Khatib Shalat Jumat di Kota Tehran Hujjatul Islam wal Muslimin Kazem Seddiqi mengatakan, acara Arbain adalah “manuver agung penantian” dan pertemuan besar anti-arogansi.
“Arbain memiliki kandungan moral dan irfan, yang dapat diangkat di forum-forum publik kita berkat Imam Husain as,” kata Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi dalam khutbah Jumat pertama di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran, Jumat (9/9/2022) seperti dilansir Iranpress.
Dia menambahkan, Arbain adalah simbol kehidupan syahid dan kehancuran orang-orang sombong dan arogan.
Hujjatul Islam wal Muslimin Seddiqi menuturkan, dalam sebuah hadis yang disebutkan dalam riwayat Syiah dan Sunni, dikatakan bahwa jika seseorang menempatkan hidupnya pada poros keridhaan Allah Swt selama 40 hari dan lari dari hawa nafsunya, maka Allah Swt akan memancarkan mata air hikmah dari hatinya dan ketika dia menyampaikan suatu perkataan, maka ucapannya akan menjadi hujan kebijaksanaan.
Tanggal 20 Safar, yang tahun ini jatuh pada hari Sabtu, 17 September 2022 diperingati sebagai Hari Arbain Imam Husein as oleh Umat Muslim dan pecinta Ahlul Bait as di seluruh dunia.
Jutaan peziarah dari berbagai daerah di Irak dan negara-negara dunia mengunjungi kota Karbala untuk menghadiri acara Arbain. Sebagian besar dari mereka melakukan perjalanan dengan jalan kaki dari kota Najaf ke Karbala.
Arbain adalah peringatan mengenang 40 hari Kesyahidan Imam Husein as, Cucu tercinta Baginda Nabi Muhammad Saw yang dibantai bersama keluarga dan sahabat-sahabatnya oleh pasukan Yazid di padang Karbala pada tanggal 10 Muharram 61 H.
Jutaan pecinta Ahlul Bait Rasulullah Saw melakukan perjalanan ke Karbala untuk menghadiri Arbain setiap tahunnya guna mengenang kesyahidan Imam Husein as, keluarga dan para sahabatnya.
Imam Hussein as, keluarga dan para sahabatnya gugur syahid pada 10 Muharam 61 Hijriah di Karbala atau yang dikenal dengan Tragedi Asyura.
Meski telah berlalu berabad-abad, namun peristiwa heorik itu tidak pernah berkurang urgensi dan kedudukannya, bahkan semakin berlalu, pesan Asyura justru semakin tersebar luas.
Kebangkitan Imam Hussein as melawan pemerintahan tiran Yazid bertujuan untuk menjaga kelangsungan agama Islam yang terkena erosi kerusakan di berbagai sendi kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu, motivasi perjuangan Imam Husein demi menjaga kesucian Islam dari berbagai penyimpangan yang dilakukan penguasa lalim di masanya.
Imam Husein as bangkit melawan Yazid bin Muawiyah bukan karena menghendaki kekuasaan, tapi karena ketulusannya membela ajaran agama Islam dan mengembalikan umat kakeknya dari berbagai penyimpangan ke arah Islam murni, yaitu Islam Muhammadi Saw. (RA)
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Mahasiswi Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Pengabdian Masyarakat: Strategi Pengembangan Unit…
Sah! – Di Indonesia, aksi premanisme yang melibatkan ormas kian marak dan menimbulkan kekhawatiran di…
Sah! – Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) memegang peranan penting dalam struktur sosial masyarakat Indonesia. Bedasarkan konstitusi,…
AESENNEWS.COM, PANDEGLANG- Pengusaha ternak ayam pedaging yang terletak di Kp candahan desa Waringin jaya kecamatan…
Jakarta – Israel meningkatkan serangannya ke Gaza, saat Presiden AS Donald Trump mengunjungi Timur Tengah.…