
Berita — Rumah kediaman Bung Karno di Bengkulu saat ini menjadi salah satu cagar budaya yang dimiliki negara. Pasalnya, rumah tersebut sarat nilai sejarah.
Terletak di jantung Kota Bengkulu, rumah yang berada di Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka ini adalah rumah pengasingan sang Bapak Proklamator tersebut.
Dilansir dari Kebudayaan Kemdikbud, beliau diasingkan seorang diri ke Bengkulu pada tahun 1938 dan beberapa minggu kemudian disusul oleh istrinya saat itu, Inggit Garnasih dan anak angkatnya Ratna Djuami. Bung Karno menempati rumah ini dari tahun 1938 hingga tahun 1942.
Di dalam rumah pengasingan ini tersimpan beberapa benda peninggalan Bung Karno yang memiliki nilai sejarah. Benda-benda tersebut terdiri atas benda asli dan benda tiruan yang merupakan saksi bisu yang menemani sang Proklamator dalam menyusun strategi-strategi perjuangan selama di pengasingan.
Baca Juga: Kapan Sidang Isbat Ramadhan 2022? Ini Daftar Pemantauan Hilal 1 Ramadhan 2022
Meskipun rumah ini tidak terbilang besar, namun pembagian ruang dan penataan benda-benda berharga tersebut cukup rapi dan teratur.
Oleh masyarakat Bengkulu awalnya Bung Karno dianggap sebagai orang aneh sebab sikapnya yang sangat berapi-api dalam menjalin korespondensi. Banyak masyarakat yang takut dan menganggap Bung Karno akan memberikan pengaruh buruk.
Tindakan beliau tersebut menarik banyak perhatian masyarakat untuk bercakap-cakap dengannya. Untuk menarik pemuda, Bung Karno membuat sebuah grup pertunjukan bernama Monte Carlo. Di pertunjukan musik dan drama ini, Bung Karno menulis sendiri naskahnya. Ia memasukkan nilai-nilai sosial dan nasionalisme dengan cara yang indah.