Sah! – Buy back saham atau share repurchase adalah aksi korporasi di mana perusahaan membeli kembali sahamnya sendiri dari pasar. Saham-saham yang telah dibeli ini bisa disimpan sebagai treasury stock atau dihapuskan, yang otomatis mengurangi jumlah saham beredar.
Tujuan dari buy back bisa beragam: meningkatkan nilai saham, mengelola struktur modal, atau mengembalikan kepercayaan investor terhadap prospek perusahaan.
1. Meningkatkan Nilai Saham
Dengan mengurangi jumlah saham beredar, metrik keuangan seperti Earnings per Share (EPS) bisa meningkat. Ini sering dipersepsikan positif oleh pasar karena menunjukkan efisiensi dan potensi profitabilitas yang lebih baik.
2. Menunjukkan Saham Undervalued
Buy back menjadi sinyal bahwa perusahaan menganggap harga sahamnya terlalu murah dibandingkan nilai sebenarnya (intrinsic value). Hal ini bisa menarik minat investor untuk ikut membeli.
3. Pemanfaatan Dana Berlebih
Jika perusahaan memiliki kas berlebih dan tidak ada rencana ekspansi besar dalam waktu dekat, membeli kembali saham dianggap cara efektif untuk memberikan nilai kepada pemegang saham, selain dividen.
4. Mengelola Struktur Modal
Perusahaan dapat menyesuaikan rasio utang terhadap ekuitas atau meningkatkan Return on Equity (ROE) melalui buy back.
5. Menghindari Akuisisi dan Dilusi Saham
Buy back bisa digunakan untuk mempertahankan kendali atas perusahaan, atau menghindari dilusi jika terlalu banyak saham beredar akibat program kompensasi karyawan atau IPO anak usaha.
Tidak semua waktu cocok untuk buy back. Perusahaan yang bijak akan mempertimbangkan faktor-faktor berikut:
1. Open Market Repurchase
Pembelian saham dilakukan di pasar terbuka secara bertahap, seperti investor biasa. Ini cara paling umum dan fleksibel.
2. Tender Offer
Perusahaan menawarkan untuk membeli saham langsung dari pemegang saham dengan harga premium. Biasanya ada batas waktu tertentu.
3. Dutch Auction
Pemegang saham menyatakan harga jual mereka, dan perusahaan menentukan harga tertinggi yang masih memungkinkan untuk membeli jumlah saham yang ditargetkan.
Dampak Positif:
Dampak Negatif:
Buy back saham adalah strategi yang bisa memberikan banyak manfaat baik bagi perusahaan maupun investor jika dilakukan pada waktu dan kondisi yang tepat. Namun, seperti pisau bermata dua, strategi ini juga bisa menjadi bumerang jika digunakan untuk alasan kosmetik atau dilakukan saat kondisi keuangan tidak sehat.
Sebagai investor, penting untuk tidak hanya melihat pengumuman buy back sebagai sinyal positif, tetapi juga menganalisis motivasi di baliknya, struktur keuangan perusahaan, serta prospek jangka panjangnya.
Kunjungi laman sah.co.id dan instagram @sahcoid untuk informasi menarik lainnya.
Jika membutuhkan konsultasi legalitas bisa klik tombol WhatsApp di kanan bawah atau melalui 0851 7300 7406
The post Kapan Waktu yang Tepat Melakukan Buy Back Saham Perusahaan? appeared first on Sah! News.
Jakarta, Gizmologi – Razer kembali menghadirkan inovasi di dunia gaming lewat Razer Clio, aksesori terbaru…
5 Cara Mengatasi Aplikasi Tidak terinstal di Redmi | Xiaomi MIUI - KUBIS.online - Selamat…
Memburu Bentuk di Jalanan Kota: Shape Street Fotografi Bersama Komunitas Makassar Minggu pagi di Makassar…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Warga Gaza Tolak Rencana Distribusi…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul China Permudah Pencatatan Pernikahan dengan…
AESENNEWS.COM, PANDEGLANG - Satu unit bus pariwisata yang membawa rombongan warga ziarah dari, Bogor"melaju dari…