adalah terkait dengan inovasi produk untuk meningkatkan pendapatan. Tahun ini, KBI mengimplementasikan sistem untuk Perdagangan Fisik Komoditas Emas Digital on exchange dan off exchange yang dikembangkan oleh developer internal dan eksternal perusahaan.

“Ini merupakan suatu sistem yang digunakan untuk membantu proses operasional dalam memonitor jumlah emas yang disimpan pada depositori dan transaksi emas baik di dalam bursa maupun di luar bursa,” kata Fajar Hari Utomo, kepala divisi Teknologi Informatika (TI) PT KBI dalam penjurian TOP DIGITAL Awards 2022 yang dilakukan secara daring, Selasa (11/10/2022). Fajar dalam penjurian ini didampingi oleh Hasto Gesang (Kasubdiv TI) dan Giri Admoko (Corporate Secretary).

Menurut Fajar, fitur unggulan dari sistem Perdagangan Fisik Emas Digital ini adalah adanya monitoring delivery dan payment yang dilengkapi otomatis proses suspensi. Sistem digital ini menjadi sumber pendapatan baru bagi KBI.

Solusi bisnis unggulan kedua terkait peningkatan layanan konsumen. PT KBI tahun ini mengimplementasikan ISWare Next Gen yang dikembangkan oleh developer eksternal.

“Ini merupakan peremajaan sistem resi gudang yang menerapkan teknologi blockchain sebagai dukungan pengembangan program pemerintah ke arah resi gudang tanpa warkat,” tutur Fajar.

Dia menambahkan, salah satu fitur unggulan ISWare Next Gen adalah pengamanan data menggunakan teknologi blockchain sehingga bisa menghindari double compile dan kesalahan pencatatan.

Solusi bisnis unggulan yang ketiga terkait internal atau untuk mendukung operasional perusahaan. PT KBI melakukan otomasi proses end of day. Ini adalah proses yang dilakukan setiap hari yang sebelumnya dilakukan oleh personal di KBI, tapi saat ini sudah terotomasi sehingga proses kerjanya menjadi efesien dan minim dari kesalahan.

Dengan otomasi sistem ini, konfirmasi dan reporting di KBI sudah terintegrasi dengan aplikasi WA dan telegram, sehingga untuk monitoringnya bisa lebih cepat dan tepat. Itu membuat mitigasinya bisa cepat dilakukan bila ada risiko. “Otomasi proses ini berdampak pada efisiensi operasional perusahaan,” ucap Fajar.

Solusi bisnis unggalan keempat terkait eksternal baik mitra perusahaan maupun konsumen. KBI mengimplementasikan SKD Deposit dan Withdrawal, sebuah sistem yang dikembangkan oleh developer eksternal.

Dengan sistem ini, anggota Kliring dapat melakukan deposit dan withdrawal yang langsung terhubung dengan perbankan sehingga dapat mempersingkat waktu operasional. Dampak bagi perusahaan dengan sistem ini adalah efesiensi proses operasional dan peningkatan layanan.

Guna mencapai level Industry 4.0 atau Society 5.0, PT KBI dari sisi aplikasi sudah mengimplementasi sistem yang saling terhubung untuk sistem internal dan eksternal (regulator dan mitra usaha) sehingga meminimalisir kesalahan yang dilakukan SDM dan mempercepat proses operasional.

Sedangkan dari sisi infrastruktur TI, menurut Fajar, PT KBI sudah memiliki data center (DC) dan DRC untuk memastikan layanan bisa terjaga dengan baik dalam waktu 24×7 hari.

Dari sisi keamanan TI, PT KBI sudah mendapatkan ISO 27001:2013 didukung oleh implementasi infrastruktur dan SDM. Saat ini, total karyawan TI di PT KBI ada 6 orang, dengan satu di antaranya karyawan tidak tetap. Sedangkan total karyawan PT KBI pada 2022 ini berjumlah 51 orang.

Terkait keamanan TI, menurut Fajar, PT KBI juga telah menggunakan CCTV yang dilengkapi fitur motion detection sehingga jika di luar jam kerja terdapat kegiatan, maka staf yang memiliki akses mendapat peringatan dini serta memiliki fitur yang dapat diakses dari perangkat mobile.

Sistem TI di KBI juga sudah menggukan teknologi big data atau internet of things (IoT). Teknologi ini misalnya dalam implementasi sensor suhu dan kelembaban yang terintegrasi dengan internet, sehingga pada kondisi melebihi ambang batas, perangkat secara otomatis memberikan informasi kepada seluruh Divisi TI agar dapat langsung ditindaklanjuti.

“Dalam hal big data, KBI telah mengimplementasikan tools untuk mendukung pengambilan keputusan dari data transaksi yang ada. Dengan menggandeng partner teknologi yaitu Microsoft diharapkan mempercepat proses pengambilan keputusan,” tutur Fajar.

KBI juga sudah menggunakan cloud service dari salah satu provider untuk mendukung ketersediaan layanan kritikal.

Berdasarkan hasil assessment menggunakan Framework COBIT 2016, menurut Fajar, IT Maturity Level di PT KBI mencapai skor 3.20.

Secara bisnis, transformasi digital di PT KBI berdampak signifikan terhadap performa bisnis dan keuangan perusahaan. Tahun 2022, pendapatan perusahaan naik dari Rp 189,55 miliar (2021) menjadi Rp 228,85 miliar. Laba KBI juga meningkat jadi Rp 108,73 miliar, ketimbang Rp 101,63 milair pada 2021.

Sedangkan total biaya TI di KBI pada 2022 mencapai Rp 12,78 miliar, naik signifikan dibandingkan 2021 sebesar Rp 6,3 miliar. Rasio anggaran TI ini bila dibandingkan dengan total biaya mencapai 13,42 persen. Sedangkan dibandingkan dengan total laba mencapai Rp 11,82 persen.