Curhat Pasien BA.5 Tersiksa di 3 Hari Pertama Infeksi, Kata Siapa Enteng?

Curhat Pasien BA.5 Tersiksa di 3 Hari Pertama Infeksi, Kata Siapa Enteng?

Curhat Pasien BA.5 Tersiksa di 3 Hari Pertama Infeksi, Kata Siapa Enteng?

Jakarta

Sejumlah negara termasuk Indonesia kini diterpa merebaknya subvarian Omicron BA.5. Sejumlah praktisi kesehatan meyakini, gejala BA.5 mirip dengan gejala subvarian Omicron lainnya berupa sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk, hidung tersumbat, dan demam.

Namun baru-baru, dokter di Amerika Serikat mengungkapkan gejala amat menyakitkan yang dialaminya saat terpapar BA.5. Padahal, ia sudah menerima vaksin COVID-19 dosis lengkap.

Kondisi tersebut dialami oleh dr Mike Hansen, spesialis dan dokter dari Board Certified Internal Medicine, Pulmonary Disease, and Critical Care Medicine. Awalnya, ia menghadiri sebuah konser. Setelahnya, ia mengalami sederet gejala berupa kelelahan, demam, sakit tenggorokan, pilek, dan batuk. Ia mengisahkan, gejalanya terus berkembang hingga menjadi amat menyakitkan.


“Bagian terburuknya adalah tiga hingga empat hari pertama,” bebernya, dikutip dari Times of India, Sabtu (30/7/2022).

“Meskipun sakit tenggorokan saya benar-benar tidak terganggu ketika saya akan minum cairan atau menelan makanan, setiap kali saya memiliki air liur di belakang tenggorokan dan saya akan menelan, itu sangat menyakitkan,” imbue dr Hansen.

Mengacu pada data dari aplikasi studi Zoe COVID, jutaan kontributor telah melaporkan sakit tenggorokan sebagai gejala yang sangat umum dari COVID-19. Khususnya, pada gelombang Omicron kali ini.

“Rata-rata, tujuh dari sepuluh orang dewasa yang sudah disuntik (vaksin COVID-19) dua atau tiga kali akan mengalami sakit tenggorokan dengan varian Omicron,” ungkap peneliti ZOE.

Menurut peneliti, sakit tenggorokan akibat COVID-19 biasanya muncul sepanjang minggu pertama sakit. Kemungkinan besar, sakit tenggorokan terasa parah pada hari pertama infeksi. Namun, kondisi tersebut akan semakin ringan seiring waktu.

“Rata-rata, sakit tenggorokan berlangsung selama lima hari. Jika sakit tenggorokan bertahan lebih dari ini, itu tidak mungkin COVID-19,” ungkap peneliti kesehatan ZOE lebih lanjut.


Idrtimes

Recommended
Jakarta, Tekno – Setelah diluncurkan lepas beberapa waktu, sudah umum…