Oleh: Dimas Aditya, IAIN Syekh Nurjati Cirebon
Cirebon, JurnalPost.com – Sebuah kisah pilu menimpa seorang santri muda asal Kalimantan yang memutuskan untuk merantau ke Cirebon guna menuntut ilmu agama. Perjalanan panjang dan tantangan yang tak terduga membuat perjalanan hidupnya berubah menjadi petualangan yang penuh liku.
Muhammad Darul Iman, seorang pemuda berusia 19 tahun, berasal dari Kota Samarinda Kalimantan Timur. Ia tumbuh dalam keluarga sederhana yang mengajarkan nilai-nilai sosial yang mendalam. Memiliki tekad kuat untuk memperdalam ilmu agama, Iman memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya dan merantau ke Cirebon, Jawa Barat, yang terkenal dengan pesantren-pesantren yang mumpuni.
Namun, perjalanan menuju Cirebon bukanlah sebuah perjalanan yang mudah. Iman harus menempuh perjalanan jauh dengan menggunakan pesawat. Keberanian dan semangatnya yang tinggi menjadi penopang utama dalam perjalanan panjang ini.
Setelah tiba di Cirebon, Iman menghadapi tantangan baru dalam menemukan pesantren yang sesuai dengan keinginannya. Dengan sedikit bekal yang ia bawa dan pengetahuan yang terbatas tentang daerah tersebut, mencari pesantren yang cocok tidaklah mudah. Ia bertanya pada penduduk setempat dan mengunjungi beberapa pesantren yang direkomendasikan.
Hingga akhirnya, Iman menemukan sebuah pesantren kecil di tengah -tengah Kota Cirebon. Meskipun fasilitasnya sederhana, Iman merasa cocok dan diterima dengan tangan terbuka oleh pengasuh pesantren. Ia sangat bersyukur dan bersemangat untuk memulai perjalanan pendidikan barunya.
Namun, kesulitan belum berakhir bagi Iman . Keterbatasan ekonomi keluarganya membuatnya kesulitan untuk membayar biaya pendidikan dan mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ia mencari pekerjaan sambilan di luar jam belajar untuk mendukung dirinya sendiri.
Iman berjuang keras dalam menyeimbangkan antara belajar, bekerja, dan menjalani kehidupan di lingkungan pesantren. Ia tidur hanya beberapa jam setiap harinya, namun semangatnya tak pernah pudar. Ia rajin mengikuti pelajaran dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan keagamaan.
Iman mulai menunjukkan potensi dan dedikasinya yang luar biasa dalam mempelajari ilmu agama. Ia sering membantu teman-temannya dalam memahami pelajaran yang sulit dan aktif mengikuti kegiatan sosial di pesantren.
Kisah pilu seorang santri asal Kalimantan yang merantau ke Cirebon ini mengajarkan kita tentang keteguhan hati, keberanian, dan semangat yang kuat dalam mengejar impian. Iman telah membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih ilmu agama yang bermakna. Dengan tekad dan usaha yang gigih, Iman melintasi rintangan-rintangan demi mencapai cita-citanya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Iman mulai merasakan manfaat dari pengalaman tersebut. Ia menjadi lebih disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ia juga memperluas pengetahuannya tentang Islam dan memperbaiki kemampuan membaca Al-Qur’an. Iman juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan berbagai ulama dan ustaz yang berkunjung ke pondok pesantren, yang memberinya wawasan baru tentang agama.
Selain itu, Iman juga menjalin persahabatan yang erat dengan santri-santri lain. Mereka saling mendukung dan belajar bersama. Mereka menghabiskan waktu luang dengan berolahraga di kawasan stadion Bima Cirebon, berdiskusi, dan saling membantu dalam memahami pelajaran agama.
Setelah beberapa tahun di pondok pesantren, Iman merasa bahwa pengalaman tersebut sangat berharga bagi dirinya. Ia telah mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang agama Islam dan memperoleh keterampilan sosial yang berguna. Iman merasa lebih siap menghadapi tantangan hidup di masa depan dan berharap dapat memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat setelah menyelesaikan pendidikan di pondok pesantren.
Pengalaman berharga Iman sebagai seorang anak rantau ke pondok pesantren di Cirebon mengajarkan banyak hal kepadanya. Ia belajar tentang ketekunan, disiplin, persaudaraan, dan rasa tanggung jawab. Iman merasa bahwa keputusannya untuk meninggalkan rumah dan keluarganya adalah langkah yang tepat untuk mengembangkan dirinya sebagai seorang muslim yang lebih baik.
“Saya di pondok pesantren Annida Kota Cirebon memiliki banyak rintangan yang sangat besar. Perjalanan dari Kalimantan ke kota Cirebon memakan biaya yang cukup besar”. Ujar Iman
Ketika Iman berada di pondok pesantren juga Iman memiliki banyak rintangan salah satunya itu adalah Iman harus beradaptasi dengan budaya di sini dengan Culture bisnis dan dengan sistem pembelajaran pondok pesantren yang sebelum itu Iman belum pernah merasakan atau belum ada pengalaman nyantri di pondok pesantren. Sebagai anak rantau juga Iman sangat merindukan kedua orang tua saya keluarga Iman yang berada di Kalimantan dan juga ada rasa tanggung jawab yang Iman pikul sangat besar ketika Iman pulang ke Kalimantan Iman harus siap untuk bisa memberikan kontribusi dan juga bisa memberikan manfaat kepada orang-orang yang ada di kampung halaman.
Untuk mencapai itu semua Iman harus giat belajar di pondok pesantren dengan mengorbankan tidak sedikit biaya dan juga maka dari itu Iman pun pernah mencoba untuk mencari sambilan bekerja di luar sebagai marbot dan juga sebagai penjaga angkringan itu semua aku jalani dengan penuh semangat dan juga dengan penuh tanggung jawab karena saya harus membagi waktu antara belajar kuliah dan juga bekerja.
Hal yang menyenangkan ketika Iman berada di pondok pesantren Annida yaitu Iman bisa belajar lebih dalam lagi tentang agama dan juga bisa menambah pengalaman. Banyak teman-teman berbagai macam daerah yang Iman temui dan yang Iman kenal dan mereka semua itu membantu Iman dalam berbagai hal yang pertama membantu dalam melakukan diskusi pembelajaran dan juga membantu proses pembelajaran bagi Iman yang di mana Iman kurang lihai atau kurang paham mengenai bidang-bidang mata pelajaran tertentu.
Di pondok pesantren Annida juga Iman merasakan sebagai anak rantau mendapatkan pengalaman-pengalaman yang luar biasa yang membuat Iman menjadi individu yang lebih mandiri dan juga disiplin dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Walaupun ujian dan tantangan yang sudah Iman jalani, Iman tidak mudah berputus asa dan juga Iman yakin ketika kita menjalani segala macam rintangan ujian dengan bersungguh-sungguh dan penuh doa maka di akhir dari perjalanan kita akan berbuah manis.
The post Suka Duka Santri Asal Kalimantan Nyantri di Ponpes Kota Cirebon appeared first on JurnalPost.