PT Data Sinergitama Jaya atau yang lebih dikenal sebagai Elitery merupakan perusahaan yang bergerak di layanan Managed Services IT di bidang cloud. Menyasar segmen bisnis B2B, sesuai dengan bisnis yang dijalankan kiprah Elitery lebih banyak di belakang layar. Hal itu seperti diungkap Kresna Adiprawira, Direktur Utama PT Data Sinergitama Jaya pada sesi Penjurian TOP Digital Awards 2022 yang digelar Majalah IT Works secara virtual, Senin (7/11/2022) lalu.
“Jadi, kita banyaknya memang di belakang layar. Customer-customer kita juga ada yang dari enterprise ataupun dari government. Kita memang bukan sebagai pemilik aplikasi atau penyedia aplikasi semacam Gojek, Tokopedia, dan sebagainya, tetapi kita yang mensupporting perusahaan-perusahaan seperti itu untuk memastikan kebutuhan atas infrastrukturnya itu tercukupi,” ungkap Kresna.
Seperti perusahaan atau organisasi lainnya, Elitery tentu juga memiliki visi dan misi. Terkait visi perusahaan, secara tegas Kresna mengatakan bahwa visi yang diusungnya bukan sekedar mimpi yang mengawang-awang, melainkan sesuatu yang konkret.
“Jadi, kita ingin suatu yang konkret yang diakui oleh institusi yang memang juga kompeten dan diakui di industrinya,” jelas Kresna.
Dalam paparan disebutkan bahwa visi Elitery adalah menjadi perusahaan Indonesia yang masuk sebagai ‘Leader’ pada Gartner Magic Quadrant for Public Cloud Infrastructure Professional and Managed Services.
”Di sini kita mengacu terhadap Gartner Magic Quadrant. Jadi Gartner ini dipakai untuk menjadi acuan di banyak organisasi ketika mereka memilih vendor. Di sini kita menetapkan visi kita untuk masuk menjadi Leader Quadrant-nya. Ini sudah menjadi visi kita,” jelasnya.
Lebih lanjut dikatakan Elitery memiliki misi untuk memberikan manfaat sebanyak-banyaknya bagi manusia melalui Teknologi Informasi.
“Misi ini adalah motivasi bagi kami. Ini adalah alasan kenapa Elitery ada, ini alasan kenapa kami semangat bangun bekerja setiap harinya. Ini juga alasan mengapa kami ingin mencapai mimpi kami,” ungkap Kresna.
Untuk mendukung semua itu, lanjut Kresna, Elitery memiliki Culture Value yang disebut DNA 5C yang terdiri dari Credible, Competent, Continuously Improving, Committed to Quality, dan Customer Focus.
Pertama di Asia Tenggara Operasikan Data Center Tier 3 Tersertifikasi Uptime Institute
Disadari atau tidak, teknologi cloud kini sudah merambah ke dalam kehidupan kita sehari-hari. Pasalnya,hampir seluruh aplikasi yang tertanam di handphone sudah running on cloud.
”Jadi, kita tidak bisa terhindar dari cloud di kehidupan kita sehari-hari saat ini. Facebook, WhatsApp, Tik Tok, semuanya running di cloud. Jadi ini sudah bagian kehidupan kita sehari-hari, tetapi kebanyakan tidak memahami itu karena ada di belakang layar,” ujar Kresna.
Bicara menenai perusahaan provider teknologi cloud, saat ini kita temui sejumlah perusahaan teknologi papan atas sudah merangsek segmenpasar ini. Sebut saja AWS (Amazon Web Service) milik Amazon, lalu Google Cloud, Microsoft lewat Azure-nya, dan Apple dengan iCloud-nya.
”Jadi, ini sudah merupakan satu bisnis unit yang penting bagi perusahaan-perusahaan teknologi besar saat ini dan untuk ke depannya. Karena ini akan selalu meningkat kebutuhannya ke depan. Karena kita semua sudah beralih ke digital semua,” ujar Kresna.
Adapun Elitery seperti ditegaskan Kresna bukan pemain cloud service provider-nya, melainkan sebagai penyedia layanan untuk membantu perusahaan atau organisasi untuk memakai services cloud ini.
“Jadi, dengan adanya cloud ini mempercepat proses transformasi digital dan juga mempercepat proses inovasi. Kalau dulu untuk mempunyai suatu capability artificial intelligence itu sangat susah, karena kita harus membangun suatu sistem yang sangat kompleks. Nah, sekarang itu sudah disiapkan oleh provider-provider ini (AWS, Azure, Alibaba) semua sudah memiliki services AI, tinggal kita bisa pakai untuk kepentingan kita. Itu satu case,” jelasnya.
Yang kedua, lanjut Kresna, misal kita butuh untuk big data, dulu untuk membangun suatu sistem big data itu sangat-sangat kompleks, di mana kita harus beli server yang banyak, storage yang banyak, serta implementasi software yang mahal. “Nah, ini semua sekarang sudah tersedia. Semua di cloud kita tinggal memakainya. Jadi, ini semacam bufeet menu, tinggal di click and choose dipilih menjadi suatu ‘makanan’ yang enak. Tapi memang tidak gampang, karena sekarang ingredient-nya banyak banget. Jadi, perlu suatu chef atau ahli yang bisa meramu semua ingredient yang sangat bagus ini sehingga bisa dijadikan suatu solusi yang baik. Dan itulah dibutuhkan service provider semacam Elitery ini,” tandasnya.
“Jadi, kita Eliterty ini adalah semacam chef yang menggabungkan service-service ini sehingga bisa menjadikan solusi untuk customer-customer kami,” sambungnya.
Tidak bisa dipungkiri bahwasanya saat pandemi, di mana terjadi perubahan cara kerja dan perilaku di masyarakat dari offline ke online. Hal ini pun disebut menjadi salah satu pendorong meningkatnya pengadopsian teknologi cloud.
”Jadi, mulai dari perusahaan swasta ataupun pemerintahan itu semua berbondong-bondong beralih ke teknologi cloud pada awal masa pandemi agar mereka bisa terus melakukan pelayanan mereka secara prima. Karena tanpa ada solusi cloud, mereka akan terhambat,”ujarnya.
Namun, di tengah kebutuhan yang sangat tinggi itu, sayangnya para ahli di bidang cloud disebut masih sangat rendah. Hal ini, kata Kresna, bukan hanya di Indonesia, tetapi bahkan di Amerika yang bisa dibilang sumbernya dari teknologi ini pun mereka masih sangat kekurangan.
“Ini adalah ceruk pasar yang kami masuki,” singkatnya.
Dalam paparannya Kresna mengungkapkan bahwa 70% tim teknologi di Indonesia untuk perusahaan unicorn-unicorn itu isinya dari orang India. Jadi, menutunya untuk talenta digital saja di Indonesia masih ‘dikuasai’ oleh orang India. Tak ayal, halini pun menjadi salah satu juga motivasi Elitery untuk terus berkembang.
“Maksudnya masa di negara sendiri saja kita masih kalah. Ngga usah muluk-muluk ingin membranding dan bersaing ke internasional, di dalam negeri pun kita masih kalah. Tapi ini menjadi motivasi kami untuk terus memperbaiki,” ujarnya.
Elitery sendiri diketahui berdiri pada tahun 2011. Dari awal perusahaan ini hadir dengan memiliki spirit inovasi yang sangat tinggi. Hebatnya, seperti dikatakan Kresna, Elitery adalah perusahaan pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan data center Tier 3 yang disertifikasi oleh Uptime Institute.
“Jadi, ini sangat membanggakan, ini juga yang the first di Asia Tenggara, bukan hanya di Indonesia tetapi di Asia Tenggara. Jadi, kita yang memperkenalkan konsep Tier 3, kita juga yang memperkenalkan apa itu Uptime Institute. Ini juga yang sangat membanggakan bagi kami,” tegasnya.
Berbekal sertifikasi yang dikantongi, Elitery yang saat itu baru berjalan setahun sudah dipercaya oleh BursaEfek Indonesia untuk Disaster Recovery data center mereka.
“Jadi, itu juga sangat membanggakan, kami waktu itu perusahaan masih muda, full orang-orang lokal, tetapi kita sudah dipercaya, karena kita sudah berhasil membuktikan bahwa kita dapat mengoperasikan data center yang bersertifikasi,”ujar Kresna.
Seiring perkembangan, pada tahun 2012 sampai 2017, perusahaan ini pun kembali berinovasi dengan membangun suatu layanan yang disebut Elicovery (disaster recovery and back up as a service).
“Lalu tahun 2019, karena kami selalu melihat apa nih ‘what next’, kami melihat bahwa data center (yang bersifat fisik) ini kemungkinan mulai akan ditinggalkan, dan orang akan beralih ke cloud. Jadi, sebenarnya cloud itu next generation data center,” jelasnya.
Melihat bahwa ke depan banyak untuk menggunakan data center yang virtual atau cloud di tahun 2019, Elitery pun langsung menjadi partner AWS. Selanjutnya pada tahun 2020 perusahaan ini juga menjalin kemitraan dengan Google Cloud provider.
“Dan Alhamdulillah ‘blessing in disguise’ ketika ada pandemi tahun 2020 orang beralih ke cloud kita sudah ready. Jadi, kita mendapatkan growth yang cukup signifikan mulai tahun 2020 sampai sekarang,” ungkap Kresna.
Solusi Bisnis
Tidak ketinggalan dalam slide paparannya, Elitery juga mengungkap beberapa solusi bisnis yang telah dikembangkan. Sebut saja ELIVISION (Online CCTV Monitoring, Data Retrieval and Data Analysis Service Solution). ELIVISION merupakan all-in-one solution untuk surveillance system, layanan Elivision mencakup software, hardware dan juga jalur komunikasi (mobile data, leased line, VSAT, etc) yang sangat membantu dalam mempermudah proses implementasi. Dengan kompatibilitas yang tinggi, Elivision memungkinkan untuk dapat dikoneksikan dengan surveillance system yang sudah dimiliki sehingga tidak memerlukan investasi baru.
Berikutnya ada SiPANDU (Sistem Informasi Laporan Terpadu). Dapat digunakan oleh Penyedia Layanan baik perusahaan, komunitas, pemerintah maupun organisasi lainnya untuk menerima, menindaklanjuti dan memonitor laporan yang masuk agar dapat diselesaikan secara cepat, tepat, dan terukur.
“SiPANDU salah satu produk yang kita develop in house menggunakan teknologi-teknologi yang available di cloud. Di sini kita juga sangat bangga, sudah dipakai di Jabar, ketika itu dipakai oleh Pusat Informasi dan Koordinasi Covid. Itu dipakai untuk semacam FAQ. Di Jateng ini juga dipakai untuk Laporgub,”ungkap Kresna.
SiPANDU menggunakan Aplikasi WhatsApp sebagai pengganti aplikasi atau formulir website sehingga memudahkan Pengguna/Pelapor untuk melaporkan permasalahan kepada penyedia layanan baik perusahaan, komunitas maupun pemerintah. Berkonsepkan Smart Engagement. SiPANDU didesain sebagai kanal pelaporan yang praktis dan efisien.
Selanjutnya ada juga solusi bisnis yang disebut sebagai 2nd Site Data Center. Pembuatan Secondary Site ini menjadi salah satu strategi Elitery untuk meningkatkan ketangguhan (reliability) layanan DRaaS (Disaster Recovery as a Service) yang diberikan kepada pelanggan. Sebelumnya sistem DRaaS sudah dibuat oleh Elitery pada tahun 2017.
Dengan layanan dan sejumlah terobosan yang telah dilahirkan, Elitery berharap kelak bisa menjadi market leader di Indonesia.
”Karena saat ini kita lihat tadi untuk talenta digital (kita) masih dikuasai oleh banyak resource dari luar. Jadi, kita ingin menguasai market Indonesia. Lalu kita akan mencoba juga merambah keluar, mulai dari ASEAN lalu ke Asia Pasifik. Dan tahun 2035, mudah-mudahan kita bisa menjadi leader di Gartner sesuai dengan visi kami,” pungkas Kresna.
GadgetDIVA - Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mendesak pemerintah untuk segera menggodok Undang-Undang (UU)…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Mahasiswi Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Pengabdian Masyarakat: Strategi Pengembangan Unit…
Sah! – Di Indonesia, aksi premanisme yang melibatkan ormas kian marak dan menimbulkan kekhawatiran di…
Sah! – Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) memegang peranan penting dalam struktur sosial masyarakat Indonesia. Bedasarkan konstitusi,…
AESENNEWS.COM, PANDEGLANG- Pengusaha ternak ayam pedaging yang terletak di Kp candahan desa Waringin jaya kecamatan…