Categories: Berita

Membatasi Minuman Manis: Investasi Kesehatan Besar untuk Indonesia

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Membatasi Minuman Manis: Investasi Kesehatan Besar untuk Indonesia

JurnalPost.com – “Minuman manisnya Kak sekalian, mumpung lagi promo” Ucapan manis yang kerap kali kita dengar saat berkunjung di swalayan tersebut ternyata tidak berujung manis pada kesehatan kita. Terdapat bahaya mengintai di setiap tegukan minuman berpemanis yang jumlah gulanya melampaui batas rekomendasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yakni maksimal 50 g/hari atau sekitar 4 sendok makan.

Gula memang merupakan komponen gizi yang paling penting dalam pembentukan energi. Namun bila dikonsumsi berlebih justru menimbulkan masalah. Minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) mengandung gula bebas (free sugar) yang dapat menghilangkan keseimbangan energi dalam tubuh. Rasa lebih cepat puas setelah mengonsumsi gula bebas membuat asupan makanan yang mengandung banyak zat gizi berkurang.

Peningkatan gula darah inilah yang kemudian menjadi cikal bakal penyakit diabetes mellitus (DM). Efek mengonsumsi gula yang tinggi tidak muncul secara instan. Yang justru akan terjadi adalah tubuh kehilangan keseimbangan hormon dan membuat otak kita terus menerus meminta jatah makanan manis (sugar craving). Hal ini membuat masyarakat seringkali lengah dan terbuai dengan nikmat sesaat mengonsumsi olahan yang mengandung gula bebas, termasuk MBDK.

Sudah saatnya kita prihatin terhadap prevalensi DM di Indonesia yang menempati peringkat kelima jumlah pasien DM tertinggi di dunia. Banyak beban yang harus dipikul dalam penanganan DM. Dimulai dari jumlah pasien diabetes yang meningkat setiap tahun, komplikasi penyakit penyerta yang diderita oleh pasien DM, hingga beban negara dalam pembiayaan penyakit kronik.
Tercatat bahwa DM adalah salah satu penyakit yang memakan pembiayaan terbesar di fasyankes. Apabila Anda berkunjung ke Puskesmas, kemungkinan besar Anda pasti akan menjumpai pasien DM. Masalah bertambah besar apabila kadar gula pasien tersebut tetap tinggi meskipun rutin mengonsumsi obat oral serta terdapat keluhan seperti pandangan kabur, kaki tangan sering kesemutan, hingga susah buang air kecil yang merupakan gejala-gejala komplikasi DM. Hasil pemeriksaan tersebut menjadi indikasi rujukan ke fasyankes tingkat lanjut, yang tentunya membutuhkan biaya perawatan lebih besar.

BPJS kesehatan hadir untuk masyarakat demi meringankan biaya perawatan tersebut. Namun di tahun 2023 saja hampir Rp 34,7 triliun anggaran BPJS kesehatan dihabiskan untuk klaim penyakit katastropik, yang mana faktor resiko dari sebagian besar penyakit tersebut adalah DM (Tribun News, 2024). Butuh upaya dari pemerintah untuk meninjau ulang kebijakan-kebijakan kesehatan guna menangani permasalahan DM dan komplikasinya.

Sejak tahun ini, 2024, Indonesia sudah mulai membebankan cukai kepada industri minuman berpemanis di Indonesia. Peraturan tersebut sekaligus menjadi penerang atas langkah tegas pemerintah untuk peduli terhadap bahaya di balik MBDK. Cukai MBDK apabila ditindaklanjuti dengan efektif akan berbuah manis bagi Indonesia, khususnya di bidang kesehatan. Selain mengurangi perilaku konsumtif minuman manis di masyarakat, anggaran cukai tersebut dapat dialokasikan untuk membiayai infrastruktur kesehatan dan upaya preventif DM yang lebih terarah.

Kita perlu momentum untuk kembali mengedepankan upaya preventif demi menekan anggaran kesehatan yang semakin melonjak. Investasi jangka panjang inilah yang dibutuhkan oleh kita semua demi perwujudan pelayanan kesehatan yang efektif, efisien dan bermutu.

Investasi terbaik adalah ilmu pengetahuan. Kebijakan cukai MBDK adalah contoh penerapan promosi kesehatan pencegahan DM dan komplikasinya. Kebijakan tersebut juga secara tidak langsung mengedukasi masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatannya.

Penerapan cukai MBDK perlu kita pantau bersama dalam rangka mendukung transformasi sistem pembiayaan kesehatan. Masyarakat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi demokrasi berperan penting dalam penerapan kebijakan di Indonesia. Pemberdayaan masyarakat dapat menjadi jalan keluar untuk memutus pola hidup yang buruk. Akan menjadi hal yang sangat memprihatinkan apabila sebagian besar anggaran kesehatan negara dihabiskan untuk penyakit yang bisa dicegah dari pola hidup masyarakatnya.

Melalui sikap selektif terhadap apa yang dimakan dan diminum, masyarakat menentukan nasib terhadap kesehatannya sendiri. Sebuah investasi yang tidak hanya menguntungkan bagi individu tapi juga negara. Anggaran kesehatan yang lebih efektif dan efisien menjadi harapan bila cukai MBDK berhasil diterapkan dan pola hidup yang buruk berhasil direduksi. Manfaat pajak yang kita bayar setiap tahunnya pun akan jauh lebih terasa.

Oleh: Kaima Ishmata Rianti
Dokter umum di Sumatera Selatan

The post Membatasi Minuman Manis: Investasi Kesehatan Besar untuk Indonesia appeared first on JurnalPost.

SOURCE

viral

Share
Published by
viral

Recent Posts

Mobil Disopiri Pria Mabuk Berasap Usai Kecelakaan di Jakut, Ini Asal-usulnya

Jakarta – Satu unit mobil mengalami kecelakaan di Kelapa Gading, Jakarta Utara (Jakut). Mobil tersebut…

9 jam ago

Demo Buruh di Patung Kuda, Lalin Jl Merdeka Barat Arah Istana Ditutup

Jakarta – Massa buruh industri tekstil menggelar demo di kawasan patung kuda, Jalan Medan Merdeka…

9 jam ago

Spesifikasi iQOO Neo 9S Pro Plus Terungkap, Peningkatan Performa Gaming

Jakarta, Gizmologi – iQOO nampaknya sedang mempersiapkan perangkat baru, karena spesifikasi iQOO Neo 9S Pro…

11 jam ago

Usung Inovatif Baru Pakan Probiotik Sebagai Penekanan Bakteri Vibrio harveyi, Tim PKM RE UNAIR Berhasil Lolos Pendanaan

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Usung Inovatif Baru Pakan Probiotik…

20 jam ago

PKB soal Ida Fauziyah Dampingi Anies di Pilgub DKI: Beliau Mau Fokus di DPR

Jakarta – PKB merespons terkait nama Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah yang sempat muncul jadi salah…

21 jam ago

PKB Serahkan Surat Rekomendasi ke 2 Bacagub dan Cawabup

Jakarta – PKB menyerahkan surat rekomendasi terhadap bacagub untuk Pilkada 2024. Salah satunya rekomendasi diberikan…

21 jam ago