Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul Menggali Konsep Feminitas dan Maskulinitas dalam Kehidupan Sehari-Hari
JurnalPost.com – Dalam kehidupan bermasyarakat, tentu saja kita sering mendengar istilah feminitas dan maskulinitas, kedua istilah ini berkaitan dengan peran gender terkait bagaimana perilaku laki-laki dan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini, feminitas sering dikaitkan dengan sifat yang lembut dan emosional, sedangkan maskulinitas dikaitkan dengan sifat yang tegas dan berani. Kedua konsep ini memberikan pengaruh yang signifikan dalam kehidupan sehari-hari.
Feminitas bukan hanya tentang sifat yang lembut dan emosional pada perempuan, tetapi juga bisa mencakup berbagai aspek yang dapat menunjukkan seorang permpuan berperan dalam berbagai bidang seperti, Pendidikan, karir, dan kehidupan sosial. Banyak perempuan yang mengekspresikan diri untuk membangun hubungan yang baik dilingkungan sekitarnya. Saat ini, banyak Perempuan yang menjadi pemimpin dan tokoh inspiratif di berbagai bidang, dan hal ini membuktikan bahwa feminitas merupakan suatu hal yang tidak boleh dianggap remeh.
Peran perempuan dalam masyarakat semakin diperkuat dengan adanya gerakan feminisme yang menuntut kesetaraan hak. Feminisme bukan hanya tentang memperjuangkan hak-hak perempuan, tetapi juga tentang memberikan ruang bagi perempuan untuk berpartisipasi secara aktif dalam setiap aspek kehidupan. Dalam konteks ini, feminitas menjadi simbol pemberdayaan perempuan, di mana perempuan diberi kesempatan untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa terikat pada norma-norma tradisional yang seringkali membatasi.
Sedangkan maskulinitas, mengalami perubahan di mana dahulu maskulinitas dianggap sebagai ciri khas laki-laki yang kuat, tangguh dan tidak menunjukkan sisi emosional. Kini, dengan berkembangnya kesadaran tentang gender, banyak laki-laki yang mulai memahami pentingnya mengekspresikan emosi dan menjadi lebih terbuka. Mereka lebih sering menunjukkan kasih sayang dan kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, serta dalam hal berkeluarga laki-laki berperan aktif dalam mengasuk anak. Hal ini menunjukkan bahwa seorang laki-laki juga bisa memiliki sifat yang lembut.
Feminitas dan maskulinitas tidak dapt dipisahkan dari kehidupan sehari-hari kita, yang mana kedua hal ini saling memengaruhi satu sama lain. Sebagai contoh laki-laki yang menunjukkan sifat lembut akan dipandang tidak sesuai dengan ciri khas maskulinitas, sebaliknya seorang perempuan yang terlihat tegas jugas dianggap tidak sesuai dengan ciri khas dari feminitas yang identik dengan sifat yang lembut. Dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki potensi untuk mengekspresikan sifat maskulin dan feminim, maka kita akan bisa saling menghargai satu sama lain.
Dalam konteks media, ia memiliki peranan penting bagaimana cara kita memandang maskulinitas dan feminitas. Penggambaran yang seimbang dalam iklan, berita, maupun film dapat membantu kita menyadari dan memahami menjadi pria atau wanita dapat diekspresikan dalam berbagai cara. Saat media menampilkan karakter dengan beragam gender, kita mulai menyadari bahwa sifat-sifat yang diidentikan dengan satu gender sebenarnya bisa dimiliki olehh siapa saja. Hal ini diharapkan bisa mendorong generasi berikutnya untuk lebih menghargai keberagaman dalam mengekspresikan gender.
Penggunaan media sosial juga dapat menjadi wadah untuk mendidik masyarkat tentang kesetaraan gender. Misalnya, banyak orang yang menggunakan platform media sosial untuk menyuarakan tentang pentingnya kesetaraan gender dengan membagikan verita dan pengalaman pribadi mereka, yang mana hal ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu terakit feminitas dan maskulinitas. Tindakan ini akan memunculkan berbagai pendapat yang berbeda tentang pandangan setiap orang terkait kesetaraan gender. Hal ini diaharapkan daoat membuat masyarakat lebih memahami lagi tentang gender.
Feminitas dan maskulinitas merupakan konsep yang penting dalam berbagai aspek kehidupan kita. Dengan memahami dan menghargai berbagai sifat dalam diri setiap individu, entah itu pria maupun wanita dapat membantu membangun suatu masyarakat yang lebih adil dan seimbang tanpa membedakan gender. Untuk itu pandangan tentang perbedaan peranan satu gender harus dihilangkan dengan memberikan kebebasan bagi setiap orang untuk mengekspresikan diri agar bisa menuju kesetaran gender.
Saya Yulita Avin, mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dan mengampu mata kuliah Komunikasi Gender, artikel ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan kita tentang pentingnya memahami kesetaraan gender dalam hidup bermasyarakat dan bagaimana maskulinitas dan feminitas memengaruhi kehidupan sehari-hari kita.
The post Menggali Konsep Feminitas dan Maskulinitas dalam Kehidupan Sehari-Hari appeared first on JurnalPost.