Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Pondok Pesantren Salaf Pertama dengan Mindset Modern dan Kurikulum Digital Menjadi Konten Kreator
Cianjur, JurnalPost.com – Pondok Pesantren Daarul Ishlah Annawawiyah, yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Islam Tuhfatul Uluhiyyah Cianjur, tengah mempersiapkan pembangunan pasca gempa Cianjur yang merusak fasilitas pesantren. Pesantren ini tidak hanya akan menjadi pusat pendidikan agama dengan metode salaf, tetapi juga mengadopsi mindset modern dengan tambahan kurikulum digital. Langkah ini merupakan terobosan pertama yang digagas oleh Gus Muhammad, pemimpin pesantren yang visioner.
Pondok Pesantren Daarul Ishlah Annawawiyah adalah cabang ke-57 dari Pondok Pesantren Daarul Ishlah Assalafiyah Jakarta, yang dipimpin oleh KH Amir Hamzah. Sebagai bagian dari jaringan pesantren besar ini, Daarul Ishlah Annawawiyah berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman.
Dalam wawancara terbaru, Gus Muhammad menjelaskan bahwa kurikulum digital ini dirancang untuk melengkapi pendidikan tradisional pesantren. Setelah para santri mahir dalam membaca dan memahami kitab kuning, mereka akan diajarkan bagaimana mencari nafkah melalui platform digital seperti YouTube, TikTok, dan lainnya. “Kami ingin para santri tidak hanya menguasai ilmu agama, tetapi juga mampu mandiri secara finansial dengan menjadi konten kreator yang berkualitas,” ujar Gus Muhammad.
Visi ini dilandasi oleh keyakinan bahwa dakwah bisa dilakukan melalui berbagai media, termasuk media digital. Dengan menjadi konten kreator, para santri tidak hanya mendapatkan pahala jariyah dari dakwah yang mereka sebarkan, tetapi juga penghasilan untuk menunjang kehidupan mereka. “Ketika santri pulang ke kampung halaman, mereka akan ikhlas dalam berdakwah dan sudah memiliki bekal untuk mandiri secara ekonomi,” tambah Gus Muhammad.
Salah satu aspek yang paling menarik dari proyek ini adalah komitmen pesantren untuk memberikan pendidikan secara gratis. Tidak akan ada biaya gedung, makan, ataupun listrik bagi para santri. Semua kebutuhan akan ditanggung oleh
pesantren melalui berbagai sumber rezeki yang telah disiapkan. “Kami percaya bahwa setiap orang memiliki rezekinya masing-masing. Insya Allah, pesantren ini akan tetap beroperasi tanpa memungut biaya dari para santri,” tegas Gus Muhammad.
Pembangunan Pondok Pesantren Daarul Ishlah Annawawiyah ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi pesantren lain di Indonesia dalam menggabungkan pendidikan agama dengan keterampilan modern. Dengan kurikulum digital ini, para santri akan siap menghadapi tantangan zaman tanpa melupakan akar keilmuan Islam yang kuat.
Masyarakat Cianjur dan sekitarnya menyambut baik inisiatif ini dan berharap pesantren ini bisa segera beroperasi dan memberikan manfaat besar bagi generasi muda Muslim. Pesantren ini juga diharapkan dapat mencetak ulama-ulama yang tidak hanya ahli dalam ilmu agama tetapi juga mahir dalam teknologi digital, siap menjadi pelopor dakwah di era modern.
Pondok Pesantren Daarul Ishlah Annawawiyah berlokasi di Jl. Kota Mas, Kp. Cadot Wetan, Sukamanah, Kec. Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat 43252. Dengan visi dan misi yang inovatif ini, pesantren ini siap mengukir sejarah baru dalam dunia pendidikan Islam di Indonesia.
Profil Gus Muhammad
Nama: Gus Muhammad
Latar Belakang Pendidikan:
Gus Muhammad merupakan lulusan dari Pondok Pesantren Daarul Ishlah Assalafiyah di Jakarta. Beliau menghabiskan waktu selama 7 tahun untuk menuntut ilmu di pesantren ini, yang berada di bawah pimpinan Abuya KH Amir Hamzah, seorang ulama besar yang dihormati. Setelah menyelesaikan studinya di Jakarta, Gus Muhammad melanjutkan pendidikannya selama satu tahun di Pondok Pesantren Daarul Ishlah Banten, memperdalam ilmu agama dan mengasah keterampilan kepemimpinannya.
Silsilah Keluarga:
Gus Muhammad berasal dari keluarga yang memiliki silsilah keturunan yang terhormat dan berakar dalam tradisi keilmuan Islam. Beliau adalah putra dari KH Aang Abdul Jabbar, seorang tokoh agama yang dihormati. Garis keturunan Gus Muhammad dapat ditelusuri hingga ke Syekh Muhyiddin Waliyulloh Pamijahan, seorang ulama besar yang dihormati dalam sejarah Islam di Nusantara. Berikut adalah silsilah lengkap Gus Muhammad:
– KH Aang Abdul Jabbar bin Suyuti bin Tirta bin Mama Haji Rafei bin Mama KH Nawawi.
– KH Mama Nawawi adalah cicit dari Syekh Muhyiddin Waliyulloh Pamijahan melalui anaknya, Sembah Dalem Bojong bin Syekh Muhyiddin Waliyulloh Pamijahan.
– Ayah dari KH Mama Nawawi adalah Syekh TB Nurkatim dan ibunya adalah Maya Annisa.
Pengabdian dan Amanah:
Setelah wafatnya KH Aang Abdul Jabbar, Gus Muhammad menerima amanah besar untuk melanjutkan perjuangan ayahnya dalam mengelola dan memimpin Pondok Pesantren Tuhfatul Uluhiyyah Annawawiyah. Pesantren ini memiliki sejarah panjang dan tradisi keilmuan yang kaya, yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Sebagai penerus kepemimpinan pesantren, Gus Muhammad berkomitmen untuk mempertahankan dan mengembangkan visi dan misi pesantren, yaitu membentuk generasi yang berakhlak mulia dan berpengetahuan luas dalam berbagai bidang, baik ilmu dunia maupun akhirat. Beliau terus berupaya untuk memperkuat fondasi keilmuan dan spiritual para santri, serta menjadikan pesantren sebagai pusat pendidikan yang unggul.
Visi dan Misi:
Visi dan misi yang diemban oleh Gus Muhammad adalah menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki integritas moral yang tinggi. Beliau percaya bahwa pendidikan yang menyeluruh, yang mencakup aspek spiritual, moral, dan intelektual, adalah kunci untuk membentuk individu yang mampu berkontribusi positif bagi masyarakat dan agama.
Dengan dedikasi dan semangat yang tinggi, Gus Muhammad terus berusaha mengembangkan pesantren, memperbaiki fasilitas yang rusak akibat gempa Cianjur, dan memastikan bahwa setiap santri mendapatkan pendidikan terbaik. Melalui bimbingannya, Pondok Pesantren Tuhfatul Uluhiyyah Annawawiyah diharapkan dapat terus menjadi mercusuar ilmu dan cahaya bagi umat Islam, meneruskan warisan keilmuan yang telah dibangun oleh para pendahulu.
The post Pondok Pesantren Salaf Pertama dengan Mindset Modern dan Kurikulum Digital Menjadi Konten Kreator appeared first on JurnalPost.