Pengaruh Fatherless Bagi pertumbuhan Seorang Anak

Pengaruh Fatherless Bagi pertumbuhan Seorang Anak

JurnalPost.com – Fatherless merupakan kondisi dimana hilangnya peran seorag ayah didalam suatu keluarga dan mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Sosok sorang ayah bukan hanya sekedar kehadiran secara fisik namun juga secara psikoogis.

Faktanya Indonesia menjadi peringkat ketiga Negara Fatherless di dunia. Indonesia masih memiliki cara membagi peran sesuai dengan gender (tradisional), dimana seorang ayah hanya bertugas untuk mencari nafkah dan ibu bertugas dalam mengurus keluarga. Oleh sebab inilah seorang anak merasakan hilangnya kehadiran seorang ayah dalam pertumbuhannya. Padahal sebenarnya sosok seorang ayah dan ibu sama- sama penting dalam proses tumbuh kembang seorang anak, pada fenomena Fatherless seorang anak memiliki ayah namun tidak ada pendampingan dan pengajaran dari sosok ayah makan akan ada dampak buruk untuk masa depannya.

Dari sudut pandang seorang anak, keterlibatan ayah berkaitan dengan pemberian kesempatan kepada anak untuk melakukan sesuatu, mendorong, mendukung, dan memberikan rasa aman. Anak yang ayahnya terlibat dalam pengasuhan memiliki keterampilan sosial dan kognitif yang baik, hal ini terjadi ketika seorang ayah mengembangkan model pengasuhan yang positif. Keterlibatan akan berdampak negatif jika dalam praktik pengasuhan, sang ayah menunjukkan perilaku negatif, dan melibatkan kekerasan fisik.
Pengaruh tidak adanya figure seorang ayah terhadap tumbuh kembang anak

– Adanya rasa iri terhadap anak lain yang mempunyai sosok ayah yang diinginkannya.
– Terlibat hubungan dengan pria yang lebih tua namun bukan nukan fari kalangan keluarganya (pacar).
– Berkelakuan yang merusak diri sendiri seperti tindak kriminal, merokok dan sebagainya karena kurang edukasi dari seorang ayah.

Pengaruh adanya figure seorang ayah terhadap tumbuh kembang anak

– Tidak ada rasa iri terhadap keluarga anak-anak lain.
– Tidak mencari kenyamanan atau sosok ayah pada laki-laki yang bukan keluarganya.
– Memiliki sikap yang lebih terkontrol karena selain didikan dari seorang ibu, didikan dari seorang ayah sangat pentik mengenai hal ini.

Biasanya dalam sebuah keluarga orang tua merasa keluarganya baik-baik saja. Ayah yang pergi bekerja pada pagi hari ketika anak belum bangun dan pulang malam ketika anak sudah tertidur, menyebabkann waktu yang sangat terbatas antara anak dan ayah sehingga sang anak tidak merasakan sosok ayah yang bersamanya secara maksimal. Peran ayah dan ibu tidak bias digantikan dengan sosok lain seperti kakek nenek, apalagi digantikan oleh baby sitter. Pemikiran tradisional bahwa mengasuh anak hanyalah tugas dari seorang ibu harus diluruskan. Anak-anak belajar dari sosok keduanya dimana hal ini merupakan dukungan dalam pertumbukan anak baik dari segi fisik maupun psikologis. Pola asuh yang baik akan menjadikan keluarga menjadi keluarga yang harmonis.

Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak adanya peran ayah dapat menimbulkan dampak negativ bagi pertumbuhan anak . orantua harus menyadari bahwa pola asuh bukan hanya ibu atau ayah saja namun harus ada kerja sama satu sama lain. Pemikiran tradisional harus dihilangkan, peran ayah tidak hanya mencari nafkah, namun menjadi panutan bagi anak. Anak belajar sikap lembut dari seorang ibu dan

belajar sikap tegas dari seorang ayah, jadi adanya keseimbangan antara didikan keduanya dan tidak merasa kehilangan sosok dari salah satunya.

Solusi yang harus diterapkan adalah tidak hilangnya peran dari salah satu orang tua agar sang anak tidak merasakan hilangnya kasih sayang dari orang tuanya. Dan harapan selain itu Indonesia tidak lagi menjadi peringkat ketiga negara Fatherless di dunia.

Oleh: Nurul qurani azizah, Mahasiswi Universitas Bangka Belitung

The post Pengaruh Fatherless Bagi pertumbuhan Seorang Anak appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
Ilustrasi: Bendera NATO dan Finlandia. Oleh Helsinki Times. Oleh: Jason…