
Oleh Muhammad Thaufan Arifuddin
(Pengamat Media, Korupsi, Demokrasi, dan Budaya Lokal. Dosen Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas)
JurnalPost.com – Isu-isu media dan komunikasi kontemporer menjadi fokus utama dalam upaya pemahaman kompleksitasnya. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif menjadi landasan penting bagi penelitian di bidang ini, memungkinkan para peneliti untuk merinci lanskap media, terutama dalam era media sosial yang semakin mendominasi (Segumpan dan Zahari, 2023).
Dalam upaya ini, Torres dan Saludadez (2023) mempersembahkan pandangan baru dengan mengaplikasikan lensa komunikasi organisasional dalam memahami “bagaimana keramahan Jepang, omotenashi, dapat diuraikan sebagai narasi.” Melalui data wawancara kualitatif, mereka membedah tujuan dan stabilitas omotenashi melalui struktur naratif, membuka wawasan baru dalam memahami praktik komunikasi dalam konteks organisasional.
Di sisi lain, penelitian Aziza (2023) memberikan perspektif yang serupa dengan mengeksplorasi strategi komunikasi yang digunakan oleh pengusaha imigran perempuan (WIEs) di Swedia dalam menghadapi tantangan etnis dalam berbisnis. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi signifikan terhadap pemahaman tentang bagaimana WIEs menggunakan komunikasi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang mereka hadapi.
Dall’Agata (2023) membawa kita ke dimensi analisis tematik dalam pendekatannya terhadap komunikasi di negara Islam. Melalui metode campuran, termasuk semiotika visual dan wawancara mendalam, penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang propaganda teror di kalangan ekstremis. Dall’Agata tidak hanya menyajikan temuan, tetapi juga memberikan landasan metodologis yang kuat untuk penelitian lebih lanjut dalam bidang ini.
Penelitian de Mesa (2023) menonjolkan pendekatan yang berbeda dengan menguji keterpercayaan pertukaran komunikasi telemedis antara dokter dan pasien melalui analisis konten. Pekerjaan ini memberikan pemahaman lebih lanjut tentang dinamika komunikasi dalam konteks pelayanan kesehatan, yang semakin relevan dalam era teknologi informasi saat ini.
Orkodashvili (2023), melalui pendekatannya yang inovatif dalam memetika, berhasil melacak perubahan bahasa seiring evolusi kognisi dan perilaku manusia. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang bagaimana bahasa dan pemikiran manusia berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan media.
Pentingnya Instagram sebagai platform komunikasi modern juga ditekankan oleh Reyes (2023) dalam penelitiannya. Dengan menggunakan sampel di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Reyes memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana Instagram memediasi komunikasi dalam konteks budaya lokal yang kaya.
Studi lebih lanjut menyoroti peran media sosial dalam konteks organisasional, sosial-budaya, dan politik. Balida et al. (2023) mengungkapkan bagaimana media sosial dapat meningkatkan citra merek dan penempatan pasar produk tertentu melalui desain deskriptif-korelasional. Penelitian ini sejalan dengan temuan Gachiri (2023) yang mendeskripsikan penggunaan media sosial oleh wanita Kenya dalam usaha kecil dan menengah.
Hamitouche (2023) menunjukkan bahwa media sosial dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran politik dan memfasilitasi perubahan politik di Aljazair. Pemahaman tentang bagaimana media sosial dapat menjadi alat untuk perubahan sosial dan politik sangat relevan dalam konteks global saat ini.
Mohammad Shahfaraz dan Zuhaib (2023) menghadirkan penelitian menarik mengenai literasi keuangan dan peran media sosial dalam menghubungkan literasi keuangan dengan perilaku keuangan. Temuan ini memiliki dampak signifikan dalam konteks penguatan keuangan individu melalui literasi dan peran media sosial.
Bahtiar et al. (2023) melangkah lebih jauh dengan mengembangkan dan menguji model untuk memprediksi efek kredibilitas dan daya tarik media sosial terhadap citra merek dan sikap pelanggan terhadap produk fashion. Dengan temuan yang positif dan signifikan, penelitian ini memberikan kontribusi berharga dalam memahami dinamika pengaruh media sosial terhadap persepsi merek dan sikap konsumen.
Vishal dan Parul (2023) memfokuskan penelitian mereka pada hubungan antara privasi, keamanan, dan kepercayaan dalam konteks media sosial. Rekomendasi mereka untuk peningkatan keadilan, akuntabilitas, dan perlindungan data sosial membuka ruang untuk pemikiran lebih lanjut tentang etika dan tanggung jawab dalam pemanfaatan media sosial.
Lombardi, Caprolu, dan Di Pietro (2023) menawarkan pandangan tentang teknik AI terbaru yang mendukung bot. Penelitian ini memberikan wawasan yang mendalam tentang pendekatan yang dapat digunakan untuk mendeteksi bot dalam konteks penggunaan teknologi AI.
Alhasil, riset media dan komunikasi kontemporer yang dipersembahkan oleh para peneliti ini memberikan kontribusi penting terhadap literatur penelitian. Diharapkan bahwa pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika media dan komunikasi kontemporer, terutama dalam era media sosial dan teknologi, dapat membantu membentuk kebijakan yang lebih efektif dan memajukan pemahaman kita tentang interaksi manusia dalam konteks digital.
The post Riset Media dan Komunikasi Kontemporer appeared first on JurnalPost.