JurnalPost.com – Kehidupan masyarakat saat ini tidak dapat dipisahkan dari kemajuan teknologi. Pesatnya kemajuan teknologi ini telah membawa masyarakat untuk berdampingan dengan teknologi gawai karena kehidupan masyarakat sekarang semua serba digital. Mulai dari pendidikan, informasi, pekerjaan, penjualan bahkan komunikasi yang dilakukan melalui media sosial, seperti WhatsApp, Twitter, Instagram maupun Tik Tok.
Seringya masyarakat berkomunikasi lewat media sosial, tidak dapat dipungkiri bahwa bahasa-bahasa gaul banyak digunakan khususnya kalangan remaja untuk berkomunikasi. Berawal dari beredarnya bahasa gaul yang muncul di media sosial, para remaja langsung menggunakannya untuk berkomunikasi tanpa melihat bahasa tersebut menyimpang dari bahasa Indonesia sendiri atau tidak. Terbukti, pada saat ini sudah muncul beragam istilah atau kosa kata baru yang digunakan masyarakat untuk berkomunikasi sehari-hari. Mulai dari kata singkatan, plesetan bahkan istilah asing yang banyak sekali muncul di media sosial ataupun diucapkan secara langsung.
Ragam bahasa gaul sendiri cenderung menggunakan kata yang pendek. Biasanya memiliki ciri-ciri singkat, padat,, unik dan kreatif. Kemudian, jika ada kata yang panjang maka akan diperpendek melalui proses morfologis atau juga dapat diganti dengan kata yang lebih pendek. Selain itu, ada juga bahasa gaul yang memakai kata-kata campuran dari bahasa daerah, bahasa Indonesia dan bahasa asing, bahkan ada juga yang dicampurkan dengan kosa kata baru temuan sendiri. Bahasa gaul yang sering digunkan remaja di kehidupan sehari-hari saat ini diantaranya ada mager, bucin, kepo, gabut, salbrut, gaje, BM, FYI, BTW, OTW, healing, insecure, FOMO dan masih banyak lagi.
Tidak hanya itu, beberapa bahasa gaul yang baru muncul dan sering digunakan oleh kalangan remaja pada tahun 2023 ini diantaranya ada red flag. Red flag ini digunakan untuk menunjukkan adanya tanda-tanda keburukan di dalam hubungan pertemanan ataupun percintaan. Selain itu juga terdapat bahasa gaul WIR yang merupakan singkatan dari Warga Indonesia Raya. Contoh penggunaan singkatan wir ini dapat digunakan untuk menunjukkan sesuatu. Misalnya, “begini caranya wir”, “aku sakit hati wir”, dan masih banyak lagi. Bahasa-bahasa tersebut kini sudah beredar luas dan umum digunakan oleh kalangan remaja akibat adanya media sosial. Maka, tidak dapat dipungkiri bahawa adanya media sosial sangat berperan dalam pemasifan bahasa gaul saat ini.
Adanya bahasa gaul tentu mempengaruhi eksistensi dari bahasa Indonesia. Eksistensi bahasa Indonesia menjadi turun karena disebabkan oleh pengaruh teknologi yang terus berkembang di zaman ini sehingga menjadikan bahasa gaul semakin masif dan terus digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Penggunaan bahasa gaul terutama oleh kalangan remaja dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan dari bahasa Indonesia itu sendiri. Hal tersebut menjadi salah satu penyebab semakin majunya perkembangan bahasa asing karena ragam bahasa gaul sendiri terdapat bahasa asing yang begitu mudah dan banyak digunakan oleh orang-orang dalam berkomunikasi. Penyebab lain yang menyebabkan menurunnya eksistensi bahasa Indonesia yaitu kurangnya kesadaran setiap individu untuk mencintai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sendiri dengan baik dan benar.
Kalangan remaja yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa untuk terus melestarikan bahasa Indonesia justru lebih sering berkomunikasi menggunakan bahasa gaul bahkan akan lebih bangga jika mahir dalam berbahasa asing. Hal tersebut memang terlihat miris dan menjadi tantangan berat bagi pemerintah maupun segelintir orang yang sadar akan pentingnya bahasa Indonesia. Padahal dalam isi Sumpah Pemuda sendiri sudah tertuang bahwa kami sebagai putra dan putri bangsa harus bangga menjunjung tinggi bahasa persatuan kita yaitu bahasa Indonesia. Namun, justru dalam kenyataannya masih sedikit orang yang berkomunikasi dan membiasakan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Fenomena ini menjadi PR bagi pemerintah untuk menegaskan akan pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sebelum orang-orang menguasai bahasa asing.
Maka dari itu, mempertahankan eksistensi bahasa Indonesia di tengah meluasnya bahasa gaul dan bahasa asing sangatlah penting. Bahasa Indonesia yang merupakan jati diri bangsa harus tetap dipertahankan hingga generasi berikutnya demi membangun bangsa Indonesia yang lebih baik lagi. Masyarakat Indonesia harus bangga dan tetap menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar agar nantinya bahasa Indonesia tetap terjaga kelestariannya dan tidak mengalami kepunahan karena adanya bahasa asing yang dinilai lebih eksis saat ini. Kemudian, dengan upaya mempertahankan bahasa Indonesia dapat menjadi peluang untuk bangsa kita sendiri untuk mengenalkan bahasa Indonesia ke seluruh dunia yang dapat dilakukan melalui berbagai cara khususnya melalui media sosial.
Penulis : Ika Ristiana, mahasiswa Pendidikan Bahasan dan Sastra Indonesia Universitas Tidar
The post Eksistensi Bahasa Indonesia di tengah Masifnya Bahasa Gaul Era Digital appeared first on JurnalPost.
Jakarta – Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuntut agar Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri secara langsung…
Bogor – Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapa pun untuk melakukan…
Jakarta, Gizmologi – Serangan siber dengan metode bruteforce masih menjadi senjata andalan para peretas untuk…
3 Cara Menampilkan Emoji Emotikon dan Simbol Di Laptop Windows 10 Paling Mudah - KUBIS.online…
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Sugeng Rawuh: Kolaborasi Ronald Dewa…
Sah! – Dalam dunia usaha, pelaku UMKM kerap dihadapkan pada pilihan bentuk badan hukum yang…