Elon Musk Membunuh Twitter

Elon Musk Membunuh Twitter

Oleh: Donny Syofyan
Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas

JurnalPost.com – Ada adagium yang menyebut bahwa satu-satunya yang tetap adalah perubahan. Lalu, apakah semua perubahan baik? Bila kita bertanya kepada Elon Musk, sangat mungkin dia akan sepakat. Twitter ditandai oleh logo burung biru (blue bird) yang ikonik. Namun Elon Musk telah mengganti nama platform media sosial tersebut menjadi X. Tweet sekarang dikenal sebagai X’s. Twitter.com berubah menjadi X.com, meski kembali lagi kepada Twitter.com. Upaya mengubah total atau memperbaharui sebuah merek (rebranding) untuk merek ikonik seperti Twitter sangat berisiko.

Mengapa Elon Musk mengambil risiko sebesar itu? Apakah karena dia telah membeli perusahaan ini seharga US$44 miliar dolar atau karena dia ingin mengganti merek Twitter? Kita semua tahu burung biru yang ikonik ini, tetapi ia bukan pilihan pertama Twitter untuk sebuah logo. Logo ini hanyalah buah sebuah renungan di masa-masa awalnya, Twitter membeli simbol grafis kecil burung biru muda seharga US$15. Burung itu nantinya akan menjadi logo dan simbol ikonik di dunia media sosial.

Selama satu dekade, logo burung biru tidak dapat dipisahkan dari Twitter, tetapi sekarang Elon Musk mengucapkan selamat tinggal kepada logo ini. Ia mengganti burung biru dengan X dengan simbol putih dengan latar belakang hitam. Rupanya mirip dengan simbol Art Deco, berbeda logo burung yang sudah tenar. Tidak ada cara yang lebih cepat untuk memberi tahu orang lain bahwa Anda melakukan atau memiliki sesuatu yang baru selain menciptakan logo baru. Langkah ini sangat masuk akal. Elon Musk menginginkan arah baru dan tanda baru. Logo X ini mewakili hasratnya itu.

Tetapi proyek tersebut mengalami masalah, bahkan sejak hari pertama saat pekerja yang tengah menghapus logo burung biru di kantor pusat Twitter. Kala itu polisi muncul dan meminta pekerja itu menghentikan pekerjaannya. Mengapa? Karena Twitter belum mengantogi izin mencabut logo itu. Musk diketahui tak meminta izin pemerintah terkait pemasangan logo X di kantor pusat Twitter. Menjelang sore, yang tersisa dari tanda Twitter hanyalah dua huruf terakhir, ‘er’

Juru bicara Departemen Inspeksi Bangunan San Fransisco Patrick Hannan mengatakan bahwa perubahan huruf atau simbol, termasuk pemasangannya di atas gedung membutuhkan izin untuk memastikannya tetap konsisten dengan sejarah bangunan dan kepastian keamanannya.

Tapi itu bukan satu-satunya tantangan yang tengah dihadapi Elon Musk. Keputusan ini juga rumit secara hukum. Huruf X sudah digunakan di seluruh dunia. Huruf ini tercatat sebagai merek dagang. Perusahaan seperti Meta dan Microsoft sudah memiliki hak kekayaan intelektual atas huruf yang sama. Meskipun namanya berubah, apa yang terjadi dengan merek tersebut? Twitter adalah raksasa media sosial. Bila ingin mencari berita, orang membuka Twitter

Tapi Elon Musk punya rencana lain. Dia ingin mengubah Twitter menjadi aplikasi untuk segalanya, layaknya WeChat di China. Ini akan menjadi platform media sosial. Akan ada lalu lintas pesan tetapi juga pembayaran dan streaming, hampir seperti loka pasar (marketplace) layanan. Elon Musk melihat bahwa pendapatan Twitter tidak tumbuh dengan model saat ini. Kedengarannya ambisius, tetapi apakah para pengguna menyukainya?

Dia ingin membangun seperti apa yang telah dilakukan WeChat di China. Banyak yang mengaggap hal ini tidak akan berfungsi sama sekali karena WeChat platform yang sepenuhnya gratis. Jadi berapa biaya rebranding yang dibayar oleh Elon Musk? Dia membeli Twitter seharga 44 miliar dolar tahun lalu, saat ini Twitter bernilai 15 miliar dolar. Itu hampir sepertiga dari nilai yang dia dapatkan. Perubahan citra dan merek ini dapat membuat nilainya lebih anjlok.

Sejatinya transformasinya bukan tentang Twitter, tapi lebih tentang sisi Elon Musk. Hubungan Musk dengan huruf X sudah ada sejak 24 tahun yang lalu. Saat itulah dia mendirikan X.com. Dia kemudian menamai perusahaan eksplorasi luar angkasanya SpaceX dan perusahaan kecerdasan buatan barunya bernama XAI. Jadi X ini bukan kejutan besar. Tetapi sebagai sebuah perusahaan, Twitter telah menjadi ikon. Sangat sedikit merek yang menjadi kata kerja dan Twitter adalah salah satunya. Jadi ketika seseorang kehilangan logo ikonik, ia merupakan pukulan terakhir, layaknya paku yang menutup peti mati Twitter.

Banyak yang percaya bahwa itulah yang diinginkan Elon Musk. Orang-orang berbicara tentang visinya tentang X dan bukan tentang sejauh mana dia kehilangan uang di Twitter. Sekali lagi ini bukan tentang menemukan kembali (reinventing) Twitter, tapi lebih kepada membangun merek di sekitar kerajaan Elon Musk saat ini. Pada SpaceX, merek X benar-benar terhubung kuat dan erat. Dia ingin mengikis citra Twitter selama ini untuk kemudian berupaya membangun sesuatu yang lebih besar seputar konektivitas lewat platform SpaceX.

Transformasi ini adalah cara Elon Musk untuk mencapai tujuannya. Ini tidak ada hubungannya dengan pengguna, pengiklan, atau masalah internal Twitter sendiri. Ini menunjukkan bahwa Twitter adalah milik Elon Musk secara personal. Sejumlah analis mengibaratkan ini seperti anggur lama dalam botol baru. Elon Musk adalah taipan bisnis yang cerdas yang mahir memanipulasi dan mengelola sesuatu dengan baik tanpa henti. Ini strategi yang hebat. Dia baru saja menaklukkan sebuah benteng. Saatnya kini dia mengibarkan benderanya sendiri.

The post Elon Musk Membunuh Twitter appeared first on JurnalPost.

SOURCE

Recommended
JurnalPost.com – Praktik Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan yang dilakukan…