Pengaruh Iman Kepada Malaikat terhadap Peningkatan ketaqwaan dalam menjalankan Ibadah

Oleh: Rafi Abdul Azis, Armandito vierry
Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Abstraksi
Malaikat merupakan mahluk ciptaan allah yang diciptakan dari “Nur”/ cahaya. dimana Menurut bahasa, kata “Malaikat” merupakan kata jamak yang berasal dari Arab malak (ملك) yang berarti kekuatan, yang berasal dari kata mashdar “al-alukah” yang berarti risalah atau misi, Sedangkan menurut istilah (terminologi), malaikat adalah hamba-hamba Allah SWT diciptakan dari cahaya dan bertugas untuk melaksanakan berbagai bentuk ketaatan kepada-Nya secara totalitas dan tanpa penentangan sedikitpun, sehingga mereka senantiasa mengerjakan perintah dari Robbnya dengan baik.

Sehingga dapat dikatakan bahwa malaikat adalahmahluk ciptaan allah yang diciptakan dari cahaya untuk beribadah dan bertugas menjalankan perintah allah dengan totalitas. Dan sebagai umat muslim kita harus mengimani,adanya malaikat termasuk yang mengawasi pola hidup dan ibadah kita setiap hari. Hal ini dapat menjadi faktor yang meningkatkan ketaqwaan seseorang dalam menjalankan ibadah, karna allah memiliki malaikat yang bertugas mengawasi ibadah kita dan dia menjalankan tugas tersebut secara totalitas sebagai bentuk ketaatannya kepada allah.

A. PENDAHULUAN
Rukun Iman yang kedua dalam Islam ialah iman kepada Malaikat. Baik al-Qur‟an, as- Sunah, maupun ijma‟ (kesepakatan) kaum muslimin telah menunjukkan wajibnya beriman kepada para Malaikat. Mengingkari keberadaan para Malaikat sama artinya dengan mengingkari Allah SWT. Para Malaikat berada di alam ghaibyang tidak bersifat materi, tetapi sebagai tabiatnya dia dapat menjelma ke alam materi. Pengetahuan tentang Malaikat hanya berdasarkan al-Qur‟an dan keterangan-keterangan Nabi Muhammad Saw. Pada umumnya yang kita ketahui adalah Malaikat diciptakan Allah dari nur (cahaya). Sebagaimana ditegaskan dalam Shahiih Muslim. Diriwayatkan dari sayyidah Aisyah bahwasannya Rasulullah SAW bersabda yang artinya :“Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada musemua.” (H.R. Muslim, Ahmad,Tirmidzi dan Ibnu Majah).

B. Latar Belakang
Allah telah menciptakan sejenis makhluk ghaib, yaitu malaikat. Disamping makhluk lainnya malaikat tidak dapat ditangkap oleh panca indera manusia. Malaikat diberi tugas-tugas khusus yang ada hubungannya dengan wahyu, Rasul, manusia, alam semesta, akhirat dan lain sebagainya. Disisi lain adapula malaikat yang diberi tugas untuk melakukan sujud kepada Allah SWT secara terus menerus.

Malaikat adalah mahluk yang patuh, tunduk dan taat kepada perintah serta ketentuan Allah SWT. Malaikat berasal dari kata “malak” yang dalam bahasa Arab artinya kekuatan. Dalam ajaran agama islam ada 10 malaikat yang wajib diketahui, yang mana itu adalah bagian dari rukun iman, yaitu iman kepada malaikat. Maksudnya adalah meyakini adanya malaikat, walaupun tidak dapat melihat mereka, tapi sesungguhnya mereka adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang selalu taat kepada-Nya, dan mereka tidak pernah berbuat dosa.

Tak seorangpun mengetahui jumlah pasti malaikat, hanya Allah saja yang mengetahui jumlahnya. Walaupun manusia tidak dapat melihat malaikat, tetapi jika Allah berkehendak maka malaikat dapat dilihat oleh manusia, yang biasanya hanya terjadi pada Nabi dan Rasul. Malaikat selalu menampakkan diri dalam wujud laki-laki kepada para Nabi dan Rasul. Seperti yang terjadi pada Nabi Ibrahim AS.

C. PEMBAHASAN
Menurut (Sulistiani et al., 2017) istilah, malaikat adalah salah satu jenis makhluk Allah yang Ia ciptakan khusus untuk taat dan beribadah kepada-Nya serta mengerjakan semua tugas-tugas-Nya (QS. Al-Anbiya :19-20). Malaikat berarti makhluk langit. Sedangkan menurut istilah syara‟ malaikat berarti makhluk gaib yang diciptakan Allah yang berasal dari nur atau cahaya dengan wujud dan sifat-sifat tertentu dan senantiasa mengabdi dan taat kepada Allah. Tidak diperoleh penjelasan kapan malaikat diciptakan, tetapi diciptakan lebih awal daripada Adam, manusia pertama (Q.S Al-Baqarah:30).

Malaikat mempunyai sifat yang berbeda dengan makhluk lainnya. Percaya kepada adanya malaikat terdapat dalam salah satu dari enam rukun iman yaitu pada rukun iman kedua “iman kepada malaikat Allah”. Iman kepada malaikat berarti percaya bahwa malaikat adalah makhluk Allah yang patuh pada-Nya dan tidak pernah mendurhakai-Nya.

Kata malaikat adalah kata jama‟ dari kata malak yang berasal dari kata alukah yang berarti risallah. Maksud iman kepada malaikat adalah mengimani bahwa mereka adalah perantara antara Allah dan rasulnya, dalam menurunkan kitab-kitab-nya. Oleh karena itu, barang siapa yang tidak mengimani mereka maka ia kafir terhadap kitab-kitab dan Rosul-Nya. Wujud para malaikat telah dijabarkan didalam Al-Qur‟an, bahwa malaikat ada yang memilki sayap sebanyak 2, 3 dan 4, dalam surah Faathir ayat 1 : Artinya : “Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Mereka tidak bertambah tua ataupun bertambah muda, keadaan mereka sekarang sama persis ketika mereka diciptakan. Dalam ajaran islam, ibadah manusia dan jin bisa menentukan pilihannya sendiri. Berbeda dengan malaikat yang tidak memiliki pilihan lain. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Mereka dapat melintasi alam semesta secepat kilat atau bahkan lebih cepat lagi. Mereka tidak berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan dan tidak berkeluarga. Memahami makna keimanan dan urgensinya dalam konsep pendidikan Islam, Abd. (Rahman al-Nahlawi (1983: 74-76) dalam (Abdullah, 2018)) memaparkan sebagai berikut:

a) Keimanan seseorang kepada sesuatu dibuktikan dengan pengakuan bahwa sesuatu itu adalah kebenaran dan keyakinan.
b) Jika keimanan telah kuat, segala bentuk perilaku orang tersebut akan didasarkan pada pikiran-pikiran yang telah dibenarkannya dan hatinya pun akan merasa tenteram.
c) Keimanan yang mengandung pembenaran dan keyakinan kadang mengalami penyimpangan. Karena itu, seorang mukmin memerlukan daya kontrol yang dapat memelihara pikiran dan hatinya dari pengaruh kepercayaan yang menyimpang tersebut.
d) Melalui ketundukan perilaku, pola hidup dan hubungan antar individu yang didasarkan pada keimanan, kehidupan individu dan masyarakat akan teratur dan terarah.

Adapun hal-hal positif yang bisa diambil dari malaikat yang menyebabkan penggaruh peningkatan seseorang dalam menjalankan ibadah karena meyakini iman kepada Allah yaitu :

• Motivasi kedisiplinan dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah
Pemberian tugas-tugas tertentu kepada para malaikat ini nilai motivasi yang dapat mempengaruhi sisi psikologi pada seseorang hamba. Dengan keberadaan malaikat dan penetapan tugas-tugas tertentu kepada mereka serta ketaatan dalam menjalankan tugas, seseorang hamba dapat dipahamkan tentang pentingnya keteraturan, kedisiplinan, dan ketaatan, dengan cerminan pada keteraturan dalam sistem manajemen kerajaan’Allah dan loyalitas tinggi para malaikat-Nya.

• Malaikat selalu berbuat baik dan menggendalikan diri dari perilaku negatif
Menurut Al-Mubarakfuri (Harisah, 2004) terdapat dua pengaruh besar terhadap hati manusia, yaitu pengaruh negatif setan dan pengaruh positif malaikat. Setan berupaya mempengaruhi dan menggoda hati manusia untuk berbuat kejahatan serta mengingkari kebenaran-kebenaran agama. Adapun malaikat, ia senantiasa mengimbangi pengaruh negatif tersebut dan mengalihkannya kepada kebaikan dan penerimaan kebenaran-kebenaran agama. Seperti halnya yang diungkap dalam QS. Huud (11): 73. “Para malaikat itu berkata: “Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (Itu adalah) rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, hai ahlulbait! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah.”

Dari ayat ini tampak jelas bahwa malaikat pada hakikatnya senantiasa melakukan proses pendidikan sepanjang hidup (long-life education) kepada manusia, yaitu dengan mengarahkan dan memberikan stimulasi pada sisi-sisi kebaikan dalam hati manusia. Dengan demikian, orang yang beriman merasakan adanya tuntunan dan kontrol melekat pada diri mereka, yang pada hakikatnya berasal dari bisikan-bisikan (llham) malaikat.

• Malaikat mahluk yang senantiasa menghindari maksiat kepada Allah
Malaikat adala makhluk yang memiliki kesempurnaan dalam hal penjagaan diri (iffah) dari nafsu syahwat. Karena itu ia dijadikan simbolisasi dalam pengendalian diri dari godaan nafsu. Malaikat adalah makhluk yang senantiasa, dan selamanya, menghindari maksiat kepada Allah. Disebutkan dalam Alquran (QS. 66: 6) bahwa mereka sama sekali tidak pernah, dan tidak akan pernah, mendurhakai Allah atas segala perintah-Nya.

D. PENUTUPAN
Rukun Iman yang kedua dalam Islam ialah iman kepada Malaikat. Baik al-Qur‟an, as- Sunah, maupun ijma‟ (kesepakatan) kaum muslimin telah menunjukkan wajibnya beriman kepada para Malaikat. Mengingkari keberadaan para Malaikat sama artinya dengan mengingkari Allah SWT.
Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah, keimanan kepada malaikat merupakan salah satu rukun iman, hal ini sebagaimana penjelasan Rasulullah SAW dalam hadist Jibril, dimana malaikat Jiril bertanya kepada beliau tentang iman dan kemudian dijawab oleh Rasulullah “Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, hari akhir dan kepada qadar yang baik dan buruk”. Para malaikat diciptakan dari cahaya, mereka merupakan makhluk Allah yang slalu taat dan tidak pernah maksiat. Malaikat adalah makhluk yang sangat besar juga memiliki paras yang sangat indah.

Beriman berarti mengetahui keagungan Allah, kekuatan-Nya dan kekuasaan-Nya. Kebesaran makhluk pada hakikatnya adalah dari keagungan sang pencipta. Manusia wajib meneladani sifat malaikat seperti dalam kedisiplinan dan ketaatan dalam menjalankan perintah Allah, selalu berbuat baik dan menggendalikan diri dari perilaku negatif dan mahluk yang senantiasa menghindari maksiat kepada Allah. . Dengan adanya iman kepada malaikat maka manusia bisa menjadi motivasi dan sekaligus mempengaruhi dalam peningkatan ketaqwaan dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. (2018). Meneladani sifat-sifat malaikat allah sebagai bentuk mengimani adanya malaikat allah. Jurnal Pendidikan Agama Islam, 16(2), 147.
Harisah, A. (2004). Llcence, Magister Agama, dosen STAIN Watampone, dan pembina Ponpes. An Nahdlah Makassar. Pendidikan Islam, 2(1), 73–84.
Sulistiani, A., Irayanti, C., & Mafaz, N. S. (2017). ” Iman Kepada Malaikat Allah Dan Pengaplikasiannya Dalam Kehidupan ”. 1601016008, 3–7.

The post Pengaruh Iman Kepada Malaikat terhadap Peningkatan ketaqwaan dalam menjalankan Ibadah appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Keseruan berseluncur di area Water for Life IMAGISPACE Plaza Senayan…