Kontroversi Elon Musk Beli Twitter, Pecat Karyawan hingga Centang Biru Berbayar

Sempat ditunda beberapa bulan sejak bulan April lalu akhirnya, Elon Musk secara resmi menyelesaikan kesepakatan senilai $44 miliar untuk membeli Twitter. Kesepakatan pembelian aset Twitter selesai, dan Musk sudah melakukan beberapa perubahan perubahan yang dinilai kontroversial. Salah satunya adalah PHK massal. Musk diperkirakan akan melepaskan lebih banyak staf, meskipun dia telah memberi tahu karyawan bahwa PHK ini tidak akan lebih tinggi dari 75 persen. karyawannya

Elon Musk mengusulkan banyak perubahan, termasuk mengubah aturan moderasi Twitter dan membatalkan larangan permanen. Dia juga memiliki rencana baru untuk membebankan biaya untuk verifikasi atau centang biru senilai US 8 atau Rp.125ribu perbulan. Keputusan ini baru saja mulai dimainkan, tetapi telah menyebabkan pergolakan besar-besaran baik di dalam perusahaan maupun di platform itu sendiri.

Musk menghabiskan waktu di markas Twitter San Francisco minggu ini, di mana dia bertemu dengan karyawan. Bloomberg melaporkan bahwa dia membawa beberapa insinyur Tesla untuk membantu “menilai” kode Twitter. Pemilik baru ini ingin melonggarkan aturan moderasi dan bahkan membuat jejaring sosial “open source” sehingga pengguna dapat lebih memahami apa yang direkomendasikan Twitter. Dalam jangka panjang, Musk telah menyebutkan mengubah Twitter menjadi “aplikasi segalanya” yang mirip dengan WeChat di China, dan bahkan kemungkinan membebankan biaya kepada perusahaan untuk penyematan tweet.

Salah Pecat Pegawai
Pemecatan pegawai Twitter yang jumlahnya hampir 50% ini membuahkan kontroversi. PHK massal ini membuat 3.800 orang dirumahkan. Namun ternyata belasan karyawan diminta kembali bekerja di Twitter karena salah pecat. Karyawan-karyawan ini sebelum sudah di PHK akan tetapi pihak manajemen akhirnya menyadari bahwa pengalaman mereka akan sangat penting untuk membangun fitur yang ingin dibawa Elon Musk ke Twitter baru.

Karyawan Twitter yang dipecat diantaranya merupakan karyawan dari tim trust and safety. Divisi lainnya yaitu komunikasi, kurasi konten, hak asasi manusia, etika machine learning, serta produk dan engineering juga ikut dipangkas.

Banyak karyawan yang mengetahui mereka telah dipecat setelah tidak bisa mengakses sistem perusahaan, seperti email dan channel Slack. Dalam cuitannya pada Jumat lalu, Elon Musk mengatakan Twitter tidak punya pilihan selain PHK karyawan karena kehilangan USD 4 juta per hari akibat akuisisi ini.

Karyawan Twitter yang terkena PHK menggugat perusahaan karena melangar US Worker and Retraining Notification (WARN) Act. Karyawan yang di PHK ini melayangkan gugatan class action ke pengadilan federal San Fransisco bahwa keputusan PHK Twitter. Menurut WARN seharusnya jika suatu perusahaan memiliki karyawan 100 atau lebih perusahaan harus memberitahukan karyawan yang PHK 60 hari sebelumnya.

Kontroversi Centang Biru

Lewat aturan baru Musk, semua pengguna Twitter naninya bisa mendapatkan centang biru jika mereka berlangganan Twitter Blue yang nantinya akun mereka akan mendapatkan cenang biru. Kebijakan ini akan membuat sulit mengidentifikasi akun asli dan palsu.

Sebelum aturan baru ini, Twitter memberikan centang biru pada akun milik orang-orang yang mudah ditiru seperti politisi, selebriti, jurnalis, dan tokoh publik penting lainnya. Centang biru ini juga disediakan secara gratis asalkan pengguna tersebut memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan oleh Twitter.

Twitter ‘menjual’ centanng biru ini dengan harga US8 atau Rp 125 ribu per bulan ini manfaatnya termasuk mendapatkan ‘setengah iklan’, dapat mengunggah video lebih lama, dan menentukan durasi prioritas untuk konten berkualitas.

Baca Juga:

  • Charger Laptop Lenovo 100 Watt Makin Ringkas 
  • AMD Radeon RX 7900 XTX, Penantang Serius GeForce RTX 4090  
  • ASUS Zenbook S 13 OLED (UM5302), Laptop OLED 13-Inci Ringan Tapi Bertenaga

Aturan baru dari Elon Musk soal iuran akun centang biru mendapatkan kecaman dari banyak orang. Meski begitu menurut Musk sistem centang biru sebelumnya tidak adil karena menggolongkan pengguna Twitter menjadi ‘si kaya dan si miskin’. Orang terkaya di dunia itu mengatakan sistem pengungkit baru dibuat agar tidak membedakan pengguna Twitter.

Sebelumnya Twitter akan meluncurkan fitur ini tanggal 7 November namun Twitter akhirnya menunda peluncuran layanan premium Twitter Blue versi baru di mana pelanggannya bisa mendapatkan centang biru. Peluncuran fitur ini ditunda hingga 9 November, setelah pemilu waktu di Amerika Serikat selesai.

Menurut auran terbaru akun centang biru nantinya tidak boleh berganti nama. Alasannya untuk meminimalisir akun centag biru palsu. Jika berganti nama maka akun Twitter akan ditangguhkan dan centang biru akan dinonaktifkan tanpa pemberitahuan.

Pengiklan Besar Malah Tinggalkan Twitter 

Pelonggaran moderasi di Twitter ternyata berdampak padakeberadaan pengiklan di Twiter. Kebebasan berbicara yang didengungkan Elon dicemaskan malah akan memperburuk citra Twitter dan membuat pengiklan tinggalkan Twitter. Para pengiklan khawatir Twitter akan dipenuhi ujaran kebencian setelah Elon Musk mengindikasikan akan melonggarkan moderasi.

Pengaturan moderasi ini dinilai akan membuat Twitter lebih toxic, padahal saat ini pun Twitter dinilai masih memiliki berbagi konten yang tidak pantas berlalu lalang di platformnya. Audi dan General Motors menangguhkan iklannya di Twitter. Pfizer sampai Volkswagen juga kabarnya melakukan langkah serupa. Di sisi lain, koalisi hak-hak sipil berjuluk #StopToxicTwitter, meminta perusahaan besar menghentikan iklan di Twitter.

Kelompok ini telah mengirim surat ke Amazon, Apple, Coca Cola, Disney, sampai Procter & Gamble. Mereka menilai ujaran kebencian dan konten-konetn sejenis telah meningkat di Twitter semenjak dikendalikan oleh Elon Musk.

Teknoreview

Recommended
Pada akhir tahun lalu, penumpukan bongkar muat peti kemas di…