Categories: Berita

Pengamat: Proyek Kereta Cepat Jadi Buah Simalakama, Terus Dilanjutkan Biaya Membengkak, Dihentikan Jadi Mangkrak

[Berita]  Pemerintah harus mencari jalan tengah untuk menghindari pembengkakan biaya dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang dilakukan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Hal itu disampaian Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menanggapi pembengkakan biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
“Pemerintah perlu mendorong terjadinya sharing the pain atau berbagai beban dengan kreditur. Dalam hal ini adalah China Development Bank, sehingga kreditur juga menanggung pembengkakan biaya,” ujar Bhima kepada Poskota, Senin, (17/10/2022).
Kemudian, menurut Bhima, pemerintah juga harus melakukan renegosiasi atau negosiasi ulang terkait cicilan pokok dan bungan pinjaman dengan kreditur proyek KCJB.
“Kedua dilakukan renegosiasi pembayaran cicilan pokok dan bunga pinjaman kepada kreditur yang membiayai Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Jadi dengan renegosiasi ini setidaknya beban cicilan pokok dan bunga pinjaman bisa berkurang atau ditangguhkan sementara waktu,” ucapnya.
Bhima mengatakan, hal tersebut perlu dipertimbangkan pemerintah. Apalagi melihat situasi perekonomian dunia sedang terancam resesi.
Menurutnya, jika hal tersebut tidak dilakukan maka, pemerintah terancam mengalami kerugian yang sangat besar. Ketika pemerintah memutuskan untuk melanjutkan proyek tersebut, maka pemerintah harus memikul beban besar akibat membengkaknya biaya kontraksi.
“Jadi proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini jadi buah simalakama. Kalau terus dilanjutkan dengan cost overrun, biaya membengkak, terutama dari selisih kurs karena beberapa bahan baku kontruksinya impor,” tambah Bhima.
Tak hanya itu, kata Bhima, pemerintah juga harus menanggung pembengkakan dari permasalahan biaya bunga pinjaman semakin membengkak.Bila biaya kontruksinya meningkatkan maka bunga pun semakin besar.
“Ini akan menjadi beban bagi BUMN dan negara. Maka APBN harus terus melakukan suntikan dan kalau proyeknya selesai pun juga secara operasional negara akan terus melakukan subsudi secara besar-besaran,” jelas Bhima.
Sementara, lanjut Bhima, jika proyek KCJB ini dihentikan maka akan jadi proyek mangkrak. Anggaran yang sudah digelontorkan pemerintah akan hangus.
“Sementara simalakamanya kalau proyeknya dihentikan ini akan menjadi proyek mangkrak yang akan menjadi permasalahan bukan hanya dari sisi ekonomi tapi juga masalah dari hukum,” kata Bhima.[poskota]

portal-islam

viral

Share
Published by
viral

Recent Posts

Fenomena Konten Kreator di Facebook Makin Berkibar: Begini Bocoran Cara Jadi Kreator Handal dan Raup Cuan!

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Fenomena Konten Kreator di Facebook…

7 jam ago

Magang di PT DMK Cargo, Mahasiswa UNTAG Sukses Ciptakan Konten Digital dan Direkrut sebagai Karyawan Kontrak

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Magang di PT DMK Cargo,…

7 jam ago

Petani Desa Majau Tebus Pupuk Bersubsidi Diatas HET ini Kata Korlu Kecamatan Saketi

AESENEWS.COM ,PANDEGLANG  - Kordinator Lapangan ( Korlu ) Kecamatan Saketi Mulyantara angkat bicara setelah mengetahui…

7 jam ago

Uyung Iskandar Pemilik Media Bungas Banten, Resmi Ditunjuk Plt.Ketua SMSI kabupaten Pandeglang

AESENNEWS.COM, SERANG - Pemilik Media Bungas Banten, Uyung Iskandar ditunjuk sebagai Pelaksana tugas (Plt) Ketua…

7 jam ago

Bom Bunuh Diri Meledak di Kamp Tentara Somalia, Sejumlah Orang Tewas-Terluka

Jakarta – Aksi bom bunuh diri terjadi di kamp tentara Somalia di Mogadishu. Bom itu…

7 jam ago

Serukan Perdamaian, Paus Leo XIV Singgung Kondisi Ukraina hingga Gaza

Jakarta – Paus Leo XIV menyerukan perdamaian di Ukraina saat Misa pelantikannya di Lapangan Santo…

7 jam ago