Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Lewat Pelaksanaan PKL 2 di LKSA anak Gembira

Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Lewat Pelaksanaan PKL 2 di LKSA anak Gembira

Oleh: Debora Manalu

JurnalPost.com – Pelaksanaan kegiatan praktikum2 yang dilaksanakan di LKSA Anak Gembira adalah suatu proses yang wajib diikuti oleh mahasiswa Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP USU guna memenuhi persyaratan studi. Di bawah bimbingan Supervisor sekolah yaitu ibu Dra. Erni Asneli Asbi M.Si serta arahan dari dosen pengampu mata kuliah PKL2 yaitu bapak Fajar Utama Ritonga S. Sos, M. Kessos, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan kegiatan PKL 2 di tempat ini lewat nasihat dan hal-hal yang harus diperhatikan selama proses pelaksanaan PKL 2 di tempat ini.

LKSA Anak Gembira ini merupakan panti asuhan yang sudah berdiri sejak tahun 2005 yang awalnya dibentuk untuk rasa kemanusiaan atas terjadinya bencana tsunami di Aceh dan Nias yang membuat pemilik panti bersimpati sehingga mendirikan panti ini. Sehingga sampai saat ini, sudah banyak anak yang dibantu baik dalam pemenuhan kebutuhan sekolah, makanan, tempat tinggal dan kebutuhan lainnya. Hingga pada saat melakukan PKL 2 totalnya ada 21 orang anak yang tinggal di panti asuhan ini, terdapat juga anak yang diasuh dengan menggunakan model non panti.

Beberapa kali pertemuan, dalam pelaksanaan PKL 2 didapatkan sebuah permasalahan bahwa kebanyakan anak-anak mengalami kesulitan dalam belajar Bahasa Inggris. Sehingga dalam hal ini, penulis mengambil role sebagai educator yang akan mengajari mereka dalam mengatasi kesulitan belajar Bahasa Inggris anak-anak tersebut. Dengan menerapkan metode penyelesaian masalah klien yaitu model group work, maka disini penulis memilih 10 anak yang akan dididik dan dibantu dalam menyelesaikan masalahnya. Selain itu, kegiatan ini juga sekaligus sebagai mini project yang dilakukan penulis sebagai kontribusi dalam panti tempat penulis melaksanakan PKL 2.
Berikut beberapa tahapan pelaksanaan mini project yang dilakukan dalam menangani masalah anak-anak/klien :

1.Tahap Persiapan
2.Tahap Assesment
3.Tahap Perencanaan Alternatif Program
4.Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
5.Tahap Pelaksanaan Program
6.Tahap Evaluasi dan Hasil Perubahan
7.Tahap Terminasi

Berikut pelaksanaan dari tahapan-tahapan di atas

1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini, penulis selaku praktikan melakukan pemilihan kepada kelompom anak yang akan menjadi klien selama proses PKL 2 berlangsung. Sebelum ke tahap berikutnya, dalam tahapan ini penulis melakukan perkenalan kepada kelompok anak dengan tujuan membiasakan mereka nantinya ketika berbaur dan menghilangkan rasa tidak nyaman ketika nantinya sudah sampai ke tahapan intervensi atau pemformulasian rencana. Kegiatan ini berlangsung kurang lebih selama 2 minggu pertama sejak dimulainya PKL di tempat ini. Dalam tahapan ini penulis memutuskan untuk memilih 10 orang anak yang terdiri dari rentang kelas 3-6 SD yang sesuai dengan mini project yang akan dilakukan. Respon yang diberikan oleh masing-masing anak cukup baik, sehingga dalam tahapan berikutnya setelah dimulai dengan tahap perkenalan dan pendekatan penulis optimis bahwa mini project ini akan berjalan dengan baik.

2. Tahap Assement
Untuk mengetahui apa yang menjadi masalah yang dialami oleh kelompok anak ini, maka dengan menggunakan salah satu tools yang digunakan oleh pekerja sosial, disini penulis memakai jenis FGD ( Focus Group Disscussion). FGD merupakan suatu metode pengumpulan data yang lazim digunakan pada penelitian kualitatif sosial. Metode ini mengandalakan perolehan data atau informasi dari suatu interaksi informan atau responden berdasarkan hasil diskusi dalam suatu kelompok yang berfokus untuk melakukan bahasan dalam menyelesaikan permasalahan tertentu. Keunggulan metode FGD adalah memberikan data yang lebih kaya dan memberikan nilai tambah pada data yang tidak diperoleh ketika menggunakan metode pengumpulan data lainnya, terutama dalam penelitian kuantitatif (Lehoux P, 2006).

Tujuan utama metode FGD adalah untuk memperoleh interaksi data yang dihasilkan dari suatu diskusi sekelompok partisipan/responden dalam hal meningkatkan kedalaman informasi menyingkap berbagai aspek suatu fenomena kehidupan, sehingga fenomena tersebut dapat didefenisikan dan diberi penjelasan. Data dari hasil interaksi dalam diskusi kelompok tersebut dapat memfokuskan atau memberi penekanan pada kesamaan dan perbedaan pengalaman dan memberikan informasi/data yang paat tentang suatu perspektif yang dihasilkan dari hasil diskusi kelompok tersebut.

Untuk itulah tools ini dirasa tepat digunakan untuk menggali informasi dari kelompok anak serta menemukan apa yang menjadi fokus permasalahan yang dihadapi mereka. Dengan metode ini partisipasi individu dalam memberikan data dapat meningkat jika mereka berada dalam suatu kelompok diskusi. Selain itu metode FGD memfasilitasi kebebasan berpendapat para anak yang terlibat. Dari hasil Assesment didapatkan informasi dari kelompok anak bahwa mereka mengalami kesulitan dalam mempelajari bahasa Inggris yang membuat nilai mereka di Sekolah rendah, untuk itulah dengan hadirnya mini project ini saya berharap dapat membantu mereka dalam meningkatkan kembali minat belajar bahasa Inggris mereka serta dapat meningkatkan nilai bahasa Inggris mereka di Sekolah.

3. Tahap Perencanaan Alternatif Program
Setelah mengetahui pokok permasalahan klien maka sesuai dengan itu peranan penulis disini sebagai seorang praktikan adalah educator dan fasilitator. Dalam hal ini, penulis berperan sebagai educator yang akan membimbing mereka dalam beberapa bulan ini dalam mempelajari bahasa Inggris serta sebagai Fasilitator yang menjadi tempat mereka dalam mempertanyakan seputar hal yang berkaitan dengan permasalahan mereka dalam mengikuti mini project ini. Selain itu sebagai educator disini penulis akan mengadakan pertemuan tatap muka serta mengadakan pembelajaran kepada anak-anak yaitu di tiap hari Selasa di jam mereka sudah pulang dari sekolah. Diharapkan anak-anak dapat antusias mengikuti pembelajaran ini, karena ini dibuat berdasarkan permasalahan yang mereka hadapi. Untuk durasi waktu pembelajarannya akan disesuaikan dengan kemampuan mereka dalam menyerap materi yang sudah disampaikan.

Adapun Teori yang mendukung pelaksanaan kegiatan ini adalah Teori Social Learning yang mengatakan bahwa orang dapat mempelajari informasi baru dan perilaku dengan melihat orang lain. Teori lainnya adalah menurut Teori behaviorism yang dikemukakan oleh Ivam Pavlov berpandangan bahwa suatu kebiasaan dapat dibentuk menggunakan rangsangan dans stimulus. Teori ini memiliki reinforecement (penguatan) yang berupa penguatan positif dan penguatan negatif, penguatan positif bertujuan untuk memperkuat stimulus, sedangkan penguatan negatif bertujuan untuk menahan stimulus.

Nantinya ketika akan memulai pembelajaran, penulis di akhir sesi pembelajaran akan diadakan test atau kuis berdasarkan materi yang sudah dijelaskan hari ini. Dengan imbalan yang mampu menyelesaikan kuis dan tugas yang diberikan akan mendapat hadiah sedangkan yang tidak atau belum selesai menyelesaikan kuis akan mendapatkan hukuman yaitu akan menjadi giliran yang membuat doa di pertemuan minggu depan.

4. Tahap Pemformulasian Rencana Aksi
Selanjutnya dalam tahapan ini, penulis membantu anak-anak untuk merumuskan program apa saja yang akan dilakukan selama berjalannya program ini. Tujuannya adalah karena pokok permasalahan ada pada mereka sehingga solusi juga harus dimunculkan dari diri mereka masing-masing. Untuk itulah tugas saya disini membicarakan materi apa saja yang mereka belum ketahui serta model pembelajaran seperti apa yang mereka sukai. Setelah sepakat dengan mereka maka kegiatan berikut yang akan dilakukan , adapun program tersebut adalah sebagai berikut :

• Kegiatan belajar dimulai dan di akhiri dengan berdoa dalam bahasa Inggris (tiap anak mendapatkan giliran)
• Anak-anak diberikan kebebasan untuk menentukan meteri apa yang hendak dipelajari
• Kegiatan praktek Conversation yang dilakukan per kelompok dengan tujuan melatih mereka dalam kegiatan Pronounciation
• Kegiatan bernyanyi dalam bahasa Inggris ( Anak-anak diberi lagu dalam bahasa Inggris untuk dihafal)
• Kegiatan sharing seputar materi pembelajaran bahasa Inggris di sekolah mereka
• Kegiatan menghafal kosa kata dalam bahasa Inggris kemudian akan dipraktekkan pada pertemuan selanjutnya
• Mengadakan Kuis untuk menguji apakah materi yang disampaikan dapat di mengerti

5. Tahap Pelaksanaan Program (Intervensi)
Dalam tahapan ini adalah pelaksanaan dari perencaan program di atas. Dalam hal ini, penulis selaku praktikkan memulai program intervensi kepada kelompok anak. Anak yang terdiri dari 10 orang mengikuti kegiatan ini, adapun jenis kegiatan yang dilaksanakan adalah pembelajaran tatap muka selama 1 kali dalam seminggu yang di adakan pada hari Selasa di tiap minggunya. Pada awal pertemuan, anak-anak sangat antuasias untuk belajar, sehingga materi yang disampaikan juga disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anak. Respon dari anak-anak cukup baik, sehingga ke depan materi yang disampaikan lebih bervariasi dan bertingkat agar menantang mereka serta dapat meningkatkan minat mereka lebih jauh lagi dalam berbahasa Inggris.

Kegiatan seperti memulai diawali dengan berdoa dalam bahasa Inggris berjalan dan tiap anak mau melakukannya, kegiatan lainnya adalah dalam penghafalan kosa kata yang menjadi tugas dari masing-masing anak, dan kegiatan ini juga berjalan cukup baik dan mendapat respon yang baik dari anak-anak. Selanjutnya adalah kegiatan berkelompok, dimana anak-anak dibagi dalam 3 kelompok kemudian mereka akan mempraktikkan satu percakapan, tujuannya adalah untuk melatih lisan mereka dalam berbicara menggunakan bahasa Inggris. Respon dari anak cukup baik, karena ketika mereka berani untuk berbicara mereka bisa sambil belajar dalam pelafalan yang benar sesuai dengan teori Learning by Doing yang dikemukakan oleh John Doing yang artinya proses belajar terjadi sambil melakukan sesuatu.

Untuk mengetahui apakah masing-masing anak dapat memahami materi yang sudah disampaikan, pada tiap akhir pembelajaran anak-anak akan diberikan kuis kemudian mereka akan mengerjakannya, lalu disitulah kesempatan saya dapat menilai apakah masing-masing anak dapat menyerap materi yang sudah disampaikan. Untuk anak yang masih belum maksimal, biasanya di akhir pembelajaran penulis akan mengajaknya berdiskusi lebih lanjut mengenai materi mana saja yang belum di kuasai, dengan tujuan semua anak dapat paham dan tujuan penulis dalam hal ini dapat tercapai.

Kegiatan pembelajaran terus berlangsung hingga pada periode yang ditentukan, karena mereka sudah dekat dengan ujian akhir semester sehingga pertemuan dimaksimalkan hanya sampai sebelum mereka mengadakan ujian akhir semester di sekolah.

6. Tahap Evaluasi dan Hasil Perubahan
Sampai kepada berlangsungnya tahap intervensi, kelompok anak ini sudah menunjukkan perubahan. Hal ini ditandai dengan mereka yang sudah memiliki keberanian untuk maju dan tampil ke depan untuk mengerjakan pertanyaan dan soal yang diberikan, selain itu kemampuan mereka dalam berbicara atau speaking dalam bahasa Inggris sudah mengalami peningkatan. Hanya saja untuk bahan evaluasi ada 3 orang anak yang tergolong lambat dalam menyerap materi, sehingga perlu pengulangan materi beberapa kali, dan hal itu disiasati dengan mengajak mereka diskusi setelah usainya pembelajaran yang berlangsung.

Kemajuan lainnya adalah mereka sudah mampu menghafal satu lagu bahasa Inggris serta sudah mampu dalam melafalkannya, meskipun di beberapa kata perlu di perbaiki namun penulis yakin dengan konsistensi mereka dalam belajar mereka mampu belajar lebih giat lagi dan mampu menambah materi pembelajaran mereka. Untuk berdoa dalam bahasa Inggris mereka sudah mampu, mungkin pada tataran yang lebih jauh lagi anak-anak ini sudah dapat berkomunikasi secara basic dengan orang lain menggunakan bahasa Inggris.

Dalam beberapa kuis yang sudah diberikan, terdapat 2 anak yang tergolong cepat dalam menyerap materi serta mampu mengimplementasikannya, hal ini cukup baik karena dengan begitu mereka bisa mengajari teman yang lain, karena kemungkinan jika mereka belajar dari teman sebayanya akan lebih mudah untuk paham akan materi yang disampaikan.

Dari keseluruhan tahapan intervensi yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa apa yang selama ini diajarkan kepada mereka selama periode waktu itu sedikit banyak telah membawa perubahan kepada mereka, dari yang dulunya mereka kesusahan dalam mengartikan satu kata sekarang mereka sudah terbiasa dengan bahasa Inggris, dulu mereka hanya mampu mengucapkan dalam hati sekarang mereka sudah memiliki keberanian untuk mengucapkannya, dulu mereka hanya mampu berdoa dalam bahasa Indonesia sekarang mereka telah mampu berdoa dalam bahasa Inggris, dulu mereka hanya terbiasa menyanyikan lagu bahasa Indonesia sekarang mereka telah familiar dengan lagu bahasa Inggris, dulu mereka hanya mampu melihat orang lain mengerjakan soal-soal bahasa Inggris sekarang mereka telah mampu mengerjakan soal bahasa Inggris masing-masing.

7. Tahap Terminasi
Tahapan terminasi merupakan tahapan dimana sudah selesainya hubungan antara penulis selaku praktikkan dengan kelompok anak selaku klien. Tahapan terminasi ini dilakukan karena menurut praktikkan anak sudah terbantu diselesaikan masalahnya, sehingga dalam hal ini perlu dilakukannya terminasi dengan tujuan melatih kemandirian pada klien untuk menghindarkan rasa ketergantungan. Dalam hal ini, proses terminasi dilakukan dengan penempelan poster oleh praktikkan sebagai pengingat bagi mereka untuk tetap rajin dalam membaca dan mengingkatkan minat belajar bahasa Inggris mereka.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi khususnya pemilik panti dan staff pegawai yang bekerja di panti sehingga pelaksanaan PKL 2 dapat terselenggarakan dengan baik. Kedepan kepada anak-anak yang telah ikut dalam kegiatan mini project ini diharapkan dapat terus belajar dan banyak berlatih untuk bisa mahir dalam pembelajaran Bahasa Inggris baik untuk kebutuhan Akademik maupun untuk kebutuhan pribadi.

The post Menumbuhkan Minat Belajar Bahasa Inggris Anak Lewat Pelaksanaan PKL 2 di LKSA anak Gembira appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
JurnalPost.com – PT. Mitra K3 sebagai penyedia jasa tempat pelatihan,…