Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Prancis Perkuat Diplomasi Budaya Lewat Festival Film Cannes

Oleh: Eka, Mahasiswi Untag Surabaya
JurnalPost.com – ERA global menjadi masa di mana manusia memperoleh pengetahuan dari akses manapun. Hal-hal tersebut kemudian melebur dan menciptakan ide-ide menguntungkan bagi individu ataupun orang di sekitarnya. Contohnya di ranah kesenian. Di masa kini, manusia telah menggunakan seni sebagai alat diplomasi. Beberapa negara berbondong-bondong untuk membuat festival yang tak hanya menyuguhkan karya seni dari bangsanya sendiri. Tetapi juga dari negara lain.
Film menjadi salah satu senjata yang memiliki peran lebih kompleks dibanding sekadar hiburan semata. Ia kerap kali dijadikan strategi efektif untuk membentuk, membingkai, bahkan menciptakan persepsi baru di sudut pandang khalayak internasional. Maka, saat sebuah bangsa membangun festival film, di mana seni yang berupa dokumentasi realitas itu diputar di panggung global, pesannya tak hanya berupa kisah pada film tersebut. Tetapi juga tentang bagaimana negara tersebut membuat citra baik di lingkungan internasional. Dan terbentuklah diplomasi budaya.
Nyatanya, diadakannya festival yang menayangkan film-film dari berbagai manca negara, menjadi ajang yang prestisius bagi sineas dunia. Salah satu yang bergengsi adalah Festival Film Cannes, yang setiap tahunnya digelar di Kota Cannes, Prancis. Festival film ini lahir dari cetusan diplomat Prancis, Phillippe Erlanger. Saat itu tahun 1938, idenya berdasar dari keinginannya untuk membuat festival film yang bebas tekanan politik. Akan tetapi peresmiannya tertunda karena Perang Dunia II hingga tahun 1946. Setelah itu, Festival Film Cannes mulai mendapat perhatian dunia film internasional, dan terus mendapat popularitasnya sampai gelaran ke-78, yang akan berlangsung pada 13-24 Mei 2025 mendatang.
Di sisi lain, Festival Film Cannes rupanya tak hanya mengundang antusiasme para sineas saja. Kritikus hingga pemimpin negara pun ikut tergugah untuk menjadikan kekuatan film sebagai alat komunikasi global. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di tahun 2025 ini, panggung Festival Film Cannes kembali terbuka untuk semua seniman di seluruh dunia. Dan menunjukkan bahwa seni, khususnya film, tidak hanya tentang seni itu sendiri. Tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk memperkuat atau membangun hubungan diplomatik antar negara. Karena melalui film, pertukaran budaya dan citra nasional akan tercipta, lalu dipandang oleh dunia.
Festival Film Cannes sebagai diplomasi budaya global menghasilkan dampak tersendiri. Film yang diputar di festival ini, akan mendapat perhatian internasional secara instan. Mengingat target audiens mereka adalah para profesional di industri film, seperti sutradara, produser, distributor, dan jurnalis film. Karya seni yang ditayangkan tersebut pun akan membawa citra positif bagi negara yang memproduksinya. Film-film terbaik yang telah dikirim dan berhasil tayang di panggung global itu akan menjadi representasi citra dan budaya negara terkait pada audiens yang lebih luas.
Selain itu, ada dampak yang terasa cukup besar untuk negara yang film produksinya diputar di festival ini. Contohnya seperti, terjadinya peningkatan hubungan bilateral antar negara. Berdasar dari pandangan-pandangan baru terkait budaya yang semakin beragam, akan membentuk kolaborasi atau kerjasama dalam sektor seni dan budaya. Interaksi para pembuat film internasional pun tercipta. Ajang ini juga dimanfaatkan sebagai ruang apresiasi agar ke depannya akan lahir lebih banyak karya-karya sinema dari seniman di seluruh dunia.
Diplomasi budaya yang terjadi di Cannes merupakan diplomasi soft power. Salah satu konsep diplomasi yang relevan untuk diterapkan di masa kini. Diplomasi yang dibentuk bukan melalui kekuatan militer, tetapi sepenuhnya hasil dari sebuah negara yang menonjolkan daya tarik budaya mereka untuk menciptakan citra baik di pandangan bangsa lain. Dan Festival Film Cannes menjadi salah satu jalan untuk menunjukkan kekuatan budaya mereka kepada dunia melalui karya berupa film.
Gelaran ke-78 di tahun 2025 ini, inovasinya juga disesuaikan dengan keadaan dunia di masa kini. Di tengah isu-isu yang sedang ramai dan suasananya pun tegang, Festival Film Cannes menjadikan panggung mereka tempat untuk menyuarakan pesan-pesan tentang kondisi global yang tak bisa disampaikan langsung secara gamblang. Negara-negara besar yang tak pernah absen untuk ikut serta, ditambah negara-negara di kawasan pinggir yang mulai menunjukkan budaya mereka melalui film.
Di setiap tahunnya pun, Festival Film Cannes telah menunjukkan perannya secara global sebagai ajang yang tak hanya menyoroti dunia hiburan, tetapi juga menjadi wadah penting untuk diplomasi budaya soft power. Terbukti dari semakin banyaknya negara yang menggunakan strategi pemanfaatan karya seni bangsa, khususnya film, untuk memperkuat hubungan diplomatik internasional mereka dengan negara lain.
The post Prancis Perkuat Diplomasi Budaya Lewat Festival Film Cannes appeared first on JurnalPost.