

Jakarta –
Virus Corona varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus COVID-19 tidak hanya di Indonesia, tetapi juga terjadi di sebagian besar negara. Tak hanya itu, ternyata subvarian Omicron BA.5 berhasil menggeser posisi virus campak sebagai virus yang paling mudah menular.
Penelitian tersebut berdasarkan studi terbaru yang dilakukan di Australia, ditemukan bahwa Omicron BA.5 memiliki kemampuan lebih baik untuk menempel dan menginfeksi sel. Sehingga, memungkinkan Omicron BA.5 melakukan lebih banyak replikasi virus ketika sudah menginfeksi.
“BA.5 telah menggeser campak dan menjadi virus paling menular yang pernah kita lihat,” kata dr Anthony Renshaw, Direktur Medis Regional di International SOS Inggris, dikutip dari Express UK, Senin (25/7/2022).
Dalam wawancaranya dengan Express UK, dr Renshaw menyebutkan bahwa ternyata Omicron BA.5 berperilaku seperti varian Delta.
“Perilaku ini mungkin juga menjelaskan mengapa banyak laporan orang yang terinfeksi BA.5, membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasil negatif pada tes antigen/swab,” ujarnya.
Selain itu, dr Renshaw juga menyebutkan bahwa Omicron BA.5 memiliki kemampuan yang lebih cerdas daripada varian pendahulunya. Di mana subvarian tersebut dapat menghindari sistem kekebalan tubuh dan seseorang bisa mengalami reinfeksi COVID-19 lebih cepat.
“Ini juga berarti bahwa perlindungan yang diberikan dari vaksin terhadap infeksi, tidak bisa bertahan lama. Sebab, antibodi turun lebih cepat daripada sebelumnya,” imbuhnya.
Vaksinasi COVID-19 Tetap Mencegah Keparahan Infeksi dan Rawat Inap
Namun kabar baiknya, perlindungan yang diberikan oleh vaksin COVID-19 masih manjur dalam mencegah rawat inap dan kematian ketika Omicron BA.5 menginfeksi tubuh.
“Tetapi perlu diingat, ketika kekebalan menurun, kasus terus meningkat dan jumlah infeksi terus bertambah, akan berpengaruh besar pada kelompok berisiko seperti lansia,” imbaunya.
Oleh sebab itu, dr Renshaw mengimbau agar seluruh negara mulai mempertimbangkan pemberian vaksin COVID-19 booster kedua untuk populasi umum, terutama pada kelompok berisiko tinggi.