Jakarta, ItWorks- Pandemi Covid-19 menjadi pukulan berat bagi dunia usaha dan siapa pun belum bisa memastikan kapan wabah ini berakhir yang menuntut pelaku usaha sigap menyiasatinya dengan berbagai skenario agar roda bisnis tetap bisa bertumbuh. Menyikapi hal ini, ED-SEN Consulting hadirkan solusi transformasi bisnis terintegrasi yang mencakup empat bagian, yakni business technology, business application, business analytic, dan business performance
“Dalam kondisi seperti sekarang ini, bisnis sangat membutuhkan modelling agar roda usaha bisa terus bergerak secara dinamis dan bisa menyediakan business simulation dan business outlook , bagaimana kegiatan bisnis pada dua sampai tiga tahun ke depan,” ungkap Vicky Andreyono Sanjaya, Managing Consultant ED-SEN (Electronic Data with Senses) Consulting dalam keterangan yang dirilis (15/03/2022), di Jakarta.
Dijelaskan, dengan sistem “modelling” akan dapat diidentifikasi dan bisa diketahui kekuatan, peluang dan langkah apa yang bisa dilakukan perusahaan, agar tetap dapat tumbuh dalam berbagai situasi dan kondisi dalam beberapa tahun ke depan. Analisa sistem modelling ini memuat siklus bisnis perusahaan mulai analisa bisnis, perencanaan bisnis, evaluasi bisnis, hingga prediksi ulang setiap bulan, hingga setiap tahun.
Tak dapat dipungkiri, sisi lain dari pandemi covid-19 telah mendorong akselerasi digitalisasi di kalangan masyarakat. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar tetap bisa tumbuh selama pandemi Covid-19, di antaranya dengan melakukan sistem kerja work from home/WFH (bekerja dari rumah). Kondisi ini membuat sistem dan pola pekerjaan berubah, di mana karyawan kian banyak bergantung pada akses infrastruktur digital yang menuntut harus diperkuat, termasuk sistem keamanan yang baik. Untuk mengadopsi sistem kerja WFH oleh perusahaan perlu dilakukan transformasi bisnis terutama dari sisi digital, sumber daya manusia (SDM), dan juga sustainability atau keberlangusng di era new normal ini.
“Transformasi digital dapat dilakukan dengan modernisasi teknologi, seperti adopsi AI (artificial intelligent) yang akan men-drive dan mendorong suatu inovasi pada produk dan layanan baru, agar bisnis bisa melangkah lebih jauh,” ucap Vicky.

Vicky Andreyono Sanjaya, Managing Consultant ED-SEN.
Dalam hal ini, kebijakan transformasi bisnis yang dilakukan perusahaan tetap harus menjadi bagian dari rencana bisnis guna mencapai tujuan institusi tersebut. Proses penyusunan ini dilakukannya secara terdesentralisasi oleh setiap departemen perusahaan. Proses transformasi dilakukan terintegrasi, termasuk dengan business plan (rencana bisnis) yang disusun setiap departemen perusahaan, di mana hal ini juga harus bisa diimplementasikan dan didukung oleh departemen lain. “Jadi, setiap rencana bisnis ini mesti dapat diintegrasikan dalam departemen hingga antardepartemen. Proses transformasi dan integrasi ini akan berjalan dengan baik jika dilakukan persiapan dan kajian matang, sesuai perkembangan situasi dan kondisi yang ada,” ucapnya.
Solusi AnaPlan
Di tengah kemajuan teknologi informasi ini, rencana bisnis dapat disusun perusahaan menggunakan solusi Analytic and Planning (Anaplan) berupa Enterprise Performance Management (EPM). Platform Anaplan bisa diimplementasikan di semua departemen perusahaan yakni finance, sales, supply chain, marketing, dan human resourcing. Terdapat Platform Tipologi Connected Planning Anaplan terdiri dari dashboard, work sheet, dan report yang memberikan berbagai manfaat bagi perusahaan seperti proses bisnis yang real time.
Dikatakan, dengan EPM dapat dilakukan kolaborasi antara satu unit bisnis dengan unit lain atau divisi lain, melakukan modeling dan analisis yang akurat, serta kapasitas untuk menyerap teknologi terkini seperti AI. Pada saat yang bersamaan perkembangan teknologi, ucap Vicky, terjadi di dunia bisnis secara masif, seperti cyber security, internet of things (IoT), sustainable energy, dan the low code/no code revolutions. Kondisi ini didukung Anaplan bagi perusahaan dengan menyajikan berbagai solusi bisnis seperti composable applications, decision intelligence, hyperautomation, dan AI engineering.
Menurut Vicky, implementasi solusi Anaplan tidak harus dilakukan perusahaan secara penuh. Namun, ini bisa dilakukan sesuai kebutuhan dan perkembangan seperti penambahan atau pengurangan fitur yang ada. Pemakaian solusi Anaplan juga telah dijamin keamanannya dengan sertifikasi International Standard Organization (ISO). “Fitur-fitur EPM akan dikembangkan Anaplan dengan artificial intelligent,” tuturnya.
Ditambahkan, sejauh ini beberapa perusahaan di Indonesia telah menggunakan solusi bisnis Anaplan seperti perusahaan multifinance untuk otomotif dan perusahaan alat berat. Dari solusi bisnis ini bisa dibuat laporan keuangan untuk kepentingan internal dan eksternal perusahaan dari ribuan data penjualan dan penyewaan alat berat bernilai miliar rupiah. “Dari hal ini mereka bisa melakukan empat kali planning cycle dengan report selama setahun secara cepat untuk Indonesia dan Jepang,” ucapnya.
Solusi Anaplan juga dipakai oleh sebuah perusahaan pertambangan nikel terbesar di Indonesia dan kedua terbesar di dunia dengan sekitar 3.000-3.500 pekerja. Perusahaan ini menggunakan tiga modul untuk perencanaan keuangan, perencanaan produksi pertambangan, dan perencanaan tenaga kerja. “Mereka mau maintenance planning per hari seperti apa,” ucap Vicky.
Perusahaan lainnya yang mengadopsi solusi bisnis Anaplan adalah perusahaan rintisan transportasi yang memiliki super application dan 10.000 tenaga kerja. Perusahaan ini menggunakannya untuk perencanaan keuangan, sales operation, work force operation, dan reporting to management. “Perusahaan transportasi online melakukan perencanaan keuangan bisa me-reduce satu bulan dari sebelumnya empat sampai tiga bulan untuk full year dan reforcasting setiap sebulan sekali. Mereka expand business e-commerce dengan proses adopsi modeling hanya kurang dari 1,5 bulan,” tuturnya .
Dengan demikian pada dasarnya, ujar Vicky, solusi bisnis Anaplan bisa dipakai semua industri sektor kritikal dan sektor riil ternasuk perusahaan rintisan. Namun, solusi ini lebih ditujukan bagi perusahaan berskala besar dengan tingkat kerumitan tinggi. “Pada 2022 ED-SEN Consulting menyasar Anaplan bagi start up bidang fintech, transportasi dan travel, supply chain bidang logistik, distribusi, dan manufaktur yang membutuhkan problem solving yang tinggi,” ucap Vicky.
Sementara itu ED-SEN Consulting sebagai penyedia jasa implementasi Anaplan memenuhi target bisnisnya dengan berbagai strategi yaitu memperkuat solusi bisnis secara vertikal dengan branding. Langkah ini supaya memiliki keuanggulan dengan solusi perencanaan lain. Kemudian, penawaran solusi bisnis secara paket sesuai kebutuhan dan prioritas. Selanjutnya, ED-SEN Consulting melakukan kemitraan dengan penyedia solusi bisnis lain dalam satu ekosistem seperti ERP, Pengguna solusi ini akan melanjutkan penggunaan solusi lain untuk melengkapinya. “Dengan partnership ini diharapkan bisnis kita bisa growing,” tuturnya.
Vicky mengemukakan keunggulan implementasi Anaplan dibanding aplikasi lain adalah kecepatan, hal ini lantaran platform yang dibentuk secara mudah, karena drag and drop. Bahasa ini juga mudah dicerna oleh pengguna awam tidak berlatarbelakang teknologi informasi (TI). Anaplan juga menggandeng solusi lain yang saling melengkapi (co exist) dengan fitur integrasi seperti export and import, upload, dan connecting dengan server. Bahkan, ini bisa diintegrasikan dengan Application Programming Interface (API). “Friendly planning dari Anaplan,” pungkasnya. (AC)