TOP Digital Awards 2022: BPR Bank Daerah Karanganyar Anggarkan Ratusan Miliar untuk TI

Penulis: Achmad Adhito

BPR Bank Daerah Karanganyar saat ini menganggarkan ratusan juta Rupiah per tahun, untuk anggaran TI (teknologi informasi).

Direktur Utama BPR Bank Daerah Karanganyar, Haryono, mengatakan bahwa untuk tahun 2021, realisasi anggaran TI sebesar Rp384,40 juta.

“Sedangkan untuk tahun 2022, dalam RBB (rencana bisnis bank), anggaran TI sebesar Rp559,45 juta,” kata dia dalam presentasi virtual (31/10/2022) untuk Dewan Juri Top Digital Awards 2022, yang digelar Majalah IT Works bekerja sama dengan sejumlah lembaga.

Tahun 2021, laba bank tersebut di Rp4,86 miliar. Dengan demikian, rasio anggaran TI terhadap total laba adalah di 7,90%.

Haryono lantas menjelaskan sejumlah hal tentang tata kelola TI di bank tersebut. Antara lain, dijelaskannya bahwa dalam struktur organisasi TI, kepala bagian TI dan development, bertanggung jawab terhadap direksi. Persisnya, kepala bagian TI tersebut bertanggung jawab kepada direktur umum dan kepatuhan.

Bank tersebut pun punya berbagai ringkasan kebijakan TI. “Kami punya sekitar 21 ringkasan kebijakan TI,” Haryono menjelaskan.

Contoh dari ringkasan kebijakan TI itu adalah prosedur operasional ruang pusat data, prosedur manajemen jaringan, prosedur operasional penanganan masalah, prosedur pemulihan rencana pemulihan bencana, dan lain-lain.

“Kami pun” Haryono berkata, “punya mekanisme pengambilan kebijakan investasi dan belanja TI.”

Dalam hal tersebut, persetujuan permintaan belanja TI, ditandatangani langsung oleh direksi.

Kemudian, seperti apa inovasi TI yang telah dilakukan oleh BPR Bank Daerah Karanganyar? Haryono menjelaskan adanya inovasi solusi TI yang terhubung dengan peningkatan pendapatan perusahaan. Satu di antara itu adalah Digital Financial Services, yang mulai diimplementasikan di tahun 2019.

Pengembang aplikasi tersebut merupakan kombinasi dari tim internal dengan kalangan eksternal.

Contoh lainnya adalah Gerai QRIS. “Dengan layanan ini, kami menargetkan adanya peningkatan DPK (dana pihak ketiga),” ia menjelaskan.