Categories: Berita

Meningkatkan Self Confidence Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Anak Korban Bullying

JurnalPost.com – Maraknya kasus bullying dalam ruang lingkup anak saat ini menjadi latar belakang penelitian ini dilakukan. Anak yang menjadi generasi emas penerus bangsa tidak boleh dihadapkan dengan situasi bullying, entah itu sebagai pelaku atau korban. Bullying dapat menimbulkan rasa tidak percaya diri pada anak, hal itu menyebabkan anak tidak berani untuk mengekspresikan diri, pendapat, serta menyelesaikan masalahnya sendiri. Yang mana hal ini dapat berpengaruh buruk dalam tumbuh kembang anak di dunia sosial.

Sebagai mahasiswa sepatutnya kita bergerak sebagai agen perubahan dimasyarakat salah satu nya dengan membimbing anak-anak agar mereka memiliki kepercayaan diri, karena kita mengetahui bahwa kepercayaan diri adalah hal penting yang harus dimiliki agar kedepannya bisa berkembang dengan baik.

R.A Roro Galuh Wigati (190902072 ) mahasiswa dari prodi Kesejahteraan Sosial FISIP USU, melakukan praktik di Panti Asuhan Ora Et Labora, Medan. Dengan adanya praktik ini memberikan kesempatan kepada Galuh untuk dapat menerapkan metode praktik pekerjaan sosial yang selama ini didapatkan dibangku kuliah. Praktek Kerja Lapangan ini sendiri dibimbing oleh Supervisor Sekolah dan Dosen Pengampu Mata Kuliah PKL yaitu, Bapak Fajar Utama Ritonga S.Sos, M.Kesos.

Pada pertemuan awal Galuh bersama rekan bertemu dengan pemilik panti dan kak Lestari untuk melakukan kesepakatan agar dapat melaksanakan PKL. Anak di panti ini kebanyakan berasal dari Nias dan daerah Sumatera Utara lainnya dengan alasan yang berbeda-beda, ada yang karena kesulitan ekonomi keluarga dan tidak memiliki orang tua. Selanjutnya galuh dan rekan melakukan perkenalan dengan anak panti dan membagi anak panti kedalam dua kelompok belajar yang terdiri dari kelompok belajar anak dan kelompok belajar remaja untuk lebih mempermudah Galuh dan rekan dalam melaksanakan kegiatan.

Setelah perkenalan, pertemuan selanjutnya untuk mengetahui sejauh mana perkembangan belajar mereka serta apa yang menjadi masalah sehingga menghambat pembelajaran mereka, Galuh melakukan observasi terlebih dahulu. Dari hasil observasi, masih banyak anak panti yang memiliki masalah internal yang menjadi penghambat proses belajar mereka. Banyak dari mereka yang tidak bisa paham dengan baik materi yang sudah diajarkan, mereka tidak memiliki keberanian untuk bertanya mengenai materi yang belum mereka pahami. Ketika diberikan tugas mereka tidak mengerjakannya dikarenakan mereka tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengerjakannya. Hal tersebut terjadi karena mereka takut apa yang sudah mereka kerjakan ternyata salah. Alhasil, banyak anak panti yang masih sangat amat tertinggal mata pelajaran dasar untuk anak seusianya.

Pada PKL I kali ini, Galuh tidak serta-merta melakukannya sebagai formalitas namun, ada mini project yang dilakukan Galuh pada tahap level mikro dengan metode case work. Galuh bersama rekan melakukan banyak kegiatan bersama yaitu, untuk kelompok belajar kecil Galuh melakukan kegiatan mewarnai guna memunculkan kreativitas dari mereka serta melatih kepercayaan diri untuk berani menunjukkan hasil karya mereka. Untuk kelompok belajar remaja, Galuh dan rekan membuat game tebak kata dalam bahasa Inggris. Hal ini Galuh lakukan untuk melihat seberapa tinggi tingkat kepercayaan diri mereka untuk menjawab soal di papan tulis. Kegiatan yang Galuh lakukan dapat meningkatkan kepercayaan diri dari mereka dikarenakan Galuh memberikan apresiasi atas apa yang mereka lakukan. Dua kegiatan ini Galuh pilih karena ini merupakan hal yang mereka gemari. Galuh mencoba untuk meningkatkan rasa percaya diri mereka melalui apa yang mereka gemari, agar lebih mudah mereka lakukan. Galuh juga berusaha memposisikan diri sebagai kakak pada anak-anak panti agar anak panti merasa nyaman sehingga tidak ada kesenjangan.

Pada praktikum kali ini dengan adanya masalah yang dialami anak panti, Galuh menerapkan pendekatan Solution-focused Brief Counseling, dimana model konseling ini menekankan pada pentingnya kompetensi manusia daripada kekurangmampuan, dan kekuatan daripada kelemahannya. Disamping itu, Manusia mampu membangun solusi yang dapat meningkatkan kehidupannya. Manusia memiliki kemampuan menyelesaikan tantangan dalam hidupnya. Bagaimanapun pengaruh lingkungan terhadap manusia, penulis meyakini bahwa saat dalam layanan konseling, klien mampu membangun solusi terhadap masalah yang dihadapinya. Pendekatan ini banyak dibutuhkan pada era para konseli dan lembaga- lembaga pemberian bantuan psikologis menuntut layanan konseling yang singkat dan efektif. Demikian pula, keterampilan konseling singkat diperlukan konselor yang bekerja dalam latar pemberian bantuan yang diharapkan memberikan layanan yang lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat (Gladding, 2009). Metode ini dapat dikatakan sebagai metode yang ekonomis dan efektif. Galuh berharap dengan metode ini, klien dapat membangun solusi atas masalahnya.

Galuh menggunakan metode case work dalam pendekatan penyelesaian masalahnya. Adapun metode tersebut adalah:

1. Engagement, Intake, Contract
Tahap Ini merupakan kontrak awal antara pekerja sosial dengan klien. Disini klien dilihat apakah ingin bersama-sama menyelesaikan masalah ini dengan pekerja sosial atau tidak. Galuh pada tahap ini, mulai menjelaskan kepada klien apa itu pekerja sosial dan apa yang dilakukan pekerja sosial. Galuh juga menanyakan kesediaan klien untuk mau atau tidak dibantu untuk menyelesaikan masalahnya. Pada tahap ini klien bersedia untuk dibantu dalam menyelesaikan masalah yang ia alami.

2. Assessment : Tahap ini merupakan tahap dimana pekerja sosial, berusaha mendapatkan informasi mengenai permasalahan klien serta agar mengetahui potensi apa yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah klien. Pada tahap assessment ini, Galuh menggunakan tools assessment ecomap untuk lebih menggali lagi permasalahan yang ada pada diri klien. Dari hasil assessment dengan klien didapatkan bahwa, klien merupakan anak yang tertutup dan tidak dapat mengekspresikan perasaannya dengan jelas. Maka dari itu klien sulit dalam bersosialisasi dengan teman sebanya dikarenakan ia juga sering mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari teman-temannya. Seperti dicemooh, dipukul dan tindakan lainnya yang membuat klien merasa tidak nyaman, atau bisa kita sebut bullying. Dimana semua perlakuan yang ia dapatkan membuatnya merasa tidak percaya diri dan lebih banyak menahan perasaannya. Disini, Galuh melihat bahwa klien sebenarnya anak yang menyenangkan dan dapat terbuka pada orang yang memberikannya perlakuan baik yang memang seharusnya ia dapatkan. Karena pada dasarnya setelah melakukan assessment, penulis melihat bahwa klien merupakan anak yang periang serta memiliki bakat dalam hal mewarnai.

3. Planning : Tahap ini merupakan tahap pengidentifikasian masalah serta mencari cara untuk menyelesaikan masalah dengan menggunakan sumber-sumber yang dapat didayagunakan untuk memecahkan masalah dalam serangkaian kegiatan. Klien pada dasarnya suka mewarnai maka dari itu Galuh menyiapkan gambar kosong untuk ia warnai, yang nantinya dapat klien gunakan untuk mengasah kemampuannya. Serta untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah klien, Galuh akan menerapkan metode Solution-focused Brief Counseling nantinya.

4. Intervensi : Tahap ini merupakan proses pelaksanaan program yang direncanakan. Disini, pekerja sosial bertindak untuk mengarahkan pada beberapa proses untuk mencapai perubahan. Dalam prosesnya, konseling yang Galuh lakukan berfokus pada solution talk daripada problem talk. Proses konseling diorientasikan bagi peningkatan kesadaran eksepsi terhadap pola masalah yang dialami dan pemilihan proses perubahan secara sadar. Peningkatan kesadaran eksepsi terhadap pola masalahnya dapat menciptakan solusi. Pemilihan proses perubahan dapat menentukan masa depan kehidupan klien.

Galuh membangun kondisi fasilitatif dalam konseling, dimana kondisi ini merupakan salah satu strategi untuk mengembangkan suasana hubungan yang dapat memberikan rasa aman, kepercayaan dan membangkitkan keinginan klien untuk mengutarakan pikiran-pikiran dan perasaan-perasaannya secara bebas saat proses konseling berlangsung.
Saat melakukan kegiatan bersama, Galuh merangkul klien dengan candaan dan dukungan yang membuat ia merasa didukung dan tidak mudah merasa rendah diri. Galuh mengajak klien untuk berekspresi melalui hal yang ia sukai, yaitu dengan mewarnai. Klien mengikuti perlombaan mewarnai yang Galuh dan rekan rekan adakan di panti. Ketika klien berhasil memenangkan perlombaan, Galuh memberikan pujian atas kerja keras yang telah klien lakukan. Hal itu membuatnya merasa senang dan menambah kepercayaan dirinya sedikit demi sedikit. Dengan hal yang ia sukai, ia mampu mengekspresikan dirinya dengan baik.

Saat melakukan konseling kepada klien, Galuh banyak memberikan afirmasi positif kepada klien. Galuh tahu bahwa klien sendiri merupakan anak yang tidak percaya diri ketika ia melakukan sesuatu. Hal itu sendiri tidak terlepas dari faktanya bahwa ia adalah korban bullying. Pada tahap konseling, Galuh mengajak klien untuk membahas tentang penyelesaian masalah yang ia hadapi. Galuh memberikan alasan yang rasional mengenai apa yang harus dan tidak harus atau apa yang mau atau tidak mau ia lakukan. Galuh menggunakan teknik pros dan cons, dimana penggunaan teknik ini sangat penting untuk mengetahui perasaan dan pikiran klien, dengan mengajukan pada situasi yang menunjukkan pilihan yang positif dan negative sesuai dengan pendapat anak. Galuh meminta klien untuk menuliskan lima hal positif dan negatif dari sekolah yang menjadi tempat ia merasa tertindas. Galuh mengajak klien fokus pada hal positif tersebut, karena hal itu bisa menjadi senjata klien sendiri dalam mengatasi masalah tersebut. Galuh menekankan bahwa untuk menyelesaikan masalah, klien harus berani terlebih dahulu untuk mengekspresikan dirinya. Bagaimanapun juga, hanya klien sendiri yang bisa mengatasi atau menyelesaikan masalah yang klien miliki. Klien sendiri memiliki keinginan dan ambisi yang kuat untuk menyelesaikan masalahnya, karena ia sendiri ingin menjadi pribadi yang pemberani.

5. Evaluasi : Tahap dimana menentukan apakah sasaran dan tujuan dari pekerjaan sosial telah tercapai atau tidak. Setelah proses konseling yang terus dilakukan terlihat mulai ada perkembangan dari diri klien. Klien sendiri terlihat lebih eskpresif ketika Galuh datang mengunjungi panti. Klien dengan sendirinya bercerita kepada Galuh bahwa ia sekarang lebih percaya diri ketika ia melakukan sesuatu. Ketika ia dicemooh, ia membalasnya dengan perkataan positif yang membuatnya terlihat lebih berani dan tegas. Perlahan klien mendapati energi positif dari kepercayaan diri yang sudah ia kembangkan.

6. Therminasi : Merupakan tahap pemutusan hubungan dengan klien. Karena kontrak dengan klien sudah selesai maka dari itu Galuh melakukan tahap terminasi dan pada saat pemutusan hubungan dengan klien Galuh memberikan hadiah kepada klien sebagai bentuk apresiasi karena klien sudah berubah menjadi lebih percaya diri dan dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Tak lupa pula Galuh bersama rekan memberikan hadiah kepada seluruh anak panti sebagai bentuk terimakasih kepada pihak panti yang sudah mau berkoordinasi dan bekerjasama untuk memberikan tempat bagi Galuh dan rekan dalam melaksanakan PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan inipun ditutup dengan bersama-sama saling memberikan kesan pesan serta masukan untuk satu dengan yang lainnya dan mengucapkan rasa terimakasih kepada pihak panti yang sudah mengizinkan berlangsungnya proses Praktek Kerja Lapangan.

The post Meningkatkan Self Confidence Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Anak Korban Bullying appeared first on JurnalPost.

SOURCE

viral

Share
Published by
viral

Recent Posts

BABINSA Membangun Desa bentuk Sinergitas TNI-POLRI dan Rakyat

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul BABINSA Membangun Desa bentuk Sinergitas…

7 jam ago

Peduli Kesehatan Mata Remaja, Comm Charity 2025 Hadir di Sekolah

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Peduli Kesehatan Mata Remaja, Comm…

7 jam ago

Pemdes Ciandur Bersama Karang Taruna Gelar Oven Turnamen Bola Voly Tingkat RT.

AESENNEWS.COM, PANDEGLANG -Digelarnya open turnamen oleh raga voly ball tingkat RT.di wilayah  Pemerintahan Desa Ciandur…

7 jam ago

Petani Di Desa Majau Keluhkan Harga Tebus Pupuk Bersubsidi Berbeda Dari HET

AESENNEWS.COM, PANDEGLANG - Musim tanam padi nyadon di wilayah kecamatan saketi sudah sudah mulai tanam…

7 jam ago

Polres Malang Dalami Unsur Kelalaian Sopir di Laka Land Cruiser di Poncokusumo

Jakarta – Satu dari delapan korban kecelakaan mobil Toyota Land Cruiser nopol DB 1895 AA…

8 jam ago

Bagaimana Manfaatkan Potensi Ekonomi Kawasan Rebana? Simak Obrolannya di Sini

Jakarta – Sebagai provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia, Jawa Barat memerlukan kawasan baru…

8 jam ago