
Mandalika, Berita – Debu-debu berterbangan selepas bus terakhir pembawa rombongan pebalap dan kru MotoGP meninggalkan lapangan parkir utama Sirkuit Internasional Jalan Raya Pertamina Mandalika.
Nendi hanya berusaha menunduk membelakangi laju bus, supaya debu tak mengenai matanya.
Warga asli Desa Kuta, Kecamatan Pujut ini kembali meneruskan sapuannya. Lengan kekarnya tampak lincah berayun berulang, kiri-kanan, terkadang ke depan-belakang dengan sapu lidi terpegang erat di kedua tangannya.
Lulusan Mandrasah Aliyah Negeri 3 Lombok Tengah ini merupakan satu di antara lebih dari 500 warga lokal yang bekerja di salah satu sirkuit termahal di dunia yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp 1 triliun.
Nendi bekerja sebagai petugas kebersihan dengan seragam baju polo merah dan celana panjang hitam. Sore itu ia mengenakan topi hitam bertuliskan “Waste Care” di bagian atasnya, tepat menutupi kening.
Rompi kuning menyala bertulis “Staf”, sarung tangan karet warna hitam, dan kalung identitas diri melengkapi kegagahanya sebagai salah satu ujung tombak suksesnya event balap MotoGP di Mandalika.
Pemuda berusia 20 tahun ini mengaku bersyukur dapat berkontribusi di Sirkuit Mandalika “Kami bersyukur dengan adanya Sirkuit Mandalika karena memberikan pekerjaan,” kata Nendi usai para pebalap menyelesaikan tes resmi hari kedua pramusim MotoGP, Sabtu (12/2/2022).
Tugasnya adalah menyapu seluruh sampah yang berada di sekitar lapangan parkir utama bersama beberapa rekannya. Di tempat ini selain terdapat helipad, bangunan Medical Center, Command Center, ada juga Media Center Indonesia yang disiapkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Media center ini merupakan fasilitas kerja para jurnalis yang meliput event MotoGP, sejak tes resmi pramusim, 11-13 Februari 2022 hingga Pertamina Grand Prix of Indonesia, 18-20 Maret 2022 mendatang.
Nendi merasakan benar pesan Presiden Joko Widodo ketika terakhir kali berkunjung ke Sirkuit Mandalika, 13 Januari 2022. Saat itu Presiden mengingatkan kembali bahwa kehadiran sirkuit harus memberi perbaikan ekonomi bagi masyarakat di sekitarnya.
Nendi tidak sendirian, karena ada Wisnu (20) yang juga menjadi petugas kebersihan. Lain lagi dengan Ahmad Kuwur, warga asli Desa Kuta di mana sirkuit ini berlokasi, mendapat kesempatan bekerja sebagai marshall atau petugas di lintasan sirkuit.
Pria berusia 28 tahun itu awalnya hanya seorang buruh bangunan. “Alhamdulillah, saya senang bekerja di sini, sejak ajang World Superbike 2021, 19-21 November 2021, kami sudah bekerja di sirkuit ini,” kata Ahmad.
Kuwur pun mendapat banyak ilmu baru dari pekerjaannya sebagai marshall. “Seperti bagaimana cara mengangkat bendera (flag race) atau cara angkat motor kalau ada pebalap yang jatuh di lintasan serta yang lainnya,” katanya.
Marshall lainnya, Erisdayanti mengakui bahwa pekerjaan ini selain memberinya penghasilan, juga untuk mewujudkan mimpinya bisa menonton langsung balapan MotoGP dari tepi sirkuit. Ia bangga bisa ikut berpartisipasi menjadi bagian dari MotoGP.
hal 1 dari 2 halaman
Halaman: 12selengkapnya
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: BeritaSatu.com