
Tekno, Jakarta – Siberkreasi Kominfo dan Katadata Insight Center meluncurkan indeks literasi digital pada tahun 2021. Alhasil, indeks literasi digital masyarakat Indonesia sedikit meningkat dibandingkan tahun 2020 yang berada pada skor 3,49 dari skala 5.
Dilaporkan Telset Dari situs resmi Kominfo, Jumat (21/1/2022), pengukuran indeks literasi digital 2021 dilakukan melalui survei tatap muka kepada 10.000 responden dari 514 kabupaten dan kota di Indonesia.
Karakteristik responden adalah pengguna internet berusia 13 sampai dengan 70 tahun. Selain mengukur indeks literasi, Kominfo dan Katadata juga mengukur indeks 4 pilar digital, yaitu budaya digital, etika digital, keterampilan digital, dan keamanan digital.
Direktur Jenderal Aplikasi Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, pengukuran indeks literasi digital ini bisa menjadi acuan pemerintah dalam upaya meningkatkan literasi digital masyarakat.
Baca juga: Kominfo dan WhatsApp Kampanyekan Literasi Digital Nasional
“Kami ingin terus mengakselerasi dan terus memantau tingkat literasi digital masyarakat, mengikuti perkembangan teknologi digital yang semakin pesat dan strategis bagi kehidupan masyarakat Indonesia saat ini,” ujar Semuel.
Sedangkan untuk survei yang dilakukan, skor indeks literasi sedikit meningkat. Skor tahun 2021 mencapai 3,49, meningkat 0,03 dibandingkan tahun 2020 yang hanya 3,46.
“Pada tahun 2021, indeks literasi digital Indonesia berada pada skor 3,49 atau berada pada tahap sedang dan mendekati baik,” kata Panel Ahli Katadata Insight Center, Mulya Amri.
Selain itu, untuk 4 pilar digital hasilnya juga cukup baik. Pilar budaya digital tercatat dengan skor 3,90 pada skala 5 atau baik. Begitu juga dengan pilar etika digital yang mendapat skor 3,53 dan kecakapan digital dengan skor 3,44.
Sayangnya, pilar keamanan digital mendapat skor terendah dibandingkan yang lain, yakni 3,10 atau sedikit di atas rata-rata.
Mulya Amri mengatakan rendahnya nilai pilar keamanan digital perlu mendapat perhatian. Rendahnya skor untuk pilar ini terjadi karena masih banyak responden yang belum mampu melindungi diri di dunia maya.
“Kami menemukan, misalnya, masih banyak yang tidak sadar akan bahaya mengunggah data pribadi,” kata Mulya.
Selain mengukur indeks literasi dan 4 pilar digital, survei perilaku pengguna internet di Indonesia juga dilakukan. Dari hasil survei, masyarakat semakin pintar dalam mengklarifikasi berita bohong atau hoaks.
Baca juga: Literasi Digital Indonesia Belum Bagus, Jawa dan Sumatera Terendah
“Melalui survei ini, kami juga menemukan bahwa orang-orang saat ini mengalami peningkatan keterampilan dalam mengklarifikasi berita palsu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya masyarakat yang rajin mencari melalui mesin pencari di dunia maya untuk mendapatkan kebenaran suatu informasi,” pungkas Mulya. [NM/HBS]