Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Mewujudkan Wawasan Kebangsaan Melalui Teknologi AI: Membangun Kecerdasan Buatan Berbasis Nilai-Nilai Nusantara
Oleh: Haris Yoga Saputra
JurnalPost.com – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) kini telah mengubah wajah dunia. Di hampir semua sektor ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan. AI hadir menawarkan efisiensi dan produktivitas baru yang sebelumnya sulit dibayangkan.
Namun, di tengah derasnya arus globalisasi dan tsunami informasi digital, muncul pertanyaan penting: Bagaimana kita bisa menjaga identitas nasional di tengah semua ini?
AI bukanlah sekadar alat netral. Ia membawa serta nilai, budaya, dan kepentingan di balik siapa yang menciptakannya. Karena itu, bagi Indonesia, membangun AI tak cukup hanya soal keunggulan teknis. kita perlu AI yang berakar pada nilai-nilai luhur Nusantara.
Wawasan kebangsaan adalah fondasi penting. Ini cara kita memandang dunia, dengan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Di era digital seperti sekarang, wawasan ini diuji keras. Setiap hari, kita dibanjiri ideologi, budaya, dan informasi asing yang, tanpa disadari, bisa menggerus jati diri bangsa.
Tanpa fondasi yang kokoh, kita mudah terombang-ambing dalam arus global.
Teknologi, termasuk AI, bisa menjadi pedang bermata dua: ia bisa memperkuat, tapi juga bisa melemahkan identitas bangsa. AI membawa potensi luar biasa untuk mempercepat pembangunan. Di bidang pendidikan, AI bisa menghadirkan pembelajaran personalisasi sesuai kebutuhan siswa.Dalam budaya, AI dapat mempercepat digitalisasi bahasa daerah dan membantu melestarikan kesenian tradisional.
Dalam pemerintahan, AI mampu meningkatkan transparansi dan kualitas pelayanan publik.
Namun, bila dikembangkan tanpa mempertimbangkan kearifan lokal, AI justru bisa menjadi pisau yang memotong akar kebangsaan kita sendiri.
Karena itu, AI Indonesia harus dibangun dengan prinsip menyeluruh, keadilan sosial, dan penghargaan terhadap budaya Nusantara.
Nilai-nilai seperti gotong royong, toleransi, musyawarah, dan harmoni dengan alam adalah harta karun Nusantara yang bisa menjadi fondasi etis AI kita.
Bayangkan AI yang mendorong kolaborasi, bukan hanya mengejar keuntungan korporasi.
Atau chatbot yang ramah dalam berbagai bahasa daerah, algoritma rekomendasi yang mempromosikan keberagaman budaya, hingga sistem AI yang mengambil keputusan lewat semangat musyawarah.
Teknologi yang lahir dari tanah air ini akan bukan hanya menjadi alat, tapi juga cerminan jiwa bangsa.
Pemerintah punya peran penting untuk menyiapkan landasan ini: lewat regulasi, kurikulum pendidikan, serta dorongan untuk pengembangan AI yang beretika dan berbudaya.
Penting pula melibatkan masyarakat adat, seniman, budayawan, dan akademisi dalam proses pengembangan teknologi, memastikan AI yang kita bangun benar-benar mewakili keragaman Nusantara.
The post Mewujudkan Wawasan Kebangsaan Melalui Teknologi AI: Membangun Kecerdasan Buatan Berbasis Nilai-Nilai Nusantara appeared first on JurnalPost.
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul #PlastikNggakAsyik, Hari Bumi, Mahasiswa-Mahasiswi President…
Sah! – Pembubaran CV merupakan proses hukum yang membawa dampak signifikan bagi para mitranya. Mitra…
AESENNEWS.COM,PANDEGLANG - Dengan beredarnya pemberitaan di salah satu media online terkait dugaan perusahan ternak ayam…
AESENNEWS.COM, DELI SERDANG - Tim Pembina dan Tim Forum Kabupaten Kota Sehat (KKS) Kabupaten Deli…
Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuntut agar Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri secara langsung…
Bogor – Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan…