
Standarisasi operasional dan komersial menjadi salah satu fokus inisiatif strategis PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pasca merger pada Oktober 2021.
“Standarisasi operasional dan komersial itu merupakan implementasi dari transformasi pelabuhan kelas dunia yang dimulai sejak 2021-2022 pasca merger pada tahun lalu,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Arif Suhartono dalam keterangan resminya di Jakarta, Jumat, 10/06/2022
Arif menegaskan, standar itu merupakan komitmen manajemen PT Pelindo untuk bisa berperan mengurangi biaya logistik di Indonesia.
Arif menjelaskan pelabuhan memiliki peran untuk mengefisienkan biaya logistik melalui peningkatan produktivitas bongkar muat dan penurunan Waktu Sandar Kapal (Port Stay) di pelabuhan.
“Kita harus melakukannya bersama-sama karena biaya logistik menyangkut aspek lain seperti transportasi darat dan administrasi,” tegasnya.
Oleh sebab itu, Pelindo pasca merger mencanangkan standarisasi seluruh pelabuhan yang ada di bawah kendalinya secara bertahap.
Empat langkah dilakukan PT Pelindo untuk mencapai standarisasi operasional dan komersial, yakni pengembangan kapabilitas organisasi dan manusia, pola bisnis operasi berbasis perencanaan dan kontrol, optimalisasi infrastruktur dan peralatan termasuk penataan pelabuhan, dan membangun budaya keselamatan melalui peningkatan kesadaran akan keselamatan dan standarisasi protokol keselamatan.
Baca: Optimalisasi Aset, Pelindo Relokasi Sejumlah Peralatan Bongkar Muat Peti Kemas
Hasilnya, menurut Arif, selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan. Dimana peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari. Bagi Pelindo, makin pendeknya waktu sandar dan kecepatan bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan trafik kapal jadi meningkat.
Hal itu sudah tergambar dalam kinerja triwulan I-2022. Arus kapal, misalnya, mencapai 283 juta GT, satu persen lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya.Selain itu, arus peti kemas juga naik, yakni dua persen di atas pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada triwulan I-2022, arus peti kemas Pelindo mencapai 4,2 juta TEU’s. Arus barang juga naik lebih tinggi, delapan persen di atas tahun lalu, yakni mencapai 37 juta ton.
Juga ada kenaikan EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) pada triwulan I-2022 yang naik tujuh persen di atas pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca: Pelindo I-IV Sosialisasi Rencana Merger ke Sejumlah Asosiasi