Penulis
Muhammad Fitriyanto
Pembimbing
Dr. Muhammad Rohmadi ,M.Hum.
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Muhammadiyah Surakarta
JurnalPost.com – Selama pandemi Covid-19, banyak pembelajaran yang bergeser dari pembelajaran offline menjadi pembelajaran online, yaitu. H. menggunakan beberapa aplikasi pendidikan yang berbasis di kampus Departemen Pendidikan atau oleh guru spesialis yang mengajar secara langsung. Dosen mengadopsi beberapa aplikasi yang disediakan oleh dosen seperti spada, google-classroom, schology atau kombinasi zoom dan google agar bahan ajar dan pembelajaran mencapai puncaknya dan ujian akhir semester dapat dilaksanakan. Banyak juga mahasiswa yang mengeluh tidak paham dengan materi yang diberikan oleh dosen, sehingga mahasiswa disini harus aktif bertanya kepada dosen atau rekan dalam suatu mata kuliah agar dapat memberikan kontribusi untuk keberlangsungan pemahaman perkuliahan di kampus. . Bukan hanya perkuliahan yang terganggu, tetapi seluruh sistem pendidikan di seluruh dunia mengalami penurunan akibat pandemi Covid-19. Kegiatan pembelajaran berorientasi pada pembelajaran daring untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
Begitu juga dengan masyarakat Indonesia yang tidak terbiasa dengan pembelajaran daring sehingga menghadapi banyak kesulitan seperti: B. Sinyal internet yang sulit di daerah tertentu, kurangnya pemahaman orang tua terhadap materi pelajaran, kurangnya smartphone dan lainnya.Tentunya pembelajaran online hanya mengutamakan kemampuan kognitif siswa dengan mengatur tugas, sedangkan afektif dan psikomotorik siswa kurang berkembang, karena dalam pembelajaran guru-siswa melalui aplikasi tidak ada interaksi antara siswa lain seperti pada pembelajaran offline. Kondisi demikian tidak boleh disesali tetapi menjadi tantangan bagi setiap orang di dunia pendidikan untuk kreatif dan inovatif agar dapat terus memberikan layanan pendidikan yang terbaik kepada para pemuda yang memimpin bangsa ke depan.
Kemampuan guru dalam menggunakan lingkungan belajar dan merencanakan pembelajaran merupakan faktor penting dalam kenyamanan belajar anak. Oleh karena itu, guru harus terus belajar, kreatif dan inovatif, serta mengikuti trend zaman di bidang pendidikan. Apalagi di kondisi new normal seperti sekarang ini, guru bisa merencanakan pembelajaran menggunakan berbagai aplikasi yang berkembang pesat di masa pandemi untuk memulai. pembelajaran baru dan sistem baru seperti blended learning, membuat video pembelajaran yang mudah dipahami, dll.Berbagai aplikasi belajar online sudah tersedia di internet, seperti Zoom, Ruangguru.com, Zenius, platform Google, Quizziz, dll. harus terus digunakan untuk menjadikan pembelajaran lebih kreatif dan inovatif di era digital.
Kreativitas dan inovasi bukanlah bawaan sejak lahir, melainkan sesuatu yang bisa dilahirkan. Bagaimana menjadi guru yang kreatif dan inovatif di era digital? Yang terpenting, guru harus selalu siap untuk terus belajar, karena tentunya anak-anak zaman sekarang sudah jauh lebih pintar dalam menggunakan teknologi informasi (TI). Namun, guru harus lebih kreatif dan inovatif untuk merespon perkembangan zaman dan penggunaan teknologi. Guru harus terus belajar dan mau memperbaharui ilmunya. IT merupakan salah satu hal yang perlu dikuasai guru di era digital untuk mengelola pembelajaran, sehingga kemampuan untuk memanfaatkannya menjadi sebuah kebutuhan.Selain itu, guru harus berani keluar dari zona nyaman. Ketika guru berpikir sepanjang waktu bahwa pembelajaran dapat berjalan tanpa inovasi dan kreativitas. Jika guru masih berpikiran seperti itu, maka pembelajaran akan menjadi membosankan dan siswa tidak akan tertarik untuk mengikutinya.Maka guru harus mampu membangun masyarakat belajar (learning community). Komunitas belajar didefinisikan sebagai komunitas yang termotivasi untuk belajar dan bekerja sama untuk meningkatkan keahlian seseorang. Melalui masyarakat belajar, guru dapat membangun potensi dirinya dengan menggunakan kreativitasnya. Semua orang bisa berkreasi, semua tergantung niat dan keinginan kita masing-masing.
Salah satu cara seorang guru dapat mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran adalah melalui penggunaan Learning Management System (LMS). Secara garis besar, pengertian Learning Management System (LMS) adalah perangkat lunak yang dirancang untuk membuat, mendistribusikan, dan mengelola konten pembelajaran. Sistem ini dapat membantu guru merencanakan dan mengelola bahan pelajaran, mengelola kegiatan belajar siswa, mengelola nilai, melaporkan ketidakhadiran siswa, melihat nilai, dan mengelola layar pembelajaran online.
E-learning adalah metode pembelajaran elektronik. Waller dan Wilson (2001) menegaskan bahwa e-learning ada dan telah digunakan sejak tahun 1970-an. Istilah lain dari pembelajaran daring adalah “pembelajaran daring, pembelajaran daring, pembelajaran virtual atau e-learning”.E-learning merupakan model pembelajaran yang sering digunakan di era digital, model pembelajaran dengan perangkat digital yang pada prinsipnya dapat dilaksanakan secara live atau real time. Dalam hal ini, siswa mendapatkan akses penuh terhadap materi dan penjelasan guru melalui aplikasi berbasis e-learning. Dibandingkan dengan pembelajaran tradisional, pembelajaran online memiliki tujuan pembelajaran yang sangat berbeda, seperti:belajar mandiri, memecahkan masalah dan juga memperluas hubungan belajar siswa.
The post Peran Guru di Abad 21 Dalam Pembiasaan Pembelajaran Online di Era Pandemic Covid 21 appeared first on JurnalPost.