Izin Impor Diterbitkan: Indonesia Siap Datangkan 200 Ribu Ton Gula dari India dan Brasil

Sah! – Pemerintah Indonesia telah menerbitkan izin impor untuk 200 ribu ton gula kristal mentah (raw sugar) yang akan didatangkan dari India dan Brasil. 

Langkah ini diambil sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan cadangan pangan nasional, terutama menjelang momentum Lebaran Idul Fitri yang biasanya memicu lonjakan permintaan gula.

Latar Belakang Kebijakan Impor Gula

Impor gula ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan pangan di tengah meningkatnya kebutuhan domestik. 

Menteri Perdagangan, Budi Santoso, menyebut bahwa penerbitan izin impor telah dilakukan setelah evaluasi neraca komoditas nasional. Gula mentah yang diimpor akan diproses menjadi gula konsumsi guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

Kebijakan ini juga sejalan dengan arahan Presiden Prabowo Subianto, yang memprioritaskan impor gula untuk industri dan cadangan pangan, sementara komoditas lain seperti beras, jagung, dan garam diarahkan untuk mengurangi ketergantungan impor demi mendukung produksi dalam negeri.

Penerbitan izin impor gula mentah didasarkan pada beberapa peraturan hukum yang berlaku di Indonesia:

  1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan
    Pasal 35 UU ini mengatur bahwa pemerintah dapat melakukan pengendalian perdagangan luar negeri, termasuk impor, untuk menjaga kepentingan nasional.
  1. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 20 Tahun 2021 tentang Ketentuan Impor
    Regulasi ini menetapkan prosedur penerbitan Persetujuan Impor (PI) bagi komoditas strategis seperti gula mentah.
  1. Keputusan Presiden tentang Cadangan Pangan Pemerintah (CPP)
    Dalam konteks ini, gula mentah yang diimpor akan digunakan sebagai bagian dari cadangan pangan pemerintah untuk memastikan ketersediaan bahan pokok.

Proses dan Negara Asal Impor

Impor gula ini dilakukan melalui mekanisme yang telah ditetapkan pemerintah, dimulai dari penerbitan neraca komoditas yang menjadi dasar pengajuan izin impor. 

Menteri Perdagangan Budi Santoso menyatakan bahwa izin impor telah diterbitkan setelah evaluasi kebutuhan nasional. 

Setelah izin keluar, proses masuknya gula ke Indonesia kini sedang berlangsung, termasuk pengecekan kualitas dan kelengkapan dokumen di pelabuhan masuk.

Proses ini melibatkan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang telah ditunjuk sebagai importir resmi. 

Selain itu, Kementerian Perdagangan terus memantau perkembangan pengiriman untuk memastikan bahwa gula yang diimpor memenuhi standar mutu internasional dan siap diolah menjadi gula konsumsi domestik.

India dan Brasil dipilih sebagai negara asal impor karena keduanya merupakan produsen utama gula dunia dengan kapasitas produksi besar dan harga kompetitif. 

India dikenal sebagai salah satu eksportir gula terbesar di Asia, sementara Brasil adalah pemimpin global dalam produksi dan ekspor gula mentah. 

Kedua negara ini memiliki infrastruktur ekspor yang andal, sehingga dapat memenuhi kebutuhan Indonesia dalam waktu cepat.

Selain India dan Brasil, terdapat laporan bahwa sebagian kecil pasokan juga berasal dari kawasan Amerika Latin lainnya. 

Namun, kuota per negara belum dirinci secara spesifik oleh pemerintah. Pemilihan negara-negara ini didasarkan pada pertimbangan efisiensi biaya logistik serta kualitas produk yang sesuai dengan standar konsumsi dalam negeri.

Untuk memastikan kualitas gula yang diimpor, pemerintah menerapkan prosedur verifikasi teknis pada setiap tahap pengiriman. Hal ini mencakup inspeksi di negara asal sebelum pengapalan serta pemeriksaan ulang saat tiba di pelabuhan Indonesia. 

Langkah ini bertujuan untuk memastikan bahwa gula mentah yang diimpor bebas dari kontaminasi dan siap diolah menjadi produk konsumsi berkualitas tinggi.

Dengan langkah-langkah tersebut, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas pasokan dan harga gula nasional tanpa mengganggu penyerapan hasil panen tebu petani lokal yang dijadwalkan berlangsung pada April hingga Mei 2025.

Mengapa Pemerintah Memutuskan untuk Impor Gula dari India dan Brasil

Impor gula dari India dan Brasil oleh pemerintah Indonesia didorong oleh beberapa faktor strategis.  

Menjelang Ramadan dan Idul Fitri, permintaan gula meningkat tajam, sehingga impor diperlukan untuk meningkatkan stok dan menjamin ketersediaan, meskipun produksi domestik masih mencukupi beberapa bulan ke depan.  

Penutupan ekspor gula oleh India, pemasok utama Indonesia, memaksa pencarian alternatif, dan Brasil dipilih karena kapasitas produksi besar dan kualitas gula yang sesuai dengan preferensi lokal, berbeda dengan negara lain seperti Thailand.

Diversifikasi sumber impor juga menjadi pertimbangan penting untuk mengurangi ketergantungan pada India dan memastikan stabilitas pasokan.  

Indonesia masih mengalami defisit produksi gula sekitar 800 ribu hingga 1 juta ton per tahun, sehingga impor menjadi penting untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan industri serta menjaga stabilitas harga.  

Kualitas gula impor dari Brasil juga menjadi faktor kunci, memastikan gula mentah yang diimpor memenuhi standar dan dapat diproses menjadi gula konsumsi yang sesuai dengan ekspektasi pasar.  

Keputusan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga ketahanan pangan nasional, terutama pada momen-momen penting seperti Ramadan dan Lebaran.

Apa perbedaan spesifikasi gula Brasil dan Thailand yang membuat Brasil lebih diutamakan

Indonesia lebih mengutamakan Brasil daripada Thailand sebagai sumber impor gula karena beberapa faktor kunci. 

Gula Brasil lebih sesuai dengan kebutuhan pasar domestik, memiliki kadar sukrosa tinggi dan cocok untuk pemurnian menjadi gula konsumsi, berbeda dengan gula Thailand yang lebih mendekati gula rafinasi.  

Kapasitas produksi gula Brazil yang sangat besar, mencapai 40,3 juta ton pada 2023/2024, jauh melebihi produksi Thailand yang hanya sekitar 7,5 juta ton, memberikan jaminan pasokan yang lebih andal.

Stabilitas iklim di Brasil mendukung hasil panen tebu yang konsisten, berbeda dengan Thailand yang menghadapi tantangan kekeringan. Harga gula mentah Brasil juga lebih kompetitif, membantu Indonesia menjaga stabilitas harga domestik.

Terakhir, hubungan diplomatik dan perdagangan yang baik antara Indonesia dan Brazil memberikan kepercayaan diri dalam kerja sama jangka panjang.  

Secara keseluruhan, Brasil menawarkan keunggulan kompetitif dalam hal kualitas, kuantitas, stabilitas pasokan, harga, dan hubungan bilateral, menjadikannya pilihan yang lebih tepat untuk memenuhi kebutuhan gula Indonesia.

Bagi pelaku usaha yang ingin berkontribusi dalam sektor pangan atau industri lainnya, penting untuk memiliki legalitas usaha yang lengkap. 

Sah! Indonesia menyediakan layanan pengurusan izin usaha dan legalitas lainnya. 

Hubungi kami melalui WhatsApp di 0851 7300 7406 atau kunjungi situs resmi kami di Sah.co.id untuk informasi lebih lanjut.

Dengan mendaftarkan usaha Anda sekarang, Anda dapat memanfaatkan peluang bisnis yang muncul dari kebijakan pemerintah seperti impor gula ini. 

Jangan lewatkan kesempatan untuk menjadi bagian dari solusi bagi kebutuhan pangan nasional!

Source:

Internet

  1. Izin Sudah Terbit, RI Bakal Impor 200 Ribu Ton Gula dari India-Brasil
  2. Pemerintah Telah Terbitkan Izin Impor 200 Ribu Ton Gula Mentah
  3. RI Impor 200 Ribu Ton Gula dari India dan Brasil pada 2025 | kumparan.com

The post Izin Impor Diterbitkan: Indonesia Siap Datangkan 200 Ribu Ton Gula dari India dan Brasil appeared first on Sah! News.

SOURCE

Recommended
AESENNEWS.COM, PANDEGLANG -Dengan Mengingat aturan dan peraturan untuk , Tata…