Wearables? Juara. Smartphone? Sedikit kurang nyaman karena keterbatasan aplikasi, walaupun kameranya ciamik. Nah, bagaimana dengan tablet Huawei? Untuk menjawab rasa penasaran tersebut, saya menjajal Huawei MatePad Pro 11 yang baru saja diluncurkan untuk pasar Asia pada gelaran Summer 2022 Smart Office Launch, Juli lalu.
Sesuai namanya, tablet terbaru Huawei satu ini dirancang sebagai tablet kelas premium yang diklaim mampu berfungsi layaknya sebuah komputer, bisa membantu produktivitas harian para konsumennya. Terutama dengan kemampuannya untuk saling tersambung bersama ekosistem perangkat Huawei lainnya secara seamless.
Berbeda dengan smartphone, absennya layanan Google tidak begitu berdampak pada skenario penggunaannya, alias MatePad Pro 11 masih cukup menyenangkan sebagai perangkat kerja sampai hiburan. Bisakah jadi alternatif iPad yang pas untuk Gizmo friends? Berikut ulasannya.
Dengan smartphone yang kini hadir membawa layar besar, ditambah ultrabook yang semakin ringan, vendor harus bisa hadirkan tablet dengan kombinasi bobot, ketebalan dan dimensi layar yang pas agar tetap memikat konsumen. Tak heran kalau Huawei membanggakan desain MatePad Pro 11, yang saat ini menjadi tablet layar 11 inci paling tipis dan ringan di dunia.
Ya, betul sekali, bila dibandingkan dengan iPad Air & iPad Pro terbaru sekalipun, MatePad Pro 11 termasuk yang paling tipis di 5,9mm, dengan bobot lebih ringan di 449 gram saja. Bobot yang ringan berikan dua benefit tambahan; masih nyaman dibawa ke mana-mana termasuk digunakan dengan satu tangan, dan juga masih tetap ringan dengan tambahan keyboard cover.
Finishing bodi MatePad Pro 11 terasa halus, kokoh dan premium, hanya saja meninggalkan bekas sidik jari yang cukup sulit untuk dihilangkan. Desain modul kamera belakangnya pun cukup menonjol, dirancang membulat dan mengingatkan saya terhadap salah satu seri Nokia Lumia terdahulu. Well, tablet flagship lainnya pun punya tonjolan kamera masing-masing.
Kombinasi desain tipis dan ringan membuat MatePad Pro 11 mudah dibawa ke mana-mana, bahkan bersama dengan laptop dalam sebuah totebag atau backpack. Tablet ini pun bisa masuk ke dalam sling bag kecil saya—jadi alternatif yang menyenangkan ketika ingin work from anywhere tanpa harus membawa laptop.
Sejatinya, hal yang paling bikin saya terkesima dengan MatePad Pro 11 bukan pada dimensinya yang tipis dan ringan. Melainkan layarnya yang terlihat memanjakan mata, ditambah dengan keempat bezel yang sangat tipis. Plus, peletakan kamera punch-hole yang tergolong anti-mainstream pada sebuah tablet. Mungkin sebagai solusi supaya bezel bisa dibuat tipis.
Panel yang digunakan adalah OLED 11 inci dengan resolusi tinggi 1600p, mendukung warna 10-bit, serta membawa akurasi tinggi untuk edit foto dan video bagi para pengguna profesional. Layar ini juga bisa tampilkan konten secara mulus karena sudah mendukung refresh rate maksimum 120Hz. Plus 1440Hz high frequency PWM dimming yang bisa meminimalisir mata lelah.
Kualitas layar MatePad Pro 11 bisa dibilang setara dengan kompetitor tablet premium lainnya, bahkan terasa sedikit lebih imersif berkat bezel-nya yang tipis. Layar besar ini bisa dimanfaatkan untuk jalankan lebih dari dua aplikasi sekaligus secara cukup lega, plus dipasangkan bersama stylus M Pencil multifungsi, yang bisa deteksi warna pada gambar di layar dengan sekali sentuhan saja.
Layar superior tersebut dipadukan dengan setup enam speaker di sekeliling bodi MatePad Pro 11, terdiri dari tweeter dan woofer terpisah. Membuat tablet Huawei terbaru satu ini semakin pas jadi perangkat hiburan, tidak melulu untuk produktivitas saja. Kehadiran keyboard cover-nya sendiri bisa sama-sama mendukung dua kegiatan berbeda tersebut.
Baca juga: Review Huawei FreeBuds Pro 2: Suara Mantap, Kaya Fitur
Pasalnya, bagian stand cover belakang bisa dipisah dengan modul keyboard, jadi bisa digunakan tanpa keyboard untuk kegiatan menonton. Atau, ketik-ketik pakai keyboard dengan jarak pun bisa, karena bisa tersambung dengan Bluetooth. Bahkan keyboard tambahan MatePad Pro 11 ini dilengkapi antena tambahan untuk perkuat penangkapan sinyal Wi-Fi. Tombolnya sendiri lebih nyaman dibandingkan milik iPad Pro.
Huawei MatePad Pro 11 hadir dengan HarmonyOS 3, alias versi Android rancangan sendiri tanpa layanan Google sama sekali. Semua aplikasi bisa didapat lewat Huawei AppGallery, yang juga membantu kamu untuk mendapatkan aplikasi yang diinginkan lewat toko aplikasi pihak ketiga lainnya. Aplikasi yang umumnya saya jalankan di tablet seperti Spotify, Office, Microsoft Edge bisa berjalan lancar.
Kalau di smartphone, mungkin saya bakal cukup terganggu dengan banyaknya aplikasi yang absen di AppGallery. Karena MatePad Pro 11 merupakan sebuah tablet, jadi mengakses versi situs lewat browser tidak begitu masalah. Seperti YouTube sampai Netflix, Google Docs dan lainnya. Karena di PC saya menggunakan Edge, saya jadi bisa sinkron password akun ke MatePad Pro 11, karena bisa gunakan Edge untuk fitur autofill.
Kalau Gizmo friends pakai punya Google saja, mungkin harus sedikit kerepotan isi username dan password untuk aplikasi di luar browser, ya. Sementara itu, kalau memang terbuka dengan alternatif lain, sejatinya aplikasi di AppGallery banyak yang berkualitas. Mulai dari aplikasi edit video sampai untuk membuat sketsa gambar. Potensi MatePad Pro 11 juga bakal bertambah ketika tersambung dengan perangkat Huawei lain seperti wearables, smartphone dan laptop.
Ketika tersambung dengan laptop, MatePad Pro 11 bisa berfungsi sebagai layar sekunder. Atau saat dengan smartphone, bisa kendalikan semua isi perangkat dari layar tablet sampai drag and drop file. Untuk wearable sendiri, proses pairing-nya bakal dipermudah. Bisa menutup semua kekurangan akibat absennya layanan Google.
Kamera MatePad Pro 11 di bagian depan beresolusi 16MP f/2.2 dan punya sudut pandang lebar. Sayangnya, belum ada fitur auto-framing seperti pada tablet premium Apple & Samsung. Sementara di belakang, ada dua sensor kamera masing-masing 13MP f/1.8 & 8MP f/2.2 ultra-wide. Semuanya sudah tergolong baik secara kualitas, dikombinasikan dengan mikrofon yang mampu meredam noise cukup efektif untuk kebutuhan bekerja di mana saja secara virtual.
Hadir dalam satu varian saja, konsumen di Indonesia kebagian Huawei MatePad Pro 11 dengan chipset Qualcomm Snapdragon 870, dan tanpa slot kartu SIM alias Wi-Fi only. Chipset yang umumnya digunakan pada smartphone flagship terjangkau tersebut dikenal punya performa yang baik, dan efisien daya. Dipasangkan dengan RAM 8GB dan penyimpanan internal 256GB.
Selama penggunaan, tablet ini terasa sangat gegas untuk menjalankan berbagai aplikasi maupun ketika sedang digunakan untuk multitasking. Huawei sepertinya berhasil mengoptimalkan HarmonyOS pada MatePad Pro 11 agar berjalan secara ringan dan maksimal pada tablet ini, setidaknya terasa lebih gegas daripada Xiaomi Pad 5 yang sempat kami jajal beberapa waktu lalu.
Dengan dimensinya yang tipis dan ringan, MatePad Pro 11 bisa dijadikan perangkat gaming portabel, asalkan gim yang ingin kamu jalankan tidak sepenuhnya membutuhkan layanan Google ya. Ditambah dengan speaker dan layar superior, pasti akan beri pengalaman yang menyenangkan. Ditambah baterainya yang juga tergolong awet.
Walaupun dimensinya tergolong kompak untuk ukuran sebuah tablet Android 11 inci, Huawei bisa menyematkan kapasitas baterai yang tergolong besar ke dalam bodi MatePad Pro 11. Dengan kapasitas 8,300 mAh, tentu bakal sulit untuk menghabiskannya hanya dalam satu hari, kecuali benar-benar menggunakannya terus menerus lebih dari durasi jam kerja.
Kalau penggunaan ringan sebagai “suplemen” sebuah laptop, bisa bertahan sampai dua hari, sampai pada akhirnya baterai mulai mencapai 5% dan harus diisi daya ulang. Dalam paket penjualannya, Huawei menyertakan adapter 22,5W, namun sejatinya MatePad Pro 11 sudah mendukung hingga 44W SuperCharge. Namun Gizmo friends harus membelinya secara terpisah, dan dengan sistem ampere berbeda dari USB-PD.
Disebutkan kalau mengisi daya dengan charger 44W butuh waktu sekitar 2 jam lebih, dan tentunya bakal lebih lama kalau tidak menggunakan protokol Huawei SuperCharge tersebut. Wajar, mengingat ukuran baterai MatePad Pro 11 memang besar. Setidaknya mengisi 60-90 menit rasanya bakal pas untuk penggunaan satu hari.
Dengan harga yang kurang lebih sama, Gizmo friends bisa memilih antara membeli iPad Air M1 (64GB) tanpa aksesori, atau Huawei MatePad Pro 11 (256GB) yang sudah termasuk aksesori seperti keyboard cover dan stylus—masing-masing tidak murah harganya. Secara value, opsi Huawei memang lebih menggiurkan.
Namun penentuan mana yang lebih layak, tergantung dari kebutuhan Gizmo friends. Menurut saya, yang jadi faktor penentu adalah ekosistem dan ketersediaan aplikasi. Kalau memang tidak masalah dengan segala keterbatasan judul aplikasi dan oke dengan opsi aplikasi alternatif, MatePad Pro 11 bakal jadi pilihan yang lebih pas.
Tapi kalau memang belum begitu berinvestasi ke dalam ekosistem produk Huawei, dan lebih tergiur dengan aplikasi iPad yang memang lebih optimal untuk layar besar dibandingkan Android (atau HarmonyOS), maka bonus yang ditawarkan Huawei pun bakal terasa percuma. Jadi, sudah tahu harus pilih yang mana?
Device Type | Tablet |
Model / Series | Huawei MatePad Pro 11 |
Released | 06 Agustus, 2022 |
Status | Available |
Price | IDR11.999.000 |
Chipset | Qualcomm SM8250-AC Snapdragon 870 5G (7 nm) |
CPU | Octa-core (1×3.2 GHz Kryo 585 & 3×2.42 GHz Kryo 585 & 4×1.80 GHz Kryo 585) |
GPU | Adreno 650 |
RAM (Memory) | 8GB |
Storage | 256GB UFS 3.1 |
External Storage | – |
Operating System | HarmonyOS 3.0 |
User Interface | HarmonyOS |
Dimensions | 249.2 x 160.4 x 5.9 mm |
Weight | 449 g |
Design Features | Magnetic pin connector for keyboard cover M-Pencil magnet Color: Golden Black |
Battery | 8300 mAh Mendukung fast charging 44W |
Screen Type | OLED capacitive touchscreen, 1B colors |
Size and Resolution | 11” 1600 x 2560 (2K) 120Hz |
Touch Screen | Yes |
Features | 1B colours, P3 wide colour gamut, 1440Hz high frequency PWM dimming, 1.000.000:1 contrast ratio |
Network Frequency | Wi-Fi 802.11a/b/g/n/ac/ax, MIMO, HE80, 2,4 GHz dan 5 GHz |
SIM | – |
Data Speed | – |
Multi Camera | Yes (Rear) |
Rear | 13 MP, f/1.8, (wide), PDAF; 8 MP, f/2.2, (ultrawide) |
Front | 16 MP, f/2.2 |
Flash | Yes |
Video | 4K @30fps |
Camera Features | Time-Lapse, Panorama, Watermark, Document Correction, Audio control, Timer, Burst shooting |
Wi-fi | 802.11a/b/g/n/ac/ax, MIMO, HE80, 2,4 GHz dan 5 GHz |
Bluetooth | Bluetooth 5.1, BLE, SBC, AAC, LDAC HD Audio |
USB | Tipe-C, USB 3.1 GEN1 |
GPS | GPS / GLONASS / BeiDou / GALILEO / QZSS |
HDMI | No |
Wireless Charging | No |
NFC | |
Infrared | No |
Multimedia Features | Loudspeaker with stereo speakers (6 speakers), 4 microphones |
FM Radio | No |
Web Browser | Huawei Browser |
Messaging | Email, Push Email, IM |
Sensors | Ambient light sensor, Compass, Gravity sensor, Gyroscope, Hall sensor |
Di sudut padat kawasan Kabupaten Bekasi, tepatnya di gang kecil dekat Pasar, hidup seorang pemuda…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul STRATEGIES TO IMPROVE EARLY CHILDHOOD…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Implikasi UU Revisi TNI 2025…
Sah! – Dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalibata sebagai catering untuk program makan bergizi gratis…
Sah! – Dalam dunia korporasi, rangkap jabatan oleh anggota Direksi merupakan isu yang kerap menjadi…
AESENNEWS.COM, PANDEGLANG- BANTEN, Warga masyarakat mengeluhkan dengan masih banyaknya aktivitas diduga premanisme yang berkedok Debcolektor…