Nasib memilukan dialami oleh seorang kakek buruh penebang tebu di wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, baru-baru ini.
Kakek tersebut ditipu oleh seorang oknum mandor kebun tebu. Ia dibayar dengan uang mainan setelah bekerja menebang tebu untuk dikirim ke pabrik gula.
Dalam video yang viral, kakek yang mengenakan jaket biru tersebut tampak dikerumuni oleh sejumlah orang.
Di sampingnya, ada seorang wanita yang tampak prihatin terhadap nasib si kakek. Di depannya, ada seorang pria yang menunjukkan uang mainan yang diterima oleh kakek tersebut.
“Ya Allah, kasian banget. Digaji uang mainan, udah susah-susah kerja tebang tebu, malah ditipu,” demikian keterangan dalam video tersebut.
Sementara seorang pria di depannya mengucapkan kalimat bernada kekesalan.
“Bosnya mana? Ini laporin aja ke polisi. Ini uang mainan. Kasihan orang tua begini. Bukan gampang tebang tebu, Mbah,” katanya.
Meski mengalami nasib tak menyenangkan, kakek tersebut terlihat tetap tegar dan sabar.
“Nggak apa-apa,” kata kakek tersebut, tersenyum.
Setelah mendapat laporan dari masyarakat, pihak Polres Tubaba lantas mendatangi rumah kakek tersebut, yang berada di Tiyuh Kagungan Ratu, Kecamatan Tulang Bawang Udik, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Minggu (19 Juni 2022). Kakek tersebut diketahui bernama Sunardi (73 tahun).
Kakek Sunardi menceritakan, awalnya ia bertemu dengan mandor tebang tebu di sebuah bedeng lambang jaya yang beralamat di KM 19 Indo Lampung, Tulang Bawang menagih upah sebesar Rp470 ribu, sesuai yang dijanjikan. Saat menerima uang kertas itu, Sunardi tak sadar kalau uang itu uang mainan.
Sunardi baru menyadari kalau uang itu uang mainan saat ia hendak berbelanja ke Pasar Pulung Kencana. Di sana ia hendak membeli daging ayam.
“Pada saat saya akan membayar daging ayam dan menyerahkan uang sebesar Rp50 ribu kepada pedagang, kemudian pedagang mengatakan bahwa uang yang saya berikan merupakan uang mainan anak-anak, bukan uang asli. Setelah mengetahui uang itu adalah uang mainan maka saya langsung mengeluarkan uang yang ada dalam kantongnya dan ditunjukkan ke pedagang daging tersebut, ternyata uangnya semua merupakan uang mainan anak-anak” ujar Sunardi.
Karena ditipu, Sunardi lantas menemui mandor tersebut dan mandor tersebut langsung meminta maaf kepadanya. Mandor itu mengaku tak sengaja memberikan uang mainan itu, karena uang mainan itu milik anaknya.
“Dikarenakan mandor tersebut ingat bahwa uang yang telah diberikan, adalah uang mainan dikarenakan pada saat saya datang untuk mengambil gaji sang mandor pada saat itu sedang mengantongi uang mainan dari anaknya, kemudian mandor tersebut, langsung mengganti uang mainan tsb dengan uang asli sebesar Rp470.000,” kata Sunardi.
Mandor tersebut lantas mengambil kembali uang mainan itu.
“Saya sudah bekerja dengan mandor tersebut selama 11 hari dan Sunardi tidak mengetahui siapa nama mandor tersebut,” kata Sunardi.
Selanjutnya Sunardi memaafkan mandor tersebut dan menganggap kejadian tersebut adalah sebuah keteledoran dan sudah diselesaikan secara kekeluargaan, demikian dilansir humas polri.
Lo lagi cari HP yang layarnya bening parah, warna gonjreng, terus pas nonton jadi berasa…
GadgetDIVA - Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) mendesak pemerintah untuk segera menggodok Undang-Undang (UU)…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Mahasiswi Peminatan Kesehatan Lingkungan FKM…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Pengabdian Masyarakat: Strategi Pengembangan Unit…
Sah! – Di Indonesia, aksi premanisme yang melibatkan ormas kian marak dan menimbulkan kekhawatiran di…
Sah! – Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) memegang peranan penting dalam struktur sosial masyarakat Indonesia. Bedasarkan konstitusi,…