
Pemerintah Malaysia ternyata juga sudah jauh-jauh hari berencana merombak subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan minyak goreng. Ini dilakukan setelah pengeluaran pemerintah meningkat untuk menumpulkan biaya hidup yang lebih tinggi.
Hal itu setidaknya dikatakan sejak Juni lalu. Ini agar dana yang ada lebih tepat sasaran
“Targetnya adalah untuk memastikan bahwa mereka yang membutuhkan subsidi, akan mendapatkan subsidi,” kata Menteri di Departemen Perdana Menteri (Ekonomi) Datuk Seri Mustapa Mohamed sebagai mana dimuat The Star dan Bloomberg saat itu.
“Semakin cepat dilakukan, tentunya akan mengurangi tekanan terhadap anggaran pemerintah,” tambahnya.
Kementerian Keuangan mengatakan subsidi yang tidak terduga diperkirakan akan mendorong total pengeluaran pemerintah pada tahun 2022 lebih tinggi secara signifikan. Sekitar 30 miliar ringgit atau sekitar Rp99 triliun.
Kementerian juga menambahkan bahwa pendapatan yang lebih tinggi dari kenaikan harga komoditas tidak cukup untuk mengimbangi lonjakan tersebut. Dana tambahan itu terutama untuk subsidi bensin, ayam dan telur serta bantuan banjir, tambahnya.
Mustapa juga mengatakan tingkat inflasi Malaysia diperkirakan akan sedikit meningkat. Namun tetap dalam kisaran perkiraan 2,2% hingga 3,2% pada tahun 2022.
Sementara Perdana Menteri Datuk Seri Ismail Sabri Yaakob mengatakan bahwa tagihan subsidi akhir tahun ini di Malaysia akan melonjak tinggi. Subsidi bisa menembus 71 miliar ringgit (Rp234 triliun). (CNBC Indonesia)