JurnalPost.com – Indonesia Sebagai negara dengan umat muslim terbanyak di dunia tentunya umat islam di Indonesia dapat menikmati banyak sekali kemudahan-kemudahan dalam menjalankan ibadah puasa. namun seyogyanya senantiasa menghormati dan menghargai umat non muslim yang tidak menjalankan ibadah puasa.Ramadan kali ini kita jadikan sebagai momentum untuk terus meningkatkan dan mengembangkan kerukunan, baik antar sesama umat maupun antar umat beragama.
Pada kesempatan kali ini, Young Interfaith Peacemaker Community Regional Kediri atau YIPC Kediri mengadakan forum diskusi seputar toleransi beragama disela-sela puasa ramadhan. Acara yang digelar pada Minggu sore, 26 Maret 2023 yang diadakan oleh YIPC Kediri
Momen acara ini bertema “Seputar Cerita Toleransi Beragama saat Ramadhan,” yang membahas tentang cerita pengalaman agen of peace selama bulan suci ramadhan. Dalam acara ini Peserta yang hadir cukup antusias terdiri dari berbagai kalangan baik dari anggota intern YIPC maupun non yipc karena acara tersebut dibuka untuk umum dan dilaksanakan secara daring via live di Instagram. Namun karena beberapa kendala yang diakibatkan oleh cuaca buruk sehingga acara ini dialihkan via Google Meet akan tetapi tidak mengurangi rasa semangat peserta dalam mengikuti acara ini sampai tuntas.
Kegiatan ini dibuka oleh moderator Riyadus Sholichin selaku moderator, Dalam kegiatan ini menghadirkan sosok aktifis muda berasal dari cirebon Jawa barat sebagai narasumber Ma’ma Mumajad, S.Pd., M.Pd. narasumber yang kerap dipanggil Mas Mumu tersebut menceritakan pengalaman menariknya seputar ramadhan. Mulai dari keseruannya ketika menyambut bulan suci ramadhan, seperti diadakannya kirab menyambut euforia bulan suci yang dilaksanakan di berbagai daerah.
“Bulan suci Ramadhan ini bisa menjadi momentum untuk saling menguatkan sikap saling menghormati dan dan saling bertoleransi antar umat beragama”
Ia melanjutkan, umat non-Muslim atau yang sedang tidak menjalankan ibadah puasa juga harus menghormati orang yang berpuasa dengan tidak makan dan minum secara terang-terangan dihadapan orang berpuasa.
“Kalaupun jika ada tempat makan yang tetap buka maka makanan dan minuman yang disajikan jangan sampai terlihat secara langsung dan jelas. Para pelaku usaha tempat makan dapat menambahkan kain atau tirai penutup. Sehingga tidak mencolok dan tidak melecehkan orang yang sedang berpuasa”, ujarnya
Tak kunjung selesai Riyadus selaku moderator juga menyambung cerita menariknya. Pada pemabahsan kali ini ia menceritakan kisah tentang teman-temanya ketika berbuka puasa bersama umat Kristiani di Gereja Baptis Getsemani Kediri tahun lalu. Kegiatan ini dibarengi dengan hari paskah yang dilaksanakan di Gereja tersebut.
Acara yang mengundang mahasiswa Studi Agama Agama ini memberikan kesan baru terhadap pengalaman ketika puasa ramadhan. Kegiatan ini mampu menemani para peacemaker disela-sela menunggu waktu berbuka.
The post Mumu, Aktifis muda Cirebon cerita soal toleransi beragama saat Ramadhan appeared first on JurnalPost.