Perundingan Wina Ditangguhkan, Iran Salahkan Barat

Penasihat tim perunding Iran di Wina menyebut sikap keras kepala Amerika mempertahankan sejumlah sanksi dan pembajakan dua kapal sebagai faktor penangguhan perundingan.

Babak kedelapan perundingan pencabutan sanksi di Wina yang dimulai sejak 8 Februari hari Jumat (11/3/2022) kembali terhenti dan memasuki masa istirahat.

Mohammad Marandi, penasihat tim perunding Iran di Wina dalam sebuah wawancara yang disiarkan Televisi al-Mayadeen Sabtu (12/3/2022) seraya mengisyaratkan upaya Eropa untuk menipu kembali Iran seperti tahun 2015 mengatakan, “Sikap keras kepala AS mempertahankan sejumlah sanksi yang berkaitan dengan represi maksimum terhadap Tehran, serta langkah-langkahnya membajak dan menculik dua kapal tanker minyak Iran menjadi alasan penundaan perundingan.”

Mohammad Marandi

Marandi terkait alasan penangguhan mendadak perundingan nuklir di Wina meski ada optimisme sebelumnya terkait penandatanganan kesepakatan, menambahkan, “Eropa mengingat hubungannya dengan Amerika, wajar jika bertindak hati-hati, tapi faktanya adalah Amerika sejak lama tidak membalas syarat Iran, dan hal ini mendorong penangguhan pencapaian kesepakatan.”

“Iran menuntut pencabutan sanksi yang mencakup perusahaan, individu dan sejumlah lembaga, tapi Amerika masih menolak pencabutan sanksi yang memadai di bidang ini,” ungkap penasihat tim perunding Iran di Wina.

Lebih lanjut Marandi menambahkan, Iran mengatakan pencabutan sanksi ini belum cukup dan seluruh sanksi harus dicabut; Masih ada kendala yang berkaitan dengan pencantuman nama sejumlah lembaga di list terorisme dan Iran menghendaki penghapusan nama tersebut dari list sanksi. Akibatnya pembahasan akan terus dilanjutkan dalam koridor ini.

Penasihat tim perunding Iran di Wina mengungkapkan, langkah aneh diambil pihak Amerika dan dua kapal yang mengangkut minyak dan olahan minyak Iran dicuri, di mana langkah ini tak diragukan lagi menurut adalah langkah yang tidak dapat diterima; Oleh karena itu, di bawah bayang-bayang kondisi ini, Iran meyakini Amerika harus mengevaluasi kembali sikap umumnya. (MF)

parstoday

Recommended
Penawaran Terbaik hari ini Daftar Isi ulasan 1 menit Instan…