Ketua Eksekutif Samsung Jay Y. Lee jadi Orang Terkaya Korea untuk Pertama Kalinya

Berita – Kemunculan AI meningkatkan pendapatan saham Samsung Electronics pada 2024, sehingga mendorong kekayaan Ketua Eksekutif Jay Y. Lee ke posisi teratas dalam daftar untuk pertama kalinya.

Dikutip dari Forbes Minggu (30/6/2024), Lee memiliki kekayaan USD11,5 miliar atau Rp187,9 triliun (kurs Rp16.347 per dolar AS). Ini adalah posisi yang didambakan ini empat tahun setelah kematian ayahnya, Lee Kun-hee, Ketua Grup Legendaris.

Lee Kun merupakan orang terkaya Korea setiap tahun dari peringkat perdana pada 2005. Lalu Dia menyerahkan posisi tersebut pada 2008 kepada keturunan Hyundai Chung Mong-joon.

Pada bulan Februari, Lee mendapat penangguhan hukuman selama bertahun-tahun, ketika pengadilan distrik Seoul membebaskannya dari tuduhan manipulasi harga saham dan penipuan akuntansi terkait dengan merger tahun 2015 antara dua afiliasi Samsung yang diduga membantunya mengamankan kendali atas Samsung Electronics.

Meski Lee membantah melakukan kesalahan, jaksa telah mengajukan banding atas pembebasannya. Pada 2022, Lee menerima pengampunan dari presiden yang menghapuskan hukuman pada 2017 karena suap dari catatannya.

Adapun, saat ini Samsung Electronics telah melampaui Apple untuk mendapatkan kembali posisi jawaranya di pasar ponsel pintar global dengan pangsa pasar 20,8 persen pada kuartal I-2024. Hal tersebut berdasarkan data dari International Data Corporation (IDC).

“Produsen ponsel pintar asal Korea Selatan ini mengirimkan sebanyak 60,1 juta ponsel selama periode Januari-Maret 2024, dibandingkan dengan ekspor Apple sebesar 50,1 juta pada periode tersebut,” kata perusahaan riset tersebut dalam laporan Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker.  

Namun, pengiriman perusahaan untuk kuartal pertama menunjukkan penurunan 0,7 persen dibandingkan tahun lalu. Apple yang berbasis di Cupertino, California mengamankan posisi teratas di pasar ponsel global dari Samsung pada 2023, dengan pengiriman 234,6 juta ponsel.

“Meskipun industri ini belum sepenuhnya keluar dari permasalahan, karena tantangan makroekonomi masih ada di banyak pasar, hal ini menandai pertumbuhan pengiriman selama tiga kuartal berturut-turut, sebuah indikator kuat bahwa pemulihan sedang berlangsung,” tulis laporan IDC.

(SAN)