
Jakarta, Berita – Kasus penangkapan yang menyebabkan tersangka teroris dokter Sunardi yang dilakukan Densus 88 Antiteror Polri, di Sukoharjo, Jawa Tengah, pada Rabu (9/3/2022) malam membuat publik kaget. Lantaran sejumlah masyarakat beranggapan apa yang dilakukan Polri sebagai tindakan yang arogan lantaran harus menembak mati seseorang yang selama ini dikenal sebagai pejuang kemanusiaan oleh sebagian masyarakat. Hal itu juga disampaikan pengamat terorisme, Al Chaidar saat dihubungi Berita, Jumat (11/3/2022).
“Ya saya sebenarnya sangat menyayangkan penangkapan itu bisa ada tembakan yang kemudian diketahui menewaskan dr Sunardi. Karena sebenarnya polisi bisa cari cara lain untuk bisa memintai keterangan terhadap apa yang dilakukan bersangkutan yang dianggap sebagai bagian dari organisasi terorisme, namun begitu kita tidak bisa menyalahkan bila memang yang bersangkutan memang dianggap melakukan perlawanan, karena pastinya ini jadi situasi yang sulit bagi polisi saat menghadapi anggota yang diduga masuk jaringan terorisme itu,” ujar Al Chaidar.
“Karena biar bagaimanapun polisi bergerak dan menjalankan operasinya sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) karena dilindungi oleh UU 5/2018 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Namun seharusnya, polisi bisa menjalankan operasinya itu dengan humanis untuk mencegah terjadinya korban baik itu dipihak terduga terorisnya, masyarakat dan juga aparat yang bertugas,” lanjutnya.
hal 1 dari 2 halaman
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com