
Berita — Setelah dua tahun, pandemi Covid-19 telah menewaskan hampir 6 juta orang dan menginfeksi lebih dari 351 juta orang di seluruh dunia. Berdasarkan angka terbaru, varian Omicron menyebabkan lonjakan kasus di beberapa negara.
Namun, dampak Omicron yang tidak terlalu parah dan prevalensi vaksin Covid-19 membuat lebih banyak orang merasa berpuas diri dan memandang varian ini tidak berbahaya seperti sebelumnya.
Meskipun Omicron menyebabkan gejala yang tidak terlalu parah dibandingkan varian lainnya, para ahli khawatir hal itu akan membebani sistem perawatan kesehatan. Hingga akhir-akhir ini, jumlah pasien Covid-19 di AS naik ke rekor tertinggi. Hal yang sama juga terjadi di negara lain, termasuk Jerman dan Australia.
“Omicron mungkin tidak terlalu parah, tetapi narasi bahwa itu adalah penyakit ringan adalah menyesatkan, merusak respons kesehatan, dan menelan lebih banyak nyawa,” kata Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, dilansir dari Medical Daily, Rabu 26 Januari 2022.
“Jangan salah, Omicron menyebabkan rawat inap dan kematian dan bahkan kasus yang tidak parah membanjiri fasilitas kesehatan. Virus ini beredar terlalu intens dengan banyak orang yang masih rentan untuk terinfeksi dan bergejala,” tambahnya.
Adapun kapan pandemi Covid-19 resmi berakhir, para ahli masih belum memiliki jawaban konkrit. Bagi Tedros dan rekan-rekannya, yang terbaik adalah fokus dan mengambil bagian dalam perang melawan Covid-19 varian baru.