Peran Agama Islam bagi Penyembuhan Sakit Mental

Peran Agama Islam bagi Penyembuhan Sakit Mental

Oleh: Yumi Febrianti, Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Pendahuluan

Zakiah Daradjat merupakan salah seorang psikolog muslim. Selain itu, dia pun memiliki perhatian yang luar biasa terhadap pendidikan Islam. Karena latar belakang pendidikan Zakiah Daradjat dalam bidang psikologi, sehingga pemikiran pendidikannya pun cenderung ke arah pendidikan jiwa terutama kesehatan mental. Adanya kecenderungan pemikiran yang demikian, agaknya menjadi perbedaan yang signifikan dari para pemikir pendidikan Islam yang lain.

Bagi Zakiah Daradjat, pendidikan Islam mempunyai tujuan yang jelas dan tegas. Menurut Zakiah, Islam memiliki tujuan yang jelas dan pasti, yaitu untuk membina manusia agar menjadi hamba Allah yang saleh dengan seluruh aspek kehidupannya yang mencakup perbuatan, pikiran, dan perasaan.(Mawangir 2015) Ungkapan di atas bila ditelusuri lebih jauh akan memiliki implikasi dan cakupan yang cukup luas. Membina manusia merupakan sebuah upaya untuk mengajar, melatih, mengarahkan, mengawasi, dan memberi teladan kepada seseorang untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pembinaan yang hanya memberikan pelajaran, latihan, dan arahan akan menciptakan manusia yang tidak berjiwa.(Mawangir 2015)

Dalam perspektif Islam, penyakit jiwa sering diidentikkan dengan beberapa sifat buruk atau tingkah laku tercela (al-akhlaq al-mazmumah), seperti sifat tamak, dengki, iri hati, arogan, emosional dan seterusnya.Hasan Muhammad as-Syarqawi dalam kitabnya Nahw ‘Ilmiah Nafsi (1970), membagi penyakit jiwa dalam sembilan bagian, yaitu: pamer (riya’), marah (al-ghadhab), lalai dan lupa (al-ghaflah wan nisyah), was-was (al-was-wasah), frustrasi (al-ya’s), rakus (tama’), terperdaya (al-ghurur), sombong (al-ujub), dengki dan iri hati (al-hasd wal hiqd). Beberapa sifat tercela tersebut ada relevansinya jika dianggap sebagai penyakit jiwa, sebab dalam kesehatan mental (mental hygiene) sifat-sifat tersebut merupakan indikasi dari penyakit kejiwaan manusia (psychoses).

Kesehatan Mental erat kaitannya dengan istilah sehat dan sakit secara fisik. Penelitian tentang hubungan antara mental individu dan kesehatan fisik telah banyak diungkapkan. Keluhan medis yang mengindikasikan adanya gangguan mental, demikian juga, sakit secara psikis, berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Sehat dan sakit juga merupakan kondisi yang kompleks yang terdiri tubuh biologis, Psikologis dan sosial yang ada dalam satu kondisi.

Pembahasan

1.

1. Agama Islam dan Kesehatan Mental Secara psikologis

Agama adalah ilusi manusia. Manusia lari kepada agama karena rasa ketidakberdayaan menghadapi bencana. Dengan demikian, segala bentuk perilaku keagamaan merupakan perilaku manusia, yang timbul dari dorongan agar dirinya terhindar dari bahaya dan dapat memberikan rasa aman. Untuk keperluan itu manusia menciptakan tuhan dalam pemikirannya. Agama tampaknya tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Penentangan manusia terhadap agama mungkin karena adanya faktor-faktor tertentu, baik yang diakibatkan oleh kepribadian maupun lingkungan masing-masing. Namun untuk menutupi atau mengingkari sama sekali dorongan keagamaan tampaknya sulit dilakukan, karena adanya unsur batin dalam diri manusia yang cenderung mendesaknya untuk tunduk kepada zat yang gaib, ketundukan ini merupakan bagian dari faktor intern manusia dalam psikologi kepribadian yang disebut dengan pribadi (self) ataupun hati nurani (conscience of man) (Annisa Safira 2022).

Selain berperan dalam memelihara jiwa/mental supaya tetap sehat dan terhindar dari berbagai gangguan kejiwaan/Kesehatan mental, peran agama juga sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Islam diturunkan Allah swt dengan membawa nilai aturan-aturan atau ajaran-ajaran, norma-norma, ilmu sosial, menyempurnakan akhlak, serta adanya perintah dan larangan didalamnya. Sangat penting untuk kita ketahui tentang bagaimana peran agama sebagai kontrol dalam kehidupan masyarakat terutama Islam. Dengan adanya peraturan, normanorma yang ditetapkan oleh agama, menjadikan kehidupan manusia lebih tertata dan teratur. Dengan begitu, dalam lapisan kehidupan masyarakat akan tentram dan terhindar dari berbagai konflik (Azisi 2020).

2. Pemahaman Kesehatan Jiwa /mental

Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan dan juga hak asasi bagi setiap manusia. Sebagaimana cita-cita Indonesia yang tertulis pada UUD 1945 dan Pancasila. Mengenai hal kesehatan, tertuang pada pasal 1 ayat 1 UU No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan yaitu “keadaan sehat”, yang mencakup mental, fisik, sosial ataupun spiritual yang memungkinkan tiap individu hidup produktif baik dari segi ekonomi dan sosial” (Depkes RI. KMK No. 406. 2009: 1). Berkaitan dengan kesehatan jiwa, yang termaktub dalam Undang-Undang dimaksudkan untuk menjamin bagi setiap masyarakat supaya bisa mencapai tingkat kualitas hidup yang layak dan baik, menikmati kesehatan jiwa dalam hidup, terbebasnya dari gangguan kejiwaan dan tekanan, serta berbagai gangguan lainnya yang menyebabkan gangguan kesehatan jiwa tiap orang (UU No. 18, 2014:43)(Azisi 2020).

3. Memberikan Tujuan Hidup Dan Berfikir Positif

agama dapat membuat orang memiliki tujuan hidup, dengan beragama seseorang lebih merasa tenang, bahagia dan bersyukur dengan kehidupannya. Sehat secara mental dan fisik menjadi manfaat bagi orang yang beragama begitu juga dengan orang yang tidak memeluk agama namun kesehatan mereka karena faktor lain seperti mengembangkan kecerdasan emosional dan menjalani gaya hidup sehat (Rakhmawati 2021)

Kesimpulan

pada saat Anda mengalami depresi yang tidak kunjung sembuh, peran agama sangat membantu. Agama dapat membantu dengan memberikan dukungan sosial, sumber daya, dan sarana internal yang mampu mengatasi dampak dari penyakit pada kehidupan seseorang, banyak bukti yang menunjukkan bahwa keyakinan Anda bisa membantu menjadi “obat” yang kuat, serta meningkatkan kemampuan Anda untuk mengatasi berbagai macam depresi. Keimanan Anda dapat membantu mengatasi dampak penyakit, bahkan dapat membantu Anda hidup lebih lama. Berikut beberapa cara tidak langsung bagaimana peran agama untuk kesehatan Anda. dapat dipahami bahwa manusia akan merasa dalam perlindungan dan penjagaan Allah serta mendapatkan bimbingan hidup ketika manusia berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah sehingga membuatnya menjadi tenang dan tentram. dalam penguatan dimensi spiritual dapat dilakukan dengan tahapan ibadah untuk menanamkan iman dan tauhid seperti melaksanakan ajaran-ajaran agama. Jika tahapan ini dapat dilaksanakan dengan baik maka kepribadian yang kuat akan terbentuk. Pada akhirnya akan mengantarkan manusia kepada kebahagian dan kesehatan mental bahkan mampu mengembangkan potensi diri secara sempurna.

Daftar Pustaka

Annisa Safira, dkk. 2022. “Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022) The 2nd Conference on Ushuluddin Studies ISSN: 2774-6585 Website: Https://Conferences.Uinsgd.Ac.Id/Gdcs.” 8: 73–92.
Azisi, Ali Mursyid. 2020. “Peran Agama Dalam Memelihara Kesehatan Jiwa Dan Kontrol Sosial Masyarakat.” (September).
Mawangir, Muh. 2015. “ZAKIAH DARADJAT DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KESEHATAN MENTAL Oleh: Muh. Mawangir 1.” Jurnal Ilmu Agama Vol. 16 No: 1–15.
Rakhmawati, S. 2021. “Peran Agama Dalam Kesehatan.” Tafani Jurnal Pengabdian Masyarakat 1(1): 1–6.
Annisa Safira, dkk. 2022. “Gunung Djati Conference Series, Volume 8 (2022) The 2nd Conference on Ushuluddin Studies ISSN: 2774-6585 Website: Https://Conferences.Uinsgd.Ac.Id/Gdcs.” 8: 73–92.
Azisi, Ali Mursyid. 2020. “Peran Agama Dalam Memelihara Kesehatan Jiwa Dan Kontrol Sosial Masyarakat.” (September).
Mawangir, Muh. 2015. “ZAKIAH DARADJAT DAN PEMIKIRANNYA TENTANG PERAN PENDIDIKAN ISLAM DALAM KESEHATAN MENTAL Oleh: Muh. Mawangir 1.” Jurnal Ilmu Agama Vol. 16 No: 1–15.
Rakhmawati, S. 2021. “Peran Agama Dalam Kesehatan.” Tafani Jurnal Pengabdian Masyarakat 1(1): 1–6.

The post Peran Agama Islam bagi Penyembuhan Sakit Mental appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
JurnalPost.com – Tepat di Hari Ibu, Jakarta, Kamis (22/12/2022) dan…