Categories: Berita

Interior Bukan Cuma Estetik: Bisa Jadi Terapi untuk Pikiran?

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Interior Bukan Cuma Estetik: Bisa Jadi Terapi untuk Pikiran?

JurnalPost.com – Desain interior sering kali dipandang sebagai aspek visual yang hanya bertujuan untuk memperindah ruang. Namun, semakin berkembangnya pemahaman tentang bagaimana lingkungan memengaruhi kesejahteraan kita, banyak yang mulai menyadari bahwa interior tidak hanya soal penampilan, melainkan juga tentang bagaimana ruang dapat berfungsi sebagai terapi bagi pikiran. Interior yang dirancang dengan cermat dan penuh perhatian dapat menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal atau bekerja—mereka bisa menjadi ruang penyembuhan.

Sumber : Modern living room interior 26771286 Stock Photo at Vecteezy

Mengapa Interior Bisa Memengaruhi Pikiran?

Lingkungan fisik kita sangat memengaruhi kondisi mental. Hal ini tidak hanya berlaku pada tempat-tempat umum atau ruang kantor, tetapi juga pada rumah kita sendiri. Salah satu alasan utama adalah bagaimana stimulus visual, tekstur, warna, dan bahkan pencahayaan di sekitar kita memengaruhi otak.

Psikologi warna adalah salah satu contoh nyata dari bagaimana interior bisa memengaruhi pikiran. Warna biru, misalnya, diketahui dapat menurunkan tingkat kecemasan, sementara warna hijau mengingatkan kita akan alam dan memberikan rasa tenang. Ruang yang diciptakan dengan paduan warna yang tepat dapat meredakan stres dan bahkan meningkatkan mood seseorang. Begitu pula dengan material alami seperti kayu dan batu, yang bisa memberikan rasa stabilitas dan kedamaian.

Namun, ini bukan hanya tentang warna atau bahan. Faktor-faktor seperti tata letak ruang, furnitur, dan elemen dekoratif lainnya juga berperan besar dalam menciptakan suasana yang mendukung kesehatan mental. Ruang yang terlalu sempit atau penuh sesak dapat menambah perasaan tertekan, sementara ruang terbuka yang seimbang dapat memberikan kebebasan dan rasa nyaman.

Interior sebagai Terapi: Konsep ‘Healing Space’

Konsep healing space atau ruang penyembuhan semakin dikenal dalam dunia desain interior. Konsep ini mengintegrasikan elemen-elemen yang dapat menstimulasi indra secara positif, menciptakan ruang yang tidak hanya nyaman secara fisik, tetapi juga mendukung kesejahteraan mental.

Salah satu pendekatan yang populer adalah desain , yang mengutamakan elemen alam dalam ruang interior. Misalnya, dengan menambahkan tanaman hijau di dalam ruangan, ruang tersebut tidak hanya menjadi lebih segar secara visual, tetapi juga dapat menciptakan atmosfer yang menenangkan. Tanaman memiliki kemampuan untuk meredakan stres, menciptakan rasa nyaman, dan bahkan meningkatkan kualitas udara di dalam ruangan. Selain itu, pencahayaan alami yang melimpah berperan penting dalam meningkatkan kualitas tidur dan membantu ritme sirkadian kita.

Elemen Sensorik dalam Desain

Desain interior juga harus mempertimbangkan elemen sensorik lainnya. Suara adalah salah satu faktor yang sering terlupakan dalam desain, padahal ia memiliki pengaruh besar terhadap kondisi mental kita. Suara alam, seperti gemericik air atau desiran angin, bisa memberikan rasa tenang dan meredakan kecemasan. Menambahkan elemen suara alami di dalam ruang dapat membantu menciptakan atmosfer yang lebih relaksatif.

Tekstur juga mempengaruhi kenyamanan kita. Bantal yang lembut, karpet yang empuk, atau furnitur dengan permukaan halus bisa memberi rasa kenyamanan fisik yang mendalam, mendukung kesejahteraan mental penghuni ruang. Tekstur kasar seperti kayu atau batu dapat memberi kesan alami dan menenangkan, sementara tekstur halus menambah kenyamanan.

SSumber : View of cozy interior design 27541939 Stock Photo at Vecteezy

Menjaga Keseimbangan dalam Desain

Salah satu tantangan dalam desain interior adalah menemukan keseimbangan antara keteraturan dan kebebasan. Ruang yang terlalu terstruktur dan kaku bisa menciptakan perasaan tertekan. Oleh karena itu, penting untuk menambahkan elemen yang lebih organik, seperti bentuk furnitur yang fleksibel atau sudut-sudut tidak simetris, agar ruang tetap terasa hidup dan bebas.

Penutup

Desain interior bukan hanya tentang estetika, tetapi juga tentang menciptakan ruang yang mendukung kesehatan mental. Dengan memperhatikan elemen-elemen yang memengaruhi pikiran, seperti warna, tekstur, dan suara, ruang dapat menjadi lebih dari sekadar tempat tinggal. Interior yang dirancang dengan penuh perhatian berfungsi sebagai terapi bagi pikiran dan tubuh, menciptakan suasana yang menenangkan, mengurangi stres, dan mendukung kesejahteraan penghuni. Investasi pada desain interior yang memperhatikan kesehatan mental adalah investasi jangka panjang dalam kualitas hidup kita.

Oleh : Michelle Yonatan
Universitas Kristen Petra

The post Interior Bukan Cuma Estetik: Bisa Jadi Terapi untuk Pikiran? appeared first on JurnalPost.

SOURCE

viral

Share
Published by
viral

Recent Posts

Analysis of the Family’s Role in the Development of Early Childhood Social-Emotional

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Analysis of the Family’s Role…

1 jam ago

Gaya Kepemimpinan yang Paling Relevan di Era Digital di dalam Pemerintahan

Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Gaya Kepemimpinan yang Paling Relevan…

1 jam ago

Pentingnya Pemilihan Dan Pendaftaran Nama PT Serta Merek Dagang Dalam Dunia Bisnis

Sah! – Salah satu hal yang sangat krusial dan sering diabaikan saat mendirikan sebuah perusahaan…

1 jam ago

Pemdes Cahayamekar Laksanakan Sosialisasi & Penyuluhan Hukum Bagi Masyarakat Dan Aparatur Desa

AESENNEWS.COM, PANDEGLANG- Pemerintahan desa Cahyamekar  laksanakan ,Sosialisasi dan Penyuluhan   desa  di wilayah Kecamatan Bojong  Kabupaten…

1 jam ago

NW Sumut Desak Kapolri Evaluasi Kinerja Kapolda Sumut.

AESENNEWS.COM, PANDEGLANG -Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Wathan (PW NW) Sumatera Utara, M. Iqbal Daulay, didampingi…

1 jam ago

Megawati Desak Tanah Bali Milik Negara Tak Boleh Dikonversi

Jakarta – Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri meminta tanah Bali tidak boleh dikonversi karena milik negara.…

1 jam ago