CEO PINTU Bicara Potensi Web3 dan DeFi Berkembang di Indonesia

Jakarta, Tekno – Founder sekaligus CEO dari platform trading aset crypto PINTU Jeth Soetoyo membagikan pandangannya terkait Web3 dan Decentralized Finance (DeFi) yang kian berkembang pesat. Di mana hal tersebut bisa dilihat dari perkembangan industri kripto yang semakin pesat di Indonesia.

Menurut Jeth, Web3 atau Web 3.0 merupakan evolusi yang signifikan dari Web2 atau Web2.0, khususnya dalam hal desentralisasi. Pada Web3, pengguna memiliki kendali atas data, privasi dan konten apapun yang mereka buat secara online.

“Untuk developer Web3 maupun crypto, ada tiga hal penting yang perlu dipertimbangkan dengan matang untuk membangun sebuah project,” kata Jeth melalui keterangannya yang diterima Tekno, Rabu (28/6/2023).

Dalam diskusi bertajuk “SEA as a Platform and Market for Web3 Builders” di acara BUIDLRS Lounge yang digagas oleh aplikasi PINTU bersama dengan komunitas ETH Indonesia. Jeth memaparkan bagaimana tantangan tim developer tidak mendengarkan feedback user secara langsung dalam menciptakan produk yang relevan dan sesuai kebutuhan.

“Dari kaca mata saya, product market fit menjadi yang terpenting karena tanpa product market fit semua yang telah dibangun akan hilang karena proyek yang dikembangkan tidak mendapatkan respons positif dari pasar,” kata Jeth.

Baca Juga: Punya Sertifikasi ISO 27017, PINTU Jamin Keamanan Data Pelanggan

Potensi Web3 dan DeFi Berkembang di Indonesia

CEO PINTU Bicara Potensi Web3 dan DeFi Berkembang di Indonesia

Jeth menyebutkan supaya para pengembang tidak patah semangat dan terus mendorong keyakinan bersama tim untuk membangun proyek Web3 dengan inovasi terbaik. “Karena market Web3 ini masih terbuka lebar dan akan terus tumbuh dengan cepat.”

Ada pun market value Web3 diprediksi terus melonjak tajam seperti dilaporkan laman Straits Research beberapa waktu lalu, market value Web3 secara global diperkirakan akan mencapai 52,890 juta dolar AS (Rp793,5 miliar) pada tahun 2030 dengan tingkat pertumbuhan per tahunnya (CAGR) sebesar 44,8 persen selama periode perkiraan dari 2022 hingga tahun 2030.

Secara spesifik di Asia Tenggara, menurut laporan dari Report Ocean, pasar Web3 Asia Tenggara di tahun 2030 diperkirakan memiliki market value sebesar 6.475,8 juta dolar AS (Rp97 miliar) pada tahun 2030 dengan CAGR sebesar 50,2 persen. Di mana sebagian besar pertumbuhan pendanaan modal ventura berasal dari perusahaan rintisan crypto, blockchain, dan web3, yang menarik hampir US$1 miliar dalam pendanaan di tahun 2022.

“Kami berambisi untuk mewujudkan integrasi penuh Indonesia dalam lingkungan Web3 dan berharap setiap individu di Indonesia dapat memiliki akses yang luas terhadap dompet crypto, produk keuangan, serta berbagai produk global lainnya yang berbasis teknologi blockchain dan cryptocurrency,” kata Jeth.


Artikel berjudul CEO PINTU Bicara Potensi Web3 dan DeFi Berkembang di Indonesia yang ditulis oleh Aditya Fajar pertama kali tampil di Tekno

gizmologi

Recommended
Stabilkan Video Di Xiaomi Redmi Note 8 Dengan Cara Ini,…