
Jakarta, Berita – Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni khawatir paham radikal makin merajalela. Karenanya, Sahroni meminta Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengantisipasi penyebaran paham radikal.
Sahroni menyebut kemajuan teknologi informasi memang membuat konten-konten radikalisme makin menyebar massif. Menurutnya, BNPT harus terus meningkatkan kewaspadaan sambil melakukan program pencegahan.
Sebelumnya, dalam Rapat Kerja (raker) Komisi III dengan BNPT, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan sepanjang 2021 pihaknya mencatat ada 600 akun media sosial yang berpotensi menyebarkan paham radikal. Dari jumlah tersebut sebanyak 409 akun berisi konten informasi serangan, 147 konten anti-NKRI, tujuh konten intoleran, dan dua konten atau akun lain terkait paham takfiri.
“Angka ini ini cukup mengkhawatirkan, karena menunjukkan semakin berkembang pesatnya paham radikalisme melalui media sosial. Karena itu saya meminta kepada BNPT agar terus meningkatkan pencegahan, monitoring dan penindakan terhadap akun-akun yang mengancam stabilitas negara ini,” kata Sahroni, Kamis (27/1/2022).
Sahroni juga menyorot temuan BNPT lainnya yang menyebut lebih dari 100 pesantren di Indonesia yang terafiliasi teroris. Hal ini, menurutnya, harus menjadi perhatian, terutama mengingat para santri masih berusia muda.
“BNPT juga perlu fokus dalam pencegahan paham radikal di pesantren, karena lembaga itukan diisi oleh anak muda. Jangan sampai mereka niatnya mau menuntut ilmu, ujungnya malah terpapar teroris. Karenanya saya mendorong BNPT untuk bekerja sama dengan berbagai stakeholder terkait untuk mencegah pemahaman radikal pada anak muda apa pun medianya. Baik lewat medsos maupun pesantren,” kata Sahroni.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com