Bismillah, tren
beer house di Indonesia ini memang lagi naik terutama di 2018 – 2022 ini, dan holywings ini salah satunya yg sedang booming
Nah kenapa holywings sampai kemaren berani membuat promo yg namanya ada Muhammad dan Maria, maka mereka kasih promo?
Hal ini tidak terlepas dari dominasi customer mereka.
Kami sudah pernah sejak 2019 lalu melakukan uji random sampling exit-interview check di beberapa beer house termasuk holiwings, dengan menanyakan:
Pekerjaan?
Bagaimana harga di tempat ini?
Bagaimana promo?
Apakah ingin kembali?
Apakah akan merekomendasikan?
Dan dengan data dari pencarian nama di database kami dan memang nama Muhammad cukup familiar terlihat dari list tamunya.
Artinya, memang umat muslimnya yang suka ke beer house, dan dengan menjamurnya beer house saat ini, menjadikan muslim2 muda atau muslim yang belum dekat sama agamanya akhirnya terjebak.
Bagaimana nasib 3000 karyawannya? (Info dari pak Hotman Paris 2,800 lebih nya MUSLIM? Naudzubillahi min dzalik)
Bagaimana jika saya kembalikan:
@holywingsindonesia bagaimana nasib orang tua dan keluarga puluhan ribu customer anda yang terjebak dalam dunia maksiat yg anda ciptakan?
Anda akan menjawab, ya itu pilihan mereka datang ke tempat kami, kami tidak memaksa.
Maka saya jawab: promo anda mengundang mereka datang, maka kami akan hentikan tempatnya, dan biarkan 3000 karyawan kalian mencari kerja di tempat yg lebih baik, bukan merusak orang lain dan keluarga lain.
6 dari “tumbal” yang kalian masukkan ke kepolisian menunjukan KEBOBROKAN system management kalian, dimana seharusnya urusan external tanggung jawab ya ada di puncak pimpinan, bukannya memasang tumbal.
Satu2nya solusi adalah tutup tempat maksiat ini, jika mau ada pun silahkan di kota yg mayoritas bukan beragama Islam.
Untuk Muslim: Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.”
Hadith riwayat Muslim no. 49
(Steven Indra Wibowo)