JurnalPost.com – Tak terasa 5 bulan telah berlalu, Yunus dan Squad menjalani masa Studi independen di PT. Cipta Konsultan Internasional atau Corporate Innovation Consulting (CIAS). Dalam menjalani program tersebut tentunya dirasa sangat singkat, karena asyik dan serunya belajar bersama disini.
Dihari pertama sudah diberikan bocoran bahwa kegiatan disini akan berkaitan dengan dunia masa depan Metaverse yang saat ini sedang banyak diperbincangkan. Tak sampai disitu, peserta disini bisa turut berkontribusi untuk membuat game berkonsep Metavers 3D World.
Metaverse 3D World Creation + Commercialization adalah judul dari program ini yang artinya dalam pelaksaan program, peserta akan dihadapkan dengan mekanisme pembuatan dan perancangan sebuah dunia digital. Ide yang dituangkan akan menjadi kenyataan, karena di dunia digital kita bisa membuat apapun menjadi kenyataan.
Roblox menjadi platform pilihan karena dapat menuangkan ide kreatif kita di dalamnya. Game ini sangat seru dan bisa tepat dalam menerapkan prinsip metaverse. Para peserta Studi Independen berlomba untuk membuat game dengan ide terbaik dari masing-masing squad menggunakan aplikasi Roblox Studio.
Script, plug in, dan konsepting menjadi makanan sehari-hari Yunus dan rekan squad-nya. Squad yang dipimpin oleh Yosi tersebut mengimplementasikan ide “Membuat 3D Konser Virtual Metaverse” yang dalam konser tersebut terdapat 3 (tiga) keunikan, yaitu ; terdapat 3 stage yang tersebar di beberapa titik, bisa bertemu dan berinteraksi player lain, dan menghasilkan uang dalam sistem kerja sama ataupun sponsor.
Dalam pengerjaannya sering mengalami kesulitan, mulai dari script yang tidak terbaca dalam program, membutuhkan waktu lebih untuk mengerjakan, dan terbatasnya pengetahuan mengenai programming itu sendiri. Namun, dari semua masalah tersebut dapat diselesaikan dengan baik dengan kerja sama tim. Kami melakukan apa yang kami bisa dan memaksimalkan kemampuan itu untuk digunakan dalam membuat game di Roblox Studio.
Sempat terpikirkan untuk menyerah, tapi pemimpin di squad kami selalu memberikan motivasi dan semangat agar kami dapat melewati masa-masa sulit membuat game ini. Yosi selalu menegaskan bahwa kita harus memupuk budaya kerja sama agar dapat menyatukan pikiran dan kekuatan demi kebutuhan bersama.
Solusi memang selalu ada, dalam menyikapi sebuah masalah tentu kita berpikir akan solusinya, begitu juga squad kami yang awalnya terombang-ambing oleh masalah pembuatan game, justru itu yang dapat memacu kami agar bisa membuat yang lebih baik lagi.
Tiba sudah masa akhir mengikuti program Studi Independen ini, kami berhasil menciptakan sebuah game Konser Metaverse atau yang disingkat “KONVERSE” yang sudah launching dan memperoleh puluhan player yang berkunjung di game kami. Konverse kini bisa dinikmati oleh siapapun dengan mengakses link berikut ini: https://www.roblox.com/games/11807914960/
Dengan adanya program ini dapat memberi pengetahuan tentang teknologi canggih kedepannya. Inilah satu langkah yang dapat berkontribusi untuk menyambut perkembangan teknologi masa depan.
Kata Metaverse pertama kali muncul pada tahun 1992 dalam sebuah fiksi spekulatif berjudul Snow Crash oleh Neal Stephenson (Li & Xiong, 2022). Dalam novel ini, Stephenson mendefinisikan metaverse sebagai lingkungan virtual yang besar. Mendefinisikan metaverse sebagai lingkungan virtual yang juga dikenal dengan istilah MUVE (Multi User Virtual Environments), memiliki format yang berasal dari MMORPG (Massive Multiplayer Online Role-Playing Games) yang memungkinkan semua orang dapat bertemu dengan avatar dalam permainan video 3D dengan menggabungkan realitas virtual, Augmented Reality (AR), Virtual Reality (VR) dan internet. Sehingga dengan adanya Metaverse serta perangkat teknologi pendukungnya, memungkinkan penggunanya untuk merasakan sensasi berada di lingkungan virtual yang sangat nyata (Díaz. 2020).
Salah satu mitra MBKM dalam pelaksanaannya berkaitan dengan teknologi Metaverse ini adalah PT. Cipta Konsultan Internasional atau Corporate Innovation Consulting (CIAS) yang merupakan corporate konsultan dengan misi untuk memajukan talent perusahaan untuk merancang, mengembangkan dan menerapkan inovasi untuk mendorong kinerja bisnis perusahaan. Pada program studi independent batch 3, CIAS bekerja sama dengan WIR Group, sebuah perusahaan mengelola metaverse Indonesia, dalam programnya yang bernama Metaverse 3D World Creation + Commercialization dalam Kampus Merdeka tahun ini. Dalam program ini, mahasiswa dididik untuk belajar dan merancang metaverse yang dibimbing langsung oleh WIR Group sehingga peserta dapat belajar dan berdiskusi langsung dengan ahlinya.
Program “Metaverse 3D World Creation + Commercialization” diikuti mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Sebanyak 277 mahasiswa dan terbagi menjadi 56 squad dengan berisi 4 – 5 mahasiswa telah menjadi peserta didik dalam program ini, Peserta diajak untuk merancang aset digital hingga sebuah game metaverse yang kemudian akan dikomersialkan dalam dunia industri.
Selama menjalankan program “Metaverse 3D World Creation + Commercialization”, terdapat beberapa kerangka program yang akan dilakukan selama 5 bulan, yaitu terdiri dari :
1. Understand Metaverse Fundamentals
Perkenalan dan memahami tentang apa aitu Metaverse beserta berbagai fitur didalamnya.
2. Discover Metaverse Market Opportunity
Mempelajari tentang perkembangan metaverse dan peluang bisnis didalamnya.
3. Create Metaverse Assets
Perkenalan dan mempelajari berbagai alat dan software yang akan dipakai untuk menciptakan metaverse seperti Roblox Studio dan Blender 3D.
4. Create Metaverse Game
Pembelajaran tentang teknik dasar yang akan diterapkan dalam menciptakan metaverse.
5. Metaverse Commercialization
Pembelajaran tentang ilmu penjualan digital dan marketing yang dapat berpeluang dari membuat hasil aset digital 3D ataupun Roblox.
Dalam kesempatannya, penulis menjadi salah satu peserta program ini yang merupakan mahasiswa Desain Komunikasi Visual UPN Veteran Jawa Timur yang bergabung di squad 54. Dalam squad ini kami beranggotakan 4 (empat) orang yang memiliki tugas pokok masing-masing. Ada Yosi sebagai Project Manager, Calvin sebagai Digital Marketing, Yesi sebagai Content Manager, dan penulis sendiri Yunus sebagai Designer. Squad 54 mengusung tema hiburan dalam pembuatan game menggunakan Roblox Studio. Hiburan yang dimaksud difokuskan pada hiburan musik dengan mengadakan Konser Metaverse (KONVERSE). Konverse merupakan konsep konser virtual yang mengedepankan kenyamanan dan pengalaman baru bagi pemainnya. Di dalam Konverse terdapat 3 (tiga) stage atau panggung yang dapat dikunjungi di kapanpun dan dimanapun dengan lagu yang berbeda di setiap stage-nya. Selain itu Konverse juga menyediakan beberapa tempat hangout agar pemain bisa merasakan suasana nonton konser seperti di dunia nyata.
Konverse merupakan salah satu implementasi dari perkembangan teknologi saat ini yang akan berguna dan terus berkembang di masa depan. Metaverse digadang-gadang akan menjadi teknologi digital yang mencakup berbagai sektor dalam penerapannya.Penulis mengharapkan bahwa dengan mengikuti program ini dapat menjadi salah satu langkah kontribusi dalam keikutsertaan pengembangan teknologi digital yang berbasis 3D di Roblox.
Oleh: Yunus Nuryana, DKV UPN Veteran Jawa Timur
The post Roblox, Terobosan untuk Belajar Teknologi Masa Depan appeared first on JurnalPost.