Kesepakatan TikTok di AS Tertahan, Menanti Keputusan Tarif Terbaru terhadap China

GadgetDIVA – Hingga pertengahan April 2025, nasib TikTok di Amerika Serikat masih berada di ujung tanduk. Pemerintah AS belum memberikan keputusan akhir terkait izin operasional aplikasi milik ByteDance ini. Salah satu penyebab utama yang membuat keputusan ini tertunda adalah belum adanya kepastian soal kebijakan tarif impor AS terhadap China.

Seperti dilaporkan oleh The Hindu pada Jumat lalu, pemerintahan Presiden Donald Trump mulai menunjukkan tanda-tanda membuka kemungkinan perubahan arah kebijakan terkait tarif perdagangan yang selama ini berlangsung panas antara Washington dan Beijing.

Dalam pernyataannya, Trump mengisyaratkan bahwa kenaikan tarif yang terus berlangsung dapat menimbulkan dampak negatif terhadap daya beli masyarakat Amerika. “Saya tidak ingin tarif terus naik, karena pada titik tertentu orang akan berhenti membeli,” ungkap Trump.

Advertisement

Pernyataan ini memperlihatkan bahwa pemerintah AS mulai menyadari risiko dari perang dagang berkepanjangan. Bahkan, Trump tak menutup kemungkinan akan ada penurunan tarif demi menjaga kestabilan ekonomi domestik.

Tarif Impor Jadi Kunci Pembuka

Sejak diumumkan pada 2 April 2025, kebijakan tarif AS terhadap berbagai negara, termasuk sekutu, memang menuai kontroversi. Rata-rata tarif yang dikenakan sebesar 10 persen terhadap barang impor dari negara-negara yang memiliki kerja sama baik dengan AS.

Namun, dalam praktiknya, pengenaan tarif ini belum berjalan sepenuhnya karena pemerintah AS memilih menunggu hasil negosiasi lanjutan dengan mitra-mitra dagang, terutama China. Menariknya, China sendiri tak tinggal diam. Negeri Tirai Bambu itu justru membalas dengan menaikkan tarif terhadap produk-produk asal AS, sehingga total tarif timbal balik yang dikenakan kedua negara saat ini telah mencapai 145 persen.

Advertisement

TikTok Jadi Korban Ketegangan

Dalam konteks ini, TikTok ikut terseret dalam arus perang dagang. Sebagai aplikasi asal China yang populer di kalangan generasi muda Amerika, TikTok menjadi simbol dari ketegangan geopolitik kedua negara. Pemerintah AS sebelumnya telah berulang kali menuntut agar ByteDance melepaskan kepemilikan TikTok di AS dan menjual asetnya ke perusahaan lokal jika ingin tetap beroperasi.

Trump mengonfirmasi bahwa sebenarnya telah ada kerangka kesepakatan untuk TikTok. Namun, keputusan akhir tetap bergantung pada bagaimana negosiasi dagang dengan China berjalan.

“Kami punya kesepakatan untuk TikTok, tapi semua tergantung pada China. Jadi, kami tunda dulu kesepakatan ini sampai ada kejelasan, baik berhasil atau tidak,” tegas Trump.

Advertisement

Negosiasi Berjalan, Tapi Masih Tertutup

Di tengah tekanan global dan domestik, Trump menyebut bahwa pihak China telah menjalin komunikasi aktif dengan pemerintah AS. Namun, ia enggan menyampaikan secara rinci mengenai isi pembicaraan tersebut, termasuk apakah Presiden China Xi Jinping turut terlibat langsung dalam dialog ini.

Meskipun begitu, Trump tetap menunjukkan optimisme bahwa kesepakatan yang saling menguntungkan bisa tercapai. Ia pun menegaskan bahwa pemerintahannya tetap membuka pintu untuk dialog, asalkan kepentingan ekonomi dan keamanan nasional AS tidak dikorbankan.

Masa Depan TikTok di AS Masih Abu-Abu

Sejak awal konflik ini mencuat, TikTok telah menjadi pusat perhatian publik dan politisi. Dengan basis pengguna yang besar dan pengaruh budaya yang kuat di AS, aplikasi ini berada di tengah tarik-menarik antara bisnis dan geopolitik.

Advertisement

ByteDance, selaku induk perusahaan TikTok, telah mencoba memenuhi tuntutan pemerintah AS dengan membuka peluang kerja sama dan akuisisi oleh perusahaan Amerika. Namun, hingga kini belum ada kesepakatan final yang diresmikan.

Kondisi ini membuat masa depan TikTok di AS tetap tidak pasti. Di satu sisi, aplikasi ini sangat diminati dan memiliki potensi ekonomi yang besar. Namun di sisi lain, kekhawatiran soal keamanan data dan dominasi teknologi asing membuat banyak pihak di Washington merasa perlu mengambil langkah hati-hati.

Untuk saat ini, semua mata tertuju pada perkembangan hubungan dagang AS dan China. Apa pun hasilnya nanti, akan berdampak langsung terhadap kelanjutan operasional TikTok di AS. Jika ketegangan berhasil diredam dan tarif dapat dinegosiasikan ulang, maka TikTok mungkin saja mendapat angin segar untuk tetap eksis di pasar Amerika.

Advertisement

Namun, jika konflik semakin memanas dan kebijakan proteksionis makin menguat, bukan tidak mungkin TikTok akan menjadi korban kebijakan yang lebih besar dari sekadar aplikasi hiburan: yakni medan perebutan dominasi teknologi global antara dua negara adidaya.

Cek berita teknologi, review gadget dan video Tekno di Google News. Baca berita otomotif untuk perempuan di Otodiva.id, kalau butuh in-depth review gadget terkini kunjungi Tekno.id. Bagi yang suka jalan-jalan, wajib baca Traveldiva.id.

gadgetdiva

Recommended
Berita ini telah tayang pertama kali di JurnalPost dengan judul…