Isu Boikot Produk Pro Israel di Mata Orang Muda Katolik (OMK) Katredal Surabaya

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Isu Boikot Produk Pro Israel di Mata Orang Muda Katolik (OMK) Katredal Surabaya

Isu Boikot Produk Pro Israel di Mata Orang Muda Katolik (OMK) Katredal Surabaya

LATAR BELAKANG
Boikot produk Israel menjadi berita besar tidak hanya di Indonesia tapi juga di luar negeri. Memboikot produk-produk Israel ini pun menjadi pembicaraan semua orang. Apalagi jika berbicara Israel, kita tidak bisa melupakan Palestina, dua negara yang masih terlibat perang dan menjadi pusat perhatian dunia internasional. Produk tidak hanya dapat ditemukan di media sosial seperti Instagram, Facebook, tetapi juga di media massa seperti televisi dan media lainnya. Israel menjadi sasaran kemarahan dan kritik di seluruh dunia atas pemboman yang dilakukannya terhadap wilayah Palestina, yang menyebabkan kematian banyak warga/warga Palestina, dan korban yang paling tidak manusiawi adalah anak-anak.

Hal ini tentu saja menimbulkan kecaman dan kemarahan di seluruh dunia, hingga berujung pada kemarahan dan pembelaan Palestina terhadap isu tersebut. Tentu saja produk Israel juga hadir di Indonesia, artinya masyarakat Indonesia juga mengonsumsi atau menggunakan produk dari negara tersebut. Meski produk Israel sudah lama hadir di Indonesia, namun sejak muncul pemberitaan Israel di media tentang apa yang mereka lakukan terhadap Palestina, mereka benar-benar menggugah simpati masyarakat karena mereka adalah korban bagi rakyat Palestina. Hal ini semakin serius, khususnya dengan munculnya gelombang boikot produk Israel di seluruh dunia, video boikot produk Israel juga banyak bermunculan di banyak media, khususnya di Amerika dan Indonesia.

Lalu bagaimana persepsi mereka, dalam hal ini komunitas atau organisasi muda Oram Katolik Gereja Surabaya, mengenai boikot produk Israel?

Dalam riset ini, tidak kurang dari 40 responden anggota Organisasi Pemuda Katolik Gereja Surabaya menanggapi penelitian ini dan mayoritas responden hampir berimbang dengan total rasio 40% : 60% yang didominasi oleh 24 responden perempuan dan 16 responden laki-laki. Secara total, 45% masyarakat yang disurvei adalah pekerja, 35% adalah pelajar, dan 20% sisanya masih pelajar (SMA).

Konflik antara perang Israel dan palestina yang dikaitkan dengan isu keagamaan ini menghasilkan 45% mengaku tidak setuju dengan pernyataan tersebut, dan 37,5% sangat tidak setuju, adapun 15% memilih setuju, serta sebanyak 2,5% sisanya menjawab setuju. Sikap para responden terhadap adanya pemboikotan produk israel di Indonesia pun menunjukan bahwa 70% responden adalah netral, 20% menolak, dan 10% lainya mendukung. Selain itu, kebanyakan responden (60%) tidak merasakan dampak langsung dari boikot. Mayoritas pun setuju bahwa boikot dapat menimbulkan perpecahan dan tidak cocok di Indonesia.

Berdasarkan riset dari konflik tersebut, Banyak pun Opini maupun Propaganda dari responden mengenai isu ”Boikot produk pro Israel” sebagai berikut ;

” Tidak boleh melakukan boikot karena menurutnya mendukung kemanusiaan, konsumerisme Kurma yang digunakan dilarang. Pemerintah harus netral tetapi mendukung upaya kemanusiaan.” – Satrio.

” Pemerintah seharusnya dapat menindak tegas oknum yang menyebabkan adanya perpecahan atau kerusuhan akibat isu boikot produk israel di Indonesia ” – Sabina Ananda.

” Pemerintah melalui Kemenlu dan Kemenhan dapat memberikan bantuan kemanusiaan disana. Seharusnya, sikap pemerintah dalam menghadapi isu pemboikotan produk-produk Israel di Indonesia adalah bersikap dengan netral” – Ujar Benedict Orin.

” Pemerintah harus dapat segera meluruskan, karna kebanyakan masyarakat Indonesia mudah sekali terpancing hoax” – Eltikei

” Dalam menanggapi isu ini, pemerintah harus tegas dan bijak agar tidak merugikan satu pihak. Disatu sisi, pemboikotan produk Israel dilakukan sbg bentuk rasa kemanusiaan kepada Palestina, namun disatu sisi pemboikotan produk Israel juga merugikan perusahaan produk Israel yang ada di Indonesia. Dampaknya, perusahaan merugi dan melakukan pemutusan hubungan kerja besar- besaran pd karyawannya” – Santi

” Sebelum memboikot, Pemerintah sebaiknya juga harus memikirkan nasib pekerja yg saat ini masih bekerja pada brand- brand tersebut” – Inna.

” Bukankah lebih baik mengutamakan keselamatan Bangsa sendiri baru Bangsa lain?” Reinha Weking

KESIMPULAN
Responden mempunyai persepsi tersendiri mengenai memboikot produk Israel terkait dengan kehidupan dan aktivitas sehari-hari, terutama pola konsumsi, karena beberapa produk Israel juga diproduksi di Israel Indonesia. Responden berharap bahwa untuk mengatasi isu ini, pemerintah harus bersikap netral dan tidak membela salah satu pihak. Pemerintah harus mendengarkan aspirasi masyarakat terkait isu ini dan bertindak sesuai dengan kepentingan nasional serta nilai-nilai diplomatik yang dipegang. Langkah-langkah harus diambil dengan bijak dan berdasarkan hukum internasional.

Indonesia harus menghindari perpecahan akibat boikot produk Israel. Selain itu, pemerintah juga harus mempertimbangkan dampak boikot produk Israel terhadap pekerja dan masyarakat, serta memberikan bantuan kemanusiaan dan logistik jika diperlukan. Kita pun sebagai Masyarakat harus bersikap netral dan objektif dan tetap mempertimbangkan berbagai sudut pandang sebelum mengambil sikap. Mari kita fokus pada persatuan dan kemajuan bangsa daripada isu boikot yang memecah belah !

Artikel ini ditulis berdasarkan tugas mata kuliah Opini Publik dan Propaganda Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan Dosen pengampu Ibu Beta Puspitaning Ayodya, S.Sos., M.A.

Artikel ini ditulis oleh Louisa Novilia Harsono, Erika Noviyanti, dan Yosefina Delong Jawa Weking.

The post Isu Boikot Produk Pro Israel di Mata Orang Muda Katolik (OMK) Katredal Surabaya appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Sah!- Beberapa minggu lalu platform media sosial seperti tiktok ramai…