
Jakarta, Berita – Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mengimbau masyarakat mewaspadai penipuan online atau phising yang marak dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Ketua Presidium Mafindo, Septiaji Eko Nugroho mengatakan setiap minggunya Mafindo mendapatkan laporan penipuan dari masyarakat.
“Zaman sekarang banyak orang yang melakukan segala cara untuk melakukan penipuan dengan berbagai dalih melalui alat komunikasi yang dia pakai. Maka itu kita selalu mengingatkan masyarakat untuk hati-hati, contoh misal undian berhadiah kita yang menang. Kalau memang tidak pernah kirim atau ikuti tiba-tiba menang dan hdapat hadiah kan harusnya aneh,” ungkap Septiaji dalam keterangannya pada media, Selasa (1/3/2022).
Berdasarkan data dari Kaspersky, ada 1,6 juta upaya phishing terjadi di Asia Tenggara pada Januari-Juni 2020 dimana dari jumlah itu, sebanyak 749,900 kasus terjadi di Indonesia.
“Phishing merupakan salah satu teknik dari Social Engineering yang banyak digunakan oleh para peretas untuk mengelabui korban. Peretas mengirimkan sebuah tautan dengan judul yang menarik untuk dibuka oleh korban, biasanya berkaitan dengan hadiah, voucher, diskon, dan lain-lain modus yang mereka gunakan. Link tersebut mengarahkan pada diunduhnya program berbahaya. Program ini dapat secara otomatis bekerja di komputer korban dan mencuri kredensial, password, akun, informasi kartu kredit, dan lainnya,” lanjutnya.
“Menyikapi hal itu, makanya kita dorong masyarakat untuk bicara dan berani melaporkan kalau memang ada penipuan seperti itu. Ini yang harus kita edukasi di masyarakat,” tegasnya.
Senada dengan Setiadji, Corporate Secretary Bank Rakyat Indonesia (BRI), Aestika Oryza Gunarto menyatakan maraknya penipuan digital dimasa saat ini juga makin diperparah dengan rendahnya literasi digital di masyarakat. Sehingga membuat perusahaan berupaya untuk melindungi nasabahnya untuk memberikan edukasi untuk menggunakan saluran resmi melalui website BRI.
“Kita terus mengedukasi nasabah kita untuk menggunakan saluran resmi melalui website perusahaan yang resmi dan terverifikasi atau bercentang biru. Kita juga mengimbau kepada nasabahnya agar mereka tidak memberikan data pribadi maupun data perbankan yang diminta oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab melalui website atau tautan palsu (bodong) yang mengatasnamakan BRI. Jadi kita minta masyarakat jangan mudah percaya dan bisa menanyakan melalui saluran resmi kita bila memang mendapatkan pesan tertentu,” tandasnya.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com