JurnalPost.com – Bullying telah menjadi isu umum di sekolah dasar, dimana anak-anak mengalami berbagai bentuk pelecehan dari teman-temannya. Artikel ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menganalisis peran Pancasila, ideologi Indonesia, dalam mengatasi kasus bullying di kalangan siswa sekolah dasar. Dengan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, Pendidikan Pancasila di sekolah dasar diwajibkan untuk menumbuhkan pengembangan perilaku positif dan memberdayakan siswa/siswi untuk memahami dan memenuhi hak serta tanggung jawabnya sebagai siswa/siswi negara indonesia yang baik.
Pancasila, seperti pokok dan pandangan zona Indonesia, memiliki kontribusi penting bagian dalam mencanai adab dan keistimewaan bangsa. Konsep ini, yang dicetuskan oleh founding fathers Indonesia, memegang sasaran lazim kepada menulis umum yang adil, makmur, dan berkeadilan. Salah tunggal faktor istimewa berbunga Pancasila adalah kanon bahwa pandangan ini menyanggah segala pola cemooh. Artikel ini akan membicarakan sokongan Pancasila seperti pandangan zona dan primer depan bagaimana Pancasila menggotong penentangan terhadap cemooh.
Pancasila, secara harfiah, dari berbunga ritme Sanskerta yang berarti “lima ketentuan” atau “lima pokok.” Kelima ketentuan ini meyakinkan lazim yang mencanai pokok kurang zona Indonesia. Yang pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, Yang kedua Kemanusian yang adil dan berbukti pekerti, Yang ketiga Berasosiasi Indonesia, Yang keempat rakyat yang di pimpin oleh perwakilan, Yang kelima sosial yang kurang di Indonesia. Ketentuan ini lah yang berperan sandaran kokoh bagian dalam menggotong sketsa Indonesia seperti zona merdeka dan berdaulat.
Salah tunggal ideal fundamental Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mementingkan ikram terhadap pluralitas ajaran dan keimanan di Indonesia. Sebagai zona pakai umum multikultural, amanat ini menyerahkan pokok kurang kekompakan antarumat beragama. Dengan memiliki teguh ideal-ideal ini, Indonesia bisa menulis sikap yang seirama di sela perbedaan, menolak umum berbunga kepiawaian cemooh bertema ajaran atau kepercayaan.
Kedua, kemanusiaan yang adil dan berbudi pekerti mementingkan perlunya memuliakan nilai setiap individu. Pancasila menyanggah radikal gerakan cemooh, tunduk itu bagian dalam pola pemisahan rasial, gender, atau ketidaksetaraan lainnya. Nilai ini mencanai pokok kepada penyusunan umum yang inklusif dan adil, di mana setiap anggota zona memegang eigendom yang serupa tanpa merenung alas kesudahan atau posisi sosialnya.
Persatuan Indonesia, seperti amanat ketiga Pancasila, memasyarakatkan pentingnya merangkaikan perbedaan. Hal ini berdiam jiwa kebhinekaan Indonesia, di mana suku, ajaran, ras, dan filsafat bisa raga bergandeng tangan tanpa kaidah permusuhan. Penolakan terhadap cemooh membayang bagian dalam jiwa konsorsium ini, karena cemooh semata-mata menemui kelahirannya saat siap kehancuran dan ketidakharmonisan di sirat-sirat bani umum.
Pilar Yang keempat, Kerakyatan yang dipimpin oleh bagian permusyawaratan/perwakilan, melestarikan kesertaan bertingkah laku anggota zona bagian dalam penyusunan kebijakan. Dengan demikian, setiap ambisi didengar dan dihargai, dan gerakan cemooh bisa dicegah melewati trik demokratis ini. Pancasila menyemangati terciptanya umum yang responsif terhadap hasrat dan kepentingan setiap individu.
Terakhir, pengertian sosial kurang serata pengikut Indonesia berperan galang lazim kepada menyanggah cemooh. Pancasila mengisbatkan perlunya pemberian kapital dan kesempatan secara adil sehingga semua prinsip umum bisa menderita kesentosaan bersama. Keadilan sosial ini menyepakati bahwa tidak kedapatan perhimpunan yang dirugikan atau diuntungkan secara tidak adil, sehingga menyurutkan kans kelahirannya cemooh bagian dalam pola apapun.
Dalam kondisi internasional, Pancasila juga berlaku seperti pokok kepatuhan kurang Indonesia. Sebagai zona yang taat amanat kelonggaran dan kedaulatan, Indonesia mampu membarukan pertalian pakai zona lain tanpa mengamalkan atau menggotong cemooh bagian dalam pola apapun. Prinsip ini menyerahkan pertolongan potret bagian dalam mengajar rekonsiliasi kosmos dan memuliakan eigendom asasi manusia.
Dalam implementasinya, kekuasaan tertinggi Indonesia secara bertingkah laku memagari perlindungan umum kepada memasang ideal-ideal Pancasila bagian dalam pekerjaan sehari-hari. Program-kegiatan edukasi dan sosialisasi diterapkan kepada menyepakati bahwa ideal-ideal Pancasila diterapkan di semua prinsip umum. Melalui edukasi dan pengenalan yang tunduk, umum bisa bersama-serupa menyanggah cemooh dan mencanai rat yang inklusif.
Untuk memerangi perundungan secara efektif, penting untuk mengimplementasikan nilai nilai pancasila kedalam kurikulum sekolah dasar. Dengan mengedepankan pada sila Yang pertama Pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, sekolah dapat menumbuhkan toleransi dan menghargai perbedaan agama. Hal ini mendorong siswa untuk menghargai keberagaman dan mencegah terjadinya perundungan karena perbedaan agama.
Selain itu, sila kedua Pancasila, yaitu kemanusiaan, menekankan pentingnya memperlakukan orang lain dengan empati dan kebaikan. Dengan menumbuhkan rasa kasih sayang di kalangan siswa, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang mendukung sehingga kecil kemungkinan terjadinya perundungan.
Penindasan akan menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang yang parah pada korbannya. Dalam jangka pendek, korban mungkin mengalami cedera fisik dan trauma emosional. Bullying juga dapat menyebabkan konsep diri negatif, penurunan harga diri, serta ketakutan dan kecemasan dalam jangka panjang. Dalam beberapa kasus, penindasan yang berkepanjangan bahkan dapat menyebabkan depresi dan kecenderungan bunuh diri
Pada salah satu kasus penindasan yang mendapat perhatian viral pada tahun 2020 adalah Dokumentasi video yang telah beredar di media sosial. Dokumentasi Video tersebut menggambarkan sekelompok siswa sekolah menengah yang melakukan perundungan dan pelecehan terhadap seorang siswi. Pelaku menahan korban sambil menganiaya korban secara fisik dan verbal. Kasus ini menyoroti kebutuhan mendesak untuk mengatasi perundungan dan memperkuat penerapan nilai-nilai Pancasila di lembaga pendidikan
Sayangnya, penerapan nilai-nilai Pancasila nampaknya semakin berkurang di Indonesia. Maraknya perundungan mencerminkan kegagalan pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, tidak adanya penghargaan terhadap keberagaman agama bertentangan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa, sedangkan tindakan bullying sendiri bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
Kewajiban sebagai warga negara yang bertanggung jawab, penting untuk menginternalisasikan dan menumbuhkan nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan sehari-hari. Pancasila tidak boleh sekedar dihafal, tapi harus menjadi filter dalam tindakan kita, apalagi jika menyangkut perilaku yang bertentangan dengan prinsipnya, seperti perundungan. Penindasan tidak boleh dibenarkan atau ditoleransi dalam konteks apa pun, karena hanya akan merugikan individu yang terlibat. Mari kita semua bersatu dalam misi menghentikan penindasan dan menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi semua orang.
Kesimpulannya, penerapan nilai-nilai Pancasila di sekolah dasar berperan penting dalam mengatasi permasalahan bullying. Dengan mengedepankan toleransi, empati, dan rasa hormat terhadap orang lain, sekolah dapat menciptakan lingkungan belajar positif yang mencegah perilaku intimidasi. Penting bagi seluruh warga negara untuk menganut Pancasila dan secara aktif menerapkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan sehari-hari untuk memerangi perundungan secara efektif. Bersama-sama, kita dapat membuat perbedaan dan menciptakan masyarakat di mana penindasan tidak mendapat tempat.
Sebagai penutup, Pancasila bukan semata-mata sekadar pandangan zona Indonesia, tetapi juga seperti pokok kepatuhan yang kuat dugaan kepada menyanggah segala pola cemooh. Melalui rekayasa ideal-ideal Pancasila, Indonesia bisa menguasai sasaran seperti umum yang adil, makmur, dan berkeadilan. Dengan mengajar dan memuliakan amanat-amanat ini, Indonesia menyerahkan pertolongan potret bagian dalam bermanfaat kosmos yang lebih tunduk, berlibur berbunga cemooh dan ketidakadilan.
Oleh: Jarot Susanto
The post Implementasi Nilai Pancasila Sebagai Pancasila Anti Perundungan appeared first on JurnalPost.